Bab 18 'Revan'

Semuanya kini telah baik-baik saja. Anak-anaknya juga telah tenang setelah melihat keberadaan Luna. Mereka tersenyum bahagia karena adanya gadis itu.

Revan hanya diam mengamati segalanya. Baginya, anak-anaknya bahagia itu sudah cukup. Walaupun menentang apa yang ia inginkan.

Revan menatap interaksi antara Luna dan juga anak-anaknya. Ini adalah pertama kalinya Revan melihat Rara dan Keano akrab dengan orang asing. Tak ada satu orangpun yang bisa menarik perhatian anak-anaknya selama ini.

Dulu, ia pernah beberapa kali membawa wanita pulang ke rumah dengan pekerjaan sebagai baby sitter. Tetapi, anak-anaknya malah membuat baby sitter itu mengundurkan diri dengan segera. Setelah ditanya apa alasan mereka, mereka mengatakan bahwa mereka tak menginginkan baby sitter. Makanya, ia tak pernah lagi membawa siapapun untuk menjaga anak-anaknya. Tapi, apa yang ia lihat sekarang malah berkata sebaliknya. Anak-anaknya terlihat sangat dekat dengan gadis itu.

Ia keluar dan meninggalkan mereka bertiga didalam ruangan. Ia berpapasan dengan mamanya di pintu.

"Kamu mau kemana?" tanyanya.

"Keluar sebentar, Ma."

"Jangan lama-lama. Takutnya Rara dan Keano akan mencari kamu."

"Iya."

Ia pergi dengan mobilnya. Awalnya ia tak tahu ingin kemana. Tetapi, kini ia malah menuju ke pemakaman. Ia tak menyangka akan menuju ke sini.

Revan keluar dan pergi ke makam istrinya. Wanita pujaan hati yang sangat ia cintai. Rasanya tak ada seorangpun yang mampu menggantikan dirinya.

"Hai, sayang."

Revan mengusap batu nisan itu. "Kamu apa kabar? Aku baik. Anak-anak saat ini sedang sakit. Maafkan aku yang tidak mampu untuk menjaga mereka berdua. Aku sangat merindukanmu, Laura. Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kerinduan ku ini?"

"Laura. Ada seorang gadis yang mampu menarik perhatian anak-anak kita. Aku sedikit tidak suka pada gadis itu. Aku merasa, seakan-akan gadis itu mempunyai tujuan lain untuk mendekati anak-anak kita. Apa yang harus aku lakukan, Laura?"

Revan masih mencurigai keberadaan Luna. Ia merasa bahwa gadis itu tiba-tiba saja berada disisi mereka dan masuk kedalam lingkup keluarga mereka. Seolah-olah gadis itu tengah mendobrak masuk ke dalam.

Revan menatap kembali batu nisan sang istri. Ia mengecupnya, lalu pergi dari sana. Bercerita sedikit saja sudah cukup baginya. Ia kembali memasuki mobilnya.

Sampai di rumah sakit, ia langsung menuju ke ruangan anak-anaknya. Membuka pintu, dan ternyata gadis itu masih setia berada disana. Ia melihat Luna yang sedang menyelimuti si kembar yang tertidur.

Revan berdehem pelan. Luna melirik kearah Revan sejenak. Lalu ia kembali fokus pada Rara dan Keano.

"Ada apa?" tanyanya setelah memastikan selimut itu menutupi tubuh Rara dan Keano.

"Tidak ada." Luna mengernyitkan alisnya heran. Apa-apaan lelaki ini?

Revan melangkah menuju sofa. Ia membuka jasnya dan melepas dasinya. Melipat lengan baju hingga siku. Kemudian berbaring diatas sofa.

Revan merasa aneh, kenapa hanya ada mereka berdua saja disini? Bukannya mamanya juga ada disini tadi? Dimana dia?

"Mama saya ada di mana?" tanya Revan.

"Pulang. Esok dia akan kembali lagi," jawab Luna seadanya.

"Anda juga boleh pulang. Biar saya yang menjaga si kembar," sambung Luna.

"Jangan mengatakan hal yang tidak masuk akal. Mereka anak-anak saya, bukan anak-anak anda," jawab Revan.

Luna mengangguk mengerti. Ia juga berniat baik untuk membiarkan lelaki itu pulang. Tapi, ada benarnya juga apa yang dikatakan lelaki itu. Si kembar kan bukan anak-anaknya.

Luna menelungkupkan kepalanya diatas ranjang Rara. Matanya perlahan mulai terpejam.

"Jangan tidur seperti itu," sahut Revan.

Luna membuka matanya. "Lalu, harus bagaimana saya tidur?" tanyanya malas.

"Tidurlah disini." Revan bangkit dari sofa dan meminta Luna untuk tidur disini.

"Anda bagaimana?" tanya Luna.

"Saya bisa tidur dimana saja."

Luna tak ingin ambil pusing. Ia langsung beranjak menuju sofa lalu berbaring. Revan keluar dari ruangan dan pergi ke mobilnya. Tidur di mobil juga tidak masalah baginya.

Kalau gadis itu pun berbuat macam-macam, tinggal hubungi polisi saja.

Keesokan harinya

Luna tengah menyuapi si kembar sarapan. Pada hari ini, si kembar telah diizinkan untuk kembali ke rumah oleh dokter. Imun tubuh keduanya juga sudah membaik.

Revan pergi ke meja resepsionis dan mengurus segalanya. Mamanya juga sudah datang. Ia kini sedang mengemas baju-baju si kembar, dan beberapa barang lainnya.

"Rara, Keano, karena hari ini kalian sudah pulang, maka ibu pengasuh juga akan kembali ke rumah, ya?" ujar Luna.

"Kenapa?" tanya Rara.

"Kenapa apanya?" tanya Riana pada Rara.

"Tentu saja ibu pengasuh harus pulang. Dia kan juga punya rumah. Kalian juga kembali ke rumah, kan?" sambung Riana kembali.

"Tidak!" bentak Rara.

"Ibu pengasuh harus tetap bersama kami. Ibu pengasuh ayo pulang bersama kami, ke rumah kami." Rara menggoyang-goyangkan lengan Luna membujuknya.

"Tapi~"

"Rara! Jangan banyak bertingkah. Ibu pengasuh itu juga sudah bilang kalau dia tidak bisa. Jangan memaksa!" Revan secara tak sadar membentak Rara.

Rara terdiam, begitu juga dengan orang yang ada didalam. Rara tertunduk lesu mendengar bentakan ayahnya. Baginya, jika nada suara ayahnya mulai tinggi, maka itu benar-benar sangat marah. Rara diam dan tak berbicara lagi.

Revan tersadar akan perkataannya. Ia keluar dari ruangan itu dan mengusap wajahnya kasar. Bisa-bisanya ia membentak putrinya hanya karena masalah sepele seperti itu. Sial!

...To be continue ...

Episodes
1 Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2 Bab 2 'Luna'
3 Bab 3 'Ibu'
4 Bab 4 'Rumah Ibu'
5 Bab 5 'Kembar Bercerita'
6 Bab 6 'Mulai Dekat'
7 Bab 7 'Mengantar Pulang'
8 Bab 8 'Rara dan Keano'
9 Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10 Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11 Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12 Bab 12 'Canggung'
13 Bab 13 'Kenapa?'
14 Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15 Bab 15 'Tawaran Kerja'
16 Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17 Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18 Bab 18 'Revan'
19 Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20 Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21 Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22 Bab 22 'Keinginan Revan'
23 Bab 23 'Bertemu Berdua'
24 Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25 Bab 25 'Merana'
26 Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27 Bab 27 'Bertemu'
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32 Info
33 Bab 32 'Reservasi baju'
34 pengumuman
35 Bab 33 'Salah Paham'
36 Bab 34 'Tertolak'
37 Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38 Bab 36 'Merana pt.2'
39 Bab 37 'Deeptalk'
40 Bab 38 'Married 1'
41 Bab 39 'Married 2'
42 Bab 40 'Perjanjian'
43 Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44 Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45 Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46 Bab 44 'Izin Bekerja'
47 pengumuman
48 Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49 Bab 46 'Si kembar penasaran'
50 Bab 47 'Revan Marah'
51 Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52 Bab 49 'Zoo Time'
53 Bab 50
54 Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55 Bab 52 'Suami Yang Baik'
56 Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57 Bab 54 'Aku dan Kamu'
58 Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59 Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60 Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61 Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62 Bab 59 'Tentang Ibu'
63 Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64 Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65 Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66 Bab 63 'Pergilah'
67 Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68 Bab 65 'Hari Pertama'
69 Bab 66 'Debaran Di Hati'
70 Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71 Bab 68 'Malam Yang Indah'
72 Bab 69 'Melepas Rindu'
73 Bab 70 'Hari Pertama'
74 Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75 Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76 Bab 73 'Hamil!'
77 Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78 Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79 Epilog
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2
Bab 2 'Luna'
3
Bab 3 'Ibu'
4
Bab 4 'Rumah Ibu'
5
Bab 5 'Kembar Bercerita'
6
Bab 6 'Mulai Dekat'
7
Bab 7 'Mengantar Pulang'
8
Bab 8 'Rara dan Keano'
9
Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10
Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11
Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12
Bab 12 'Canggung'
13
Bab 13 'Kenapa?'
14
Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15
Bab 15 'Tawaran Kerja'
16
Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17
Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18
Bab 18 'Revan'
19
Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20
Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21
Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22
Bab 22 'Keinginan Revan'
23
Bab 23 'Bertemu Berdua'
24
Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25
Bab 25 'Merana'
26
Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27
Bab 27 'Bertemu'
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32
Info
33
Bab 32 'Reservasi baju'
34
pengumuman
35
Bab 33 'Salah Paham'
36
Bab 34 'Tertolak'
37
Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38
Bab 36 'Merana pt.2'
39
Bab 37 'Deeptalk'
40
Bab 38 'Married 1'
41
Bab 39 'Married 2'
42
Bab 40 'Perjanjian'
43
Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44
Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45
Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46
Bab 44 'Izin Bekerja'
47
pengumuman
48
Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49
Bab 46 'Si kembar penasaran'
50
Bab 47 'Revan Marah'
51
Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52
Bab 49 'Zoo Time'
53
Bab 50
54
Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55
Bab 52 'Suami Yang Baik'
56
Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57
Bab 54 'Aku dan Kamu'
58
Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59
Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60
Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61
Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62
Bab 59 'Tentang Ibu'
63
Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64
Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65
Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66
Bab 63 'Pergilah'
67
Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68
Bab 65 'Hari Pertama'
69
Bab 66 'Debaran Di Hati'
70
Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71
Bab 68 'Malam Yang Indah'
72
Bab 69 'Melepas Rindu'
73
Bab 70 'Hari Pertama'
74
Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75
Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76
Bab 73 'Hamil!'
77
Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78
Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!