Bab 5 'Kembar Bercerita'

"Selamat pagi semuanya," sapa ibu kepala pengasuh pada rekan kerja. Sapaan itu juga dibalas dengan hangat oleh para karyawan.

Ini adalah Senin pagi, hari paling sibuk dari hari lainnya. Jam 7.30, anak-anak sudah berada di tempat ini. Jam itu pula semua ibu pengasuh sangat sibuk.

Luna bersiap-siap untuk menyambut anak-anak yang akan datang. Satu-persatu dari mereka mulai diantarkan oleh orang tua mereka. Luna menyambut mereka dan mengajak mereka masuk, begitu pula dengan rekannya yang lain.

Sebuah mobil hitam berhenti, kedua bocah kembar keluar dengan lelaki dewasa yang dapat diyakini adalah ayah mereka. Luna berdiam di tempat dan menyambut si kembar.

"Ibu pengasuh," teriak salah satu diantaranya.

"Rara." Luna merentangkan tangannya untuk meraih gadis itu yang sedang berlari kearahnya.

"Saya titip anak-anak saya." Revan menyerahkan Keano pada Luna dan menunduk sedikit.

Tidak ada senyuman ketika ia berbicara. Misterius sekali ayah si kembar. Luna, sadarlah. Dia adalah lelaki yang sudah menikah, dan memiliki anak-anak yang lucu. Jantungmu jangan berdebar pada sembarangan orang. Itulah yang Luna katakan pada dirinya sendiri.

"Iya, pak," jawab Luna membalas menunduk juga.

Luna membawa Rara dan Keano kedalam. Kedua bocah kembar itu melambaikan tangan kecil mereka pada sang ayah. Revan memperhatikan anak-anaknya masuk, kemudian berangkat menuju kantornya.

Kegiatan pagi ini adalah belajar matematika sambil bermain. Anak-anak diajak keluar untuk mengenal alam. Berhitung sambil memainkan sebuah permainan. Semuanya tampak senang dengan permainan ini.

Waktu terus berlalu dan sekarang jam makan siang. Semuanya makan bekal kemudian tidur siang. Kegiatan normal untuk anak-anak. Semuanya memang sedang tertidur, namun si kembar merenung di luar sambil bermain ayunan.

Luna tak sengaja melihat mereka. Ia beranjak keluar dengan tujuan untuk menghampiri. Ayunan itu ada 4, dua sudah diisi oleh si kembar, lalu Luna duduk di samping Keano. Ia masih diam melihat si kembar yang masih termenung.

"Rara, Keano," panggil Luna. Keduanya memalingkan wajah kaget karena adanya ibu pengasuh di samping Keano. Terlebih lagi Keano, lelaki kecil itu tersentak kaget. Luna tertawa kecil menanggapi adegan barusan.

"Ibu pengasuh? Sejak kapan ibu pengasuh ada disana?" tanya Rara.

Luna memainkan ayunannya. "Hmm, sejak Rara dan Keano termenung," jawabnya.

"Apa Rara dan Keano tak ingin tidur siang?" Luna menghentikan ayunannya lalu melangkah mendekati keduanya, berjongkok di tengah-tengah antara Rara dan Keano.

Rara dan Keano menggeleng kecil menanggapi jawaban Luna. "Kami tidak ingin tidur, ibu pengasuh," jawab Rara.

Luna memperhatikan raut sedih di wajah keduanya. "Rara, Keano, ada apa?"

Keduanya diam tak menjawab pertanyaan Luna. Luna mengerti, mungkin mereka tak ingin menceritakannya. Namun, Luna sebagai ibu pengasuh juga harus menggali masalah apa yang melanda pada anak-anak dibawah naungan mereka.

"Rara, Keano, ikut ibu pengasuh, yuk." Luna menggandeng kedua tangan kecil itu dan pergi ke dalam gudang. Mengambil dua buah polibag yang berisi bibit pohon mangga.

Rara dan Keano menatap ibu pengasuh bingung. Luna menyerahkan polibag itu pada Rara dan Keano. Walaupun bingung, mereka tetap mengambilnya.

"Ayo, ikut ibu pengasuh," ajaknya.

Kedua bocah kembar itu mengikuti setiap langkah Luna. Dan mereka kini berakhir di dekat pohon-pohon yang ada sebuah nama di pohon tersebut. Rara berjongkok, kemudian membaca nama yang ada di pohon itu. Pohon yang tak terlalu besar dan tak terlalu kecil.

Rasyid, nama itu tertera di pohon tersebut. Rara menunjuk pohon itu, kemudian berkata, "Ibu pengasuh, kenapa ada nama Rasyid disana?"

"Semua pohon ini adalah pohon yang ditanam oleh teman-teman. Nama mereka ditulis dengan harapan nama itu tetap tumbuh sehat dan baik seperti pohon ini tumbuh nanti," jelas Luna.

Luna tahu kedua bocah itu tidak akan paham apa yang ia katakan. Ia tertawa geli, apa yang ia harapkan dari bocah yang berusia lima tahun? Tetapi, setidaknya cukup ia yang mengerti, tidak masalah.

Luna mulai menggali lubang, dan meminta mereka untuk membuka polibag, mengeluarkan bibit pohon dan memasukkannya dalam tanah yang sudah digali.

Rara dan Keano mengikuti arahan Luna. Mereka memasukkan bibit pohon itu kedalam, lalu menimbun dengan sisa tanah yang digali. Mereka menepuk-nepuk gundukan tanah itu.

Luna kini memberikan penyiraman air pada si kembar, dan meminta mereka untuk menyiram bibit pohon itu secara bersamaan.

Luna menuliskan nama Rara dan Keano dalam sebuah kertas yang bertali. Menyerahkan kertas itu pada mereka. "Ikatkan ini di salah satu ranting pohonnya, ya."

Rara dan Keano mengikat kertas yang berisi nama mereka itu. Keano menatap sejenak, kemudian beralih menatap Luna.

"Ibu pengasuh," panggilnya.

Luna berdehem menanggapi panggilan itu.

"Bolehkah Keano meminta kertas dan pena?" pintanya.

Kebetulan Luna membawa banyak kertas yang bertali itu. Ia menyerahkan kertas itu pada Keano.

Lelaki kecil itu mulai berjongkok dan menuliskan sesuatu. Rasa ingin tahunya Luna sangat tinggi. Ia ingin melihat apa yang tengah ditulis lelaki kecil itu. Namun, namanya privasi, ia tetap menahannya walaupun tetap mencuri-curi pandang.

Sedikit celah terlihat antara Keano. "Laura," ujar Luna tak sengaja.

"Ibu pengasuh sudah membacanya, ini adalah nama ibu kami," ucap Keano. Tapi Luna merasa sedikit aneh, bukankah seharusnya anak-anak akan bahagia ketika menuliskan nama ibu mereka? Tetapi ini kebalikannya. Keano tampak sedih menatap nama itu, Rara juga kelihatan sedih.

"Ibu sudah meninggal. Kami mengunjungi rumah ibu kemarin," sambungnya. Luna sedikit terkejut.

Luna mengusap kepala Keano dan Rara.

"Kami tidak sedih kok, ibu pengasuh. Kami hanya teringat saja. Kata ibu pengasuh, pohon ini adalah pohon harapan. Jadi, harapan Keano adalah, ibu bahagia di rumahnya yang baru. Dan ibu juga tidak perlu sedih, karena kami ini anak yang baik. Kami dengarkan ayah, nenek, dan yang lainnya. Semoga ibu bahagia." Keano mengikat kertas itu dekat dengan namanya. Rara mengusap air mata yang sudah menetes. Anak-anak ini tampak dewasa sekali.

Tanpa Luna sadari, ia berjongkok dan membawa keduanya kedalam pelukannya.

"Hangat," lirih Rara kemudian membalas pelukan Luna.

Keano memejamkan matanya dan meresapi kehangatan ini. Rara berkata benar, ini sangat hangat. Tanpa sadar, tangan kecil itu bergerak membalas pelukan Luna.

Luna kini menggandeng keduanya dan mengajak kedalam. Tak disangka, si kembar sudah tidak memiliki ibu.

Luna mengambil bantal dan juga selimut. Menyelimuti si kembar dan berbaring di samping Rara. Tangannya yang panjang dapat menjangkau keduanya. Ia menepuk-nepuk dada Rara dan Keano sembari menidurkan mereka.

Setelah dirasa keduanya tertidur lelap, Luna beranjak dan pergi keluar. Ternyata hal tadi mengingatkan Luna pada dirinya sendiri dahulu. Ia juga kehilangan sosok ayah, jadi ia tahu bagaimana rasanya.

...To be continue ...

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Luna sayang bgt pd si kembar

2024-05-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2 Bab 2 'Luna'
3 Bab 3 'Ibu'
4 Bab 4 'Rumah Ibu'
5 Bab 5 'Kembar Bercerita'
6 Bab 6 'Mulai Dekat'
7 Bab 7 'Mengantar Pulang'
8 Bab 8 'Rara dan Keano'
9 Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10 Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11 Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12 Bab 12 'Canggung'
13 Bab 13 'Kenapa?'
14 Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15 Bab 15 'Tawaran Kerja'
16 Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17 Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18 Bab 18 'Revan'
19 Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20 Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21 Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22 Bab 22 'Keinginan Revan'
23 Bab 23 'Bertemu Berdua'
24 Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25 Bab 25 'Merana'
26 Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27 Bab 27 'Bertemu'
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32 Info
33 Bab 32 'Reservasi baju'
34 pengumuman
35 Bab 33 'Salah Paham'
36 Bab 34 'Tertolak'
37 Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38 Bab 36 'Merana pt.2'
39 Bab 37 'Deeptalk'
40 Bab 38 'Married 1'
41 Bab 39 'Married 2'
42 Bab 40 'Perjanjian'
43 Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44 Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45 Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46 Bab 44 'Izin Bekerja'
47 pengumuman
48 Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49 Bab 46 'Si kembar penasaran'
50 Bab 47 'Revan Marah'
51 Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52 Bab 49 'Zoo Time'
53 Bab 50
54 Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55 Bab 52 'Suami Yang Baik'
56 Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57 Bab 54 'Aku dan Kamu'
58 Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59 Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60 Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61 Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62 Bab 59 'Tentang Ibu'
63 Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64 Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65 Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66 Bab 63 'Pergilah'
67 Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68 Bab 65 'Hari Pertama'
69 Bab 66 'Debaran Di Hati'
70 Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71 Bab 68 'Malam Yang Indah'
72 Bab 69 'Melepas Rindu'
73 Bab 70 'Hari Pertama'
74 Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75 Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76 Bab 73 'Hamil!'
77 Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78 Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79 Epilog
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2
Bab 2 'Luna'
3
Bab 3 'Ibu'
4
Bab 4 'Rumah Ibu'
5
Bab 5 'Kembar Bercerita'
6
Bab 6 'Mulai Dekat'
7
Bab 7 'Mengantar Pulang'
8
Bab 8 'Rara dan Keano'
9
Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10
Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11
Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12
Bab 12 'Canggung'
13
Bab 13 'Kenapa?'
14
Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15
Bab 15 'Tawaran Kerja'
16
Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17
Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18
Bab 18 'Revan'
19
Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20
Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21
Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22
Bab 22 'Keinginan Revan'
23
Bab 23 'Bertemu Berdua'
24
Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25
Bab 25 'Merana'
26
Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27
Bab 27 'Bertemu'
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32
Info
33
Bab 32 'Reservasi baju'
34
pengumuman
35
Bab 33 'Salah Paham'
36
Bab 34 'Tertolak'
37
Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38
Bab 36 'Merana pt.2'
39
Bab 37 'Deeptalk'
40
Bab 38 'Married 1'
41
Bab 39 'Married 2'
42
Bab 40 'Perjanjian'
43
Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44
Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45
Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46
Bab 44 'Izin Bekerja'
47
pengumuman
48
Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49
Bab 46 'Si kembar penasaran'
50
Bab 47 'Revan Marah'
51
Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52
Bab 49 'Zoo Time'
53
Bab 50
54
Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55
Bab 52 'Suami Yang Baik'
56
Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57
Bab 54 'Aku dan Kamu'
58
Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59
Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60
Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61
Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62
Bab 59 'Tentang Ibu'
63
Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64
Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65
Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66
Bab 63 'Pergilah'
67
Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68
Bab 65 'Hari Pertama'
69
Bab 66 'Debaran Di Hati'
70
Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71
Bab 68 'Malam Yang Indah'
72
Bab 69 'Melepas Rindu'
73
Bab 70 'Hari Pertama'
74
Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75
Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76
Bab 73 'Hamil!'
77
Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78
Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!