Chapter 7

...Luarnya rapih, dalamnya rapuh. Kamu hebat dengan versimu sendiri....

...>Zella<...

.......

...☠️☠️☠️...

"ARZEN! AWAS." Teriak Zella, sambil berlari ke arah putranya.

Drap.

Drap.

Drap.

GREP.

Zella menahan belati itu dengan tangannya, namun ujung belati tersebut berhasil menembus telapak tangan Zella. Tanpa memperdulikan lukanya sendiri, Zella langsung menoleh ke arah Arzen dan menanyakan kondisinya.

"Kalian berdua nggak terluka, kan? Lebih baik kalian turun dulu, sepertinya mereka tidak bisa di biarkan begitu saja."

"Tapi tangan, Tante?" ujar Orvie menatap nanar telapak tangan Zella yang berdarah.

Zella mengikuti arah pandang Orvie, dia tersenyum tipis lalu menjawab.

"Nggak papa, nanti bisa di obati. Kalian pulang duluan aja biar Tante yang urus mereka." Sahut Zella tak ingin membuat anak itu khawatir.

Orvie mengangguk patuh berbeda dengan Arzen yang tetap bungkam, Arzen menarik pergelangan tangan Orvie dan mengajaknya turun lebih dulu. Begitu Arzen sudah cukup jauh, Zella langsung menarik belati yang menancap di telapak tangannya dengan kasar.

"Ssstt," Zella mendesis lirih, saat rasa perih mulai menyebar dari telapak tangannya.

Dia merobek bagian kaosnya lalu mengikat sobekan kain itu di telapak tangannya agar darahnya bisa berhenti meski sedikit, Zella menghela nafas kasar dia merasa nasibnya benar-benar sial.

"Baru juga gue hidup lagi, udah dapat luka segini banyaknya." Gerutu Zella.

Selepas dia selesai mengurus telapak tangannya, Zella berjalan menghampiri pria yang tadi melempar belati.

Saat dia sampai di depan pria itu, Zella berjongkok lalu menarik rambut pria itu hingga kepalanya mendongak ke atas.

"Gue nggak percaya lo bisa sebodoh itu, tau gini tadi gue bikin lo nggak bernafas aja sekalian." Ucap Zella tanpa ekspresi.

"Bedebah licik! Siapa kau sebenarnya?" sentak pria tersebut.

"Bukannya tadi lo udah denger yah, gue ibunya Arzen apa lo tuli?"

"Sialan! Kau benar-benar banyak-"

Sreeet.

Tanpa pria itu duga, Zella memasukan belati ke dalam mulut pria itu dan merobek paksa mulut pria tersebut hingga menyentuh ujung telinganya.

"AAARRRGHH." Teriakan pria itu menggema hingga terdengar ke lantai bawah.

Zella semakin kalap, dia tak bisa lagi menahan emosinya. Zella kembali berdiri, dia berjalan ke arah belakang pria tersebut lalu menginjak punggung pria itu.

"Ini akan menjadi malam terakhir buat lo dan teman-teman lo." Tukas Zella.

Dia membungkukkan badannya kembali, lalu meraih dagu dan rambut pria itu. Zella memegang erat kepala pria tersebut hingga dalam hitungan detik kepala pria itu di putar ke belakang hingga lehernya patah

KREEK.

Raut wajah Zella tak berubah sama sekali, tetap datar tanpa ekspresi. Zella melakukan hal yang sama pada kedua pria yang tersisa, setelah memastikan mereka bertiga tewas. Zella berjalan menuju pintu di belakang mereka, begitu pintu terbuka, Zella melihat satu jerigen bertulis gas.

Tanpa pikir panjang dia membawanya keluar, lalu menyiramkan gas itu ke seluruh ruangan dan terakhir dia menyiram ketiga tubuh pria tersebut.

"Gue nggak tau cara ngilangin jejaknya secara bersih, tapi gue harap ini bisa membantu gue biar tetap aman." Gumam Zella.

Zella mengeluarkan korek api dari saku celananya, dia mulai menyalakan korek itu lalu melemparnya ke tubuh ketiga pria tersebut. Seketika kobaran api mulai membakar jasad ketiga orang itu, Zella berjalan keluar dari ruangan tersebut.

Di depan pintu Zella mengeluarkan sebungkus rokok dari saku celananya, kebiasaan buruk yang dulu pernah dia lakukan sebelum menjadi Atlet kini kembali kambuh, semua berawal sejak kemarin malam dimana dia merasa sangat frustasi berada di tubuh baru.

Zella mulai menyesap rokoknya, kepulan asap mengiringi langkah kaki Zella menuruni tangga. Meninggalkan kobaran api yang semakin besar di dalam ruangan tersebut.

...***...

Di halaman gedung Edelweis, Arzen belum pergi sedangkan Orvie sudah pulang lebih dulu. Entah kenapa dia justru menunggu kedatangan Zella, tadinya dia berniat pergi begitu saja namun tiba-tiba dia melihat kepulan asap dari atas gedung di susul kobaran api yang kian membesar.

Awalnya Arzen tak perduli, akan tetapi perasaannya seketika berubah aneh. Dia penasaran dengan keadaan Zella dan ingin memastikan sendiri apakah ibu tirinya masih hidup atau tidak.

Hingga tak berselang lama, dia melihat sosok Zella keluar dari gedung. Pakaiannya berlumuran darah dan sebagian telah robek, bukan hanya itu yang membuat Arzen terkejut tapi sebatang rokok yang terselip di antara bibirnya semakin menambah rasa penasaran yang Arzen miliki.

'Apa yang sebenarnya terjadi di atas? Mengapa kondisinya sangat berantakan, dan sejak kapan wanita itu merokok?' batin Arzen.

Semua pertanyaan itu terpendam di dalam kepalanya, saat mata mereka saling bertatapan Zella memberikan senyum tipis pada Arzen, Zella membuang rokoknya ke tanah lalu menghampiri putranya yang sedang duduk di atas motor.

"Aduh senangnya di tungguin anak ganteng, makasih udah nungguin Mommy, Sayang." Ucap Zella dengan pedenya.

Arzen menaikan satu alisnya, dia lalu menjawab, "Jangan kepedean, saya nggak nungguin anda dan jangan panggil saya sayang! Jijik tau."

"Aish, nggak usah malu-malu. Mommy seneng loh di perhatiin sama kamu," Sahut Zella sambil menaik turunkan kedua alisnya.

Arzen bergidik ngeri, tanpa menjawab dia menyalakan motornya dan berlalu dari hadapan Zella.

Melihat kepergian putranya, senyum miris terpatri di wajah Zella, "Apa gue sanggup mengubah takdir berat ini? Baru segini aja gue rasanya hampir mati."

Zella mengusap wajahnya sendiri dengan kasar, dia tidak boleh mengeluh seperti ini masih banyak hal yang harus dia selesaikan, termasuk meluluhkan hati putranya.

Dia melanjutkan langkahnya menuju mobil, begitu masuk ke dalamnya Zella langsung menyalakan mobil dan pergi menuju kediamannya.

...***...

Beberapa saat kemudian, Zella sudah berada di dalam kamarnya. Dia sedang mengobati luka di telapak tangannya, Zella tidak memanggil dokter atau pun pelayan dia tidak ingin membuat kegaduhan di tengah malam.

Selang beberapa menit, perban sudah melilit telapak tangan Zella. Dia lalu merebahkan tubuhnya di atas ranjang dia menatap hampa ke atas langit-langit kamarnya, malam ini menjadi malam yang cukup berat baginya.

Seluruh tubuh Zella terasa sakit, dan beberapa lebam keunguan muncul di sebagian tubuhnya termasuk wajah.

Netra Zella mulai terasa berat, dalam sekejap rasa lelah yang melanda tubuhnya membuat dia langsung terlelap tanpa membereskan peralatan obat yang tadi dia gunakan.

Suara desiran angin menemani keheningan malam itu, tanpa Zella sadari seseorang bergerak masuk ke dalam kamarnya dari arah balkon.

Terlihat orang tersebut menggenggam sesuatu di tangannya, orang tersebut semakin mendekat ke arah Zella.

"Ternyata kamu masih memiliki kebiasaan yang sama, Zel! Bahkan sekarang kamu lebih menarik." Gumam orang tersebut.

Tatapannya turun ke arah telapak tangan Zella, perlahan dia meraih tangan itu dan mengamati perban yang melilitnya.

"Siapa yang berani melukai tanganmu, Zella? Apakah bedebah itu lagi?" lanjut orang tersebut.

Zella mulai merasa terusik kala tangannya di kecup lembut oleh pria itu, dia perlahan membuka kedua kelopak matanya. Begitu kesadarannya pulih, sontak kedua pupil matanya melebar. Di depannya terlihat seorang pria sedang tersenyum hangat padanya, tatapan penuh kasih sayang serta nampak jelas di wajah pria tersebut.

"Selamat malam, Sayang. Apakah aku membangunkan mu hm?" tanya pria tersebut lembut.

"L-lo..."

Terpopuler

Comments

KaylaKesya

KaylaKesya

kuat zella😇💪

2024-07-06

3

Îen

Îen

sapa lagi dahhh????byk bener kebiasaan jelek zella

2024-05-17

2

Fitria Uncoe

Fitria Uncoe

Siapa t, apa jgn2 slh stu yg jd sumber masalah Zella n suami ny...

2024-04-29

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82: Main Story 1
83 Chapter 83: Main Story 2
84 Chapter 84: Tamat.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82: Main Story 1
83
Chapter 83: Main Story 2
84
Chapter 84: Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!