Chapter 4

...Jadilah rumah untuk dirimu sendiri, karena tidak semua pintu mau menerima kehadiranmu....

...>Zella<...

.......

.......

...✨✨✨...

Dua hari telah berlalu, Zella mulai memahami struktur tempatnya tinggal saat ini. Jam sudah menunjukan pukul sepuluh malam, Zella berniat turun ke dapur untuk mengambil air putih.

Negara yang menjadi tempat tinggalnya saat ini adalah Amerika serikat, novel yang dia masuki memang berlatar belakang di negara Amerika.

Zella mulai menuruni tangga, dia melihat mansionnya sudah sepi. Tidak ada pelayan yang berlalu lalang seperti tadi siang.

"Hooaamm," Zella menguap lebar di sela-sela langkahnya menuruni tangga.

Tak berselang lama, dia akhirnya tiba di dapur. Zella langsung menuju dispenser dan mulai mengisi botol air minumnya, tanpa sengaja dia mendengar suara pintu kamar putranya terbuka.

Zella melihat Arzen keluar dari kamarnya dengan penampilan rapi, merasa penasaran akhirnya Zella memberanikan diri bertanya.

"Kamu mau kemana jam segini, Zen?" tanya Zella dari arah dapur.

Mendengar namanya di sebut, Arzen terkejut dia menoleh ke arah dispenser dan dia melihat ibu tirinya sedang mengisi botol.

"Bukan urusan anda!" sentak Arzen dingin.

"Aku ibumu, wajar dong aku bertanya kemana anakku ingin pergi." Sahut Zella enteng.

"Anak?" terdengar nada sinis dari cara bicara Arzen, "Sejak kapan anda menganggapku anak, Nyonya?"

Zella tak terkejut melihat respon sinis dari putranya, sebab selama dua hari ini dia sudah mencoba berbicara padanya namun selalu di acuhkan.

"Sejak aku menyandang gelar sebagai ibumu! Apa itu cukup sebagai jawaban hm?"

"Anda gila hah? Atau otak anda eror, sampai mati sekali pun saya nggak mau menganggap anda sebagai ibu saya!" sahut Arzen geram.

Zella tersenyum tipis, dia menutup botolnya terlebih dulu sebelum menjawab ucapan Arzen.

"Kamu benar, Zen, karena ibumu cuma satu yaitu orang yang melahirkan kamu ke dunia ini!" Zella menatap lurus kepada netra putranya.

"Aku minta maaf atas semua kelakuanku selama ini, aku memang pantas di benci dan aku tak memaksamu untuk memaafkan aku, Zen. Aku hanya ingin mengatakannya saja," ujar Zella tulus.

Dia tak mengharapkan Arzen mau memaafkannya, dia hanya ingin mengutarakan hal yang seharusnya di ucapkan pemilik tubuh sejak lama.

Arzen terdiam, dia terkejut namun dia berusaha menutupi rasa keterkejutannya. Selama mereka tinggal bersama, dia sangat tau sifat seperti apa yang di miliki ibu sambungnya itu, dia bahkan tak pernah membayangkan akan mendengar kata maaf dari ibu sambungnya.

Suasana sesaat seperti terhenti, Zella mulai melangkah ke arah Arzen. Dia meneliti penampilan putranya yang seperti akan berkumpul dengan teman-temannya.

"Arzen, jangan pulang terlalu larut! Jaga diri baik-baik, aku naik dulu." Pesan Zella lalu berbalik menuju tangga meninggalkan Arzen yang masih bungkam.

Saat menaiki tangga, diam-diam Zella menarik salah satu sudut bibirnya ke atas hingga membentuk seringai.

Dia tidak berniat membiarkan sang anak pergi sendirian, terlebih umurnya masih masih terlalu muda. Zella takut jika pergaulan Arzen menjadi bebas, dan bisa merugikan dirinya sendiri.

Di sisi Arzen, dia masih menatap punggung Zella hingga menghilang ke dalam kamar.

"Ada apa dengan perempuan sinting itu? Sikapnya berbeda jauh dari biasanya," gumam Arzen keheranan.

Merasa tak berguna jika terus memikirkan perubahan kecil tersebut, Arzen lantas bergegas keluar rumah lalu menuju garasi tempat motornya berada.

Tak berselang lama dia mulai menjalankan motornya meninggalkan kediaman Naraga, bersamaan dengan itu, Zella keluar dari kamar setelah mengganti pakaiannya. Dia berlari menuruni tangga lalu menuju ke arah garasi.

"Gue harus pastiin Arzen nggak keluar batas!" tekadnya menggebu-gebu.

Sesampainya dia di garasi, raut sumringah terpancar jelas di wajah Zella. Dia melihat puluhan mobil berjejer di garasi yang besar itu, begitu juga dengan motornya.

"Astaga, banyak banget variannya udah mirip jajanan di indoapril aja." Gumam Zella seraya menggelengkan kepalanya.

Dia mengambil kunci mobil bermerek BMW, Zella masuk ke dalam mobil berwarna putih tersebut dan mulai menyalakannya. Meski dulu dia tidak memiliki kendaraan sendiri namun dia beberapa kali pernah membawa mobil temannya di kehidupannya yang dulu, kurang lebih dia sudah paham masalah kendaraan begitu juga dengan motor.

...***...

Berbeda dengan keadaan Zella, di sebuah belahan negara lain. Terlihat seorang pria sedang mengeksekusi tiga tawanan yang baru saja dia dapat, sebatang rokok terselip di sela-sela jari jemarinya.

Beberapa bodyguard berdiri di belakang pria tersebut, ruangan remang-remang yang menjadi tempat eksekusi terlihat sangat berantakan. Cipratan darah muncul dimana-mana, semerbak bau amis menusuk hidung mereka yang berdiri di sana.

Namun berbeda bagi pria yang tak lain adalah Elzion Naraga, dia terlihat sangat menikmati aroma tersebut. Pekerjaannya hampir selesai, Elzion berdiri lalu menatap dingin pada tiga pria yang kini terikat di rantai.

"Kalian bereskan mereka, dan bersihkan tempat ini!" titah Elzion tak terbantahkan.

"Baik, Tuan."

Para bodyguard menundukkan kepala mereka saat Elzion melewatinya, sebatang rokok yang tinggal setengah terhempas ke lantai setelah Elzion membuangnya.

Saat dia keluar dari ruangan itu dia langsung di sambut ocehan jengkel dari sahabatnya, sekaligus orang yang merangkap menjadi asistennya, dia sudah bekerja pada Elzion selama lima tahun.

"Zion, mau sampai kapan kamu berada di sini? Apa kamu tidak penasaran dengan istri dan anakmu?" tutur Kennan Wiratama.

"Tidak, lagi pula pekerjaanku belum selesai, untuk apa aku pulang sekarang?" sahut Elzion acuh.

Mereka berdua kini berada di negara Meksiko, Elzion sedang mengurus beberapa komplotan yang tergabung pada sindikat bisnis ilegal, perdagangan narkoba dan penjualan manusia. Semua itu dia lakukan karena mereka mengganggu bisnisnya selama ini, bahkan hampir menghancurkan perusahaannya.

Kini mereka berdua sedang menuju ruang kerja Elzion, sembari berjalan Kennan tak henti-hentinya menyuruh Elzion untuk segera pulang ke negaranya.

"Kalau kamu terus di sini, bisa-bisa Arzen kehilangan kewarasannya! Apa itu yang kamu inginkan?"

"Lantas aku harus bagaimana? Memangnya wanita itu akan menurut jika aku melarangnya menyentuh Arzen?"

Kennan terdiam, memang benar selama ini sudah berkali-kali Elzion melarang dan menegur Zella, tapi wanita itu sama sekali tidak memperdulikan larangan itu.

"Tapi setidaknya jika kamu ada di rumah, Arzen bisa lebih aman sedikit, Zion! kasihan dia menjadi korban pelampiasan amarah setiap hari dari wanita gila itu!" ujar Kennan.

Elzion menghentikan langkahnya tepat di depan pintu ruang kerjanya, dia menoleh ke belakang, dapat dia lihat wajah Kennan terlihat sangat putus asa dan lelah.

"Ken, kamu tau sendiri hubunganku dengan wanita itu tidak baik! Bahkan sangat buruk, aku tidak bisa menghentikan sifat bengis yang di milikinya!" sahut Elzion.

Namun Kennan menggeleng brutal, dia tidak setuju dengan jawaban Elzion yang seolah menyerah untuk menyelamatkan Arzen.

"Kamu bukan tidak bisa, Zion! Tapi kamu tidak mau terlibat perseteruan mereka, seandainya kamu lebih memperhatikan Arzen pasti wanita itu tidak mungkin mengganggunya setiap hari." Kekeh Kennan, dia sangat membenci sosok Zella terlebih sifatnya yang kejam.

Melihat sikap keras kepala sahabatnya, Elzion hanya bisa menghela nafas lelah. Jika dia terus memberi alasan pada Kennan, maka bisa dia jamin pembicaraan itu akan terus berlanjut.

Elzion memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana, tatapannya tampak lebih serius dari pada tadi.

"Ken, mungkin kamu belum tau hubungan apa yang terjalin di antara aku, Arzen dan juga wanita itu."

"Tentu saja aku tau, kalian suami istri dan juga orang tua bagi Arzen!" Potong Kennan.

Namun Elzion menggeleng pelan, "Dari luar memang terlihat seperti itu, tapi sebenarnya Arzen itu-"

...****...

Zella Allyshon.

Elzion Naraga.

Arzen Naraga.

Terpopuler

Comments

kalea rizuky

kalea rizuky

visual arsen mana

2025-03-19

0

Zakina Inar

Zakina Inar

cakep amat yg jadi Arsen.

2024-09-27

2

Oi Min

Oi Min

latar nya Amerika, tp namanya klo aq lbh cocok ke Eropa.

2024-09-14

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82: Main Story 1
83 Chapter 83: Main Story 2
84 Chapter 84: Tamat.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82: Main Story 1
83
Chapter 83: Main Story 2
84
Chapter 84: Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!