...Ada kenyamanan yang sulit di persatukan....
...>Ziven <...
...✨✨✨...
Kennan mengeratkan gigi-giginya, dia menggenggam kertas itu hingga lecek. Dalam hati Zella menertawakan reaksi Kennan, andai saja dia tidak di beri ingatan milik Zella Allyshon yang asli, mungkin sekarang dia masih seperti orang linglung di dalam lingkungan pelik tersebut.
"Pffftt, kemana sikap lo yang arogan tadi hm? Pasti lo merasa harga diri lo yang cuma secuil itu terinjak-injak, kan?" ledek Zella.
"Brengsek! jadi selama ini kau menguntit ku!" tuduh Kennan, geraman rendah terdengar dari mulutnya.
Zella mengangkat kedua bahunya acuh, "Lo pikir aja sendiri, lo tahu gue dengan baik apa menurut lo sikap gue yang bucin sama Zion masih sempat buat buntuti lo?"
Kennan terdiam, jawaban Zella ada benarnya bagi Zella semua tentang Elzion lebih penting. Kemungkinan untuk membuntuti dirinya sangat mustahil, namun dari kertas yang di berikan perempuan itu membuat Kennan tak bisa mengalihkan tuduhan bahwa Zella sudah menjadi penguntit, terlebih rahasia itu hanya dia yang tahu dan dia sudah yakin menyimpannya dengan baik selama ini.
"Saya tidak mempercayai perkataanmu, bisa saja kau sengaja mencari tahu tentang saya untuk mengancam saya seperti sekarang!" tegas Kennan.
"Heh kepala batu, dengar yah gue nggak minta kepercayaan dari lo! Gue cuma minta kerjasama lo agar gue bisa cerai sama Zion."
"Lagi pula gue nggak butuh rasa percaya atau semacamnya, hidup gue udah rumit dari pada gue nyari-nyari kepercayaan dari lo, mending gue nyari cara biar gue bisa deket sama Arzen." Imbuh Zella.
Kennan meneliti raut wajah Zella, di sana tidak ada sedikit pun raut kebohongan dalam setiap ucapannya barusan. Zella merasa kesabarannya sudah habis, dia berdiri dari kursi tetapi sebelum pergi dia kembali menanyakan jawaban Kennan.
"Jadi keputusan lo gimana? Gue nggak bakal maksa, kalo lo nggak mau nggak apa-apa tapi jangan salahkan gue kalo sampai aib lo terbongkar!"
Terlihat Kennan menghela nafas berat, dia lalu menjawab, "Bisakah saya memikirkannya du-"
"Nggak bisa! Gue udah sabar nungguin jawaban lo dari tadi, Ken! tinggal jawab Ya atau Tidak susah amat sih? udah kaya ibu-ibu di tagih utang, banyak alasan melulu." Tolak Zella mentah-mentah.
Kennan berdecak jengkel, sekarang dia tak punya pilihan lain selain mengangguk setuju. Melihat Kennan setuju meski terpaksa, Zella tak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Jalan untuk meninggalkan belenggu rumah tangga tersebut sudah mulai terbuka.
Dia sudah tidak sabar untuk mengacaukan kehidupan orang-orang yang telah berani menyakiti dan mengubah sikap Zella Allyshon menjadi antagonis.
"Nah gitu dong, dari tadi kek." Gerutu Zella.
"Lalu apa yang harus saya lakukan, Nyonya Zella yang terhormat!" ujar Kennan penuh penekanan dalam setiap katanya.
"Awasi Zion, kirimkan semua kegiatan Zion yang bisa membuat gue cerai," ujar Zella.
Kedua alis Kennan naik, kerutan di kening Kennan menggambarkan bahwa dia belum paham maksud Zella.
"Kegiatan apa yang kau maksud?" heran Kennan.
"Mana gue tahu, lo kira gue peramal! Kalo gue tau ngapain juga gue minta bantuan orang kolot kaya lo,"
Jawaban Zella membuat Kennan kesal sendiri, dia ingin mengumpat namun dia malas berdebat lebih panjang dengan Zella, Kennan merasa kepalanya hampir meledak setiap kali mendengar ucapan wanita di depannya.
"Ya, saya akan berusaha dengan baik memenuhi perintah itu, tapi kau juga harus menjaga rahasia tersebut jangan sampai orang lain tau, kalo sampai bocor saya tidak akan membiarkan kau hidup, Nyonya!" ancam Kennan.
Zella mengangguk singkat, setelah pembicaraan mereka selesai. Zella bergegas menghampiri Arzen di ruang keluarga, dapat Zella lihat putranya sedang sibuk bermain game.
"Arzen," panggil Zella, seraya ikut duduk di samping putranya.
"Kenapa?" sahut Arzen melirik Zella sekilas.
"Mau jalan-jalan nggak? mumpung libur yuk,"
Namun ajakan Zella di tolak seketika, tak ingin menyerah Zella kembali membujuk putranya.
"Ayolah, kita nggak pernah jalan-jalan bareng loh. Emang kamu nggak bosen di rumah mulu?"
"Nggak, kalo anda mau pergi sana pergi aja sendiri." Usir Arzen tanpa menoleh sedikit pun.
Zella menyenderkan kepalanya pada sandaran sofa, dia sedang memikirkan cara agar bisa mengajak Arzen keluar rumah. Hingga sesaat kemudian dia memiliki ide untuk membujuk Arzen, Zella kembali menegakan tubuhnya dia lalu mengambil ponsel dan mencari nomor Orvie.
Zella mengirimkan pesan pada Orvie, tak berselang lama balasan dari Orvie masuk. Seketika Zella tersenyum cerah, dia menunjukan chat tersebut pada Arzen.
"Mommy mau pergi sama Orvie, kamu mau ikut nggak?" ujarnya.
Arzen terkesiap melihat chat dari teman dan ibu tirinya, dia lalu bertanya, "Kenapa jadi Orvie?"
"Kan, kamu nggak mau, Zen, sedangkan Mommy bosan di rumah mumpung libur pasti seru kalo kita main ke time zone."
Arzen mendengus sebal, "Jangan racuni Orvie sama kata-kata biadab anda."
"Tenang aja, sekarang Mommy udah tobat kok. Kalau kamu mau ikut, sana siap-siap bentar lagi Orvie datang. Tapi kalo kamu nggak mau, Mommy juga nggak bakal maksa oke," ujar Zella.
Zella meninggalkan Arzen dan berlari menaiki tangga menuju kamar, saat sampai di lantai atas dia berpapasan dengan Zion yang sudah menenteng koper besar.
"Aku pergi, Zel." Pamit Zion.
Zella mengangguk, tanpa bertanya lebih lanjut Zella memilih masuk ke dalam kamarnya. Kamar mereka berdua memang terpisah, semua atas kemauan Zion yang risih dengan sikap Zella selama ini.
Zion termenung sebentar di depan pintu kamar istrinya, dia menarik nafas pelan lalu mulai menuruni anak tangga menghampiri Kennan yang sudah siaga membawakan kopernya.
...***...
Di sisi lain, Ziven sedang berbaring di atas ranjangnya sambil bermain ponsel. Beberapa hari belakangan, dia jarang berkomunikasi dengan Zella terlebih saat ini Ziven tau kalau Zella sedang sangat aktif dalam memperjuangkan maaf dari putranya.
"Zella lagi ngapain yah? Apa gue telfon aja," gumam Ziven.
Hidup Ziven lebih berwarna sejak kedatangan Zella dalam hidupnya, selang beberapa menit Ziven akhirnya menghubungi Zella. Tapi dia tidak menelpon, Ziven hanya mengirim chat yang ternyata langsung di baca oleh penerimanya.
Zella.
Gue lagi di time zone sama anak-anak, kalo lo mau nyusul gue sherlock sekarang.
Kening Ziven berkerut, dia bertanya-tanya sendiri anak siapa lagi yang Zella bawa. Karena setahu Ziven, Zella hanya memiliki satu anak.
Tanpa menunggu lama Ziven langsung mengirim balasan, setelah mendapat Sherlock dari Zella dia berlari menuju kamar mandi dan melakukan ritual mandinya.
Sedangkan di time zone, Orvie, Arzen dan juga Zella sedang asik mencoba semua permainan di sana. Mereka terlihat seperti sahabat dari pada ibu dan anak.
"Vie, cepetan dikit woi! Itu mau mati," teriak Zella.
Mereka sedang bermain game tembak-tembakan, Orvie dan Zella berada di dalam regu yang sama sedangkan Arzen hanya berdiri sambil menatap malas ke arah dua orang di depannya.
"Sabar, Tan. Ini lagi usaha," dengus Orvie kesal.
Mereka berdua sangat heboh, bahkan tak jarang para pengunjung menatap mereka dengan tatapan aneh.
Tak berselang lama kemenangan menjadi milik Orvie dan Zella, mereka berdua bersorak kegirangan hingga berpelukan satu sama lain. Arzen yang melihat hal tersebut seketika melotot tak percaya.
"Yey, kita menang, Vie. Kamu hebat banget," heboh Zella.
"Tante juga keren, jarang-jarang ada yang main beginian di sini, Tan, apa lagi kalo yang udah jadi ibu rumah tangga."
"Jelas dong, Tante itu multifungsi jadi semua bisa," sahut Zella cengengesan.
"Bukan multifungsi, Tan, tapi multitalenta." Jelas Orvie membenarkan perkataan Zella.
Zella mengangguk heboh, "Wah bener juga, Tante sampai lupa, makasih ganteng."
Mendengar hal itu Arzen melirik sinis ke arah Zella dan juga Orvie, dia lalu berkata, "Segitu doang gue juga bisa kali."
Zella menoleh ke arah putranya, dia menatap berbinar saat Arzen berjalan menuju tempat game di belakang mereka.
"Wah kita tanding lagi yok," ajak Zella.
Seketika ketiga orang itu bermain game dengan gembira, tanpa mereka sadari Ziven baru saja tiba di sana. Senyum di wajah pemuda itu kunjung luntur, ketika melihat tawa lepas dari sosok perempuan yang sudah berhasil mengusik kehidupannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
meMyra
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-06-08
0
Passolle
lanjut thor
2024-05-12
0
Yuli Ani
mantap thoooor jdi smakin penasaran misteri ilahi ini 😀😀😅semangat thooor
2024-05-11
0