Bab 14 'Nenek ingin bertemu'

"Revan, mama sekalian ikut bersama kalian, ya."

Revan menghentikan kegiatannya, lalu melihat kearah beliau. "Emangnya mama mau kemana?"

"Mama ingin berjumpa dengan teman mama di dekat restoran depan kantor kamu. Sekalian kamu ajak mama juga," ujarnya.

Revan menganggukkan kepalanya. Mereka berempat kini masuk kedalam mobil. Rara dan Keano bercerita kepada nenek mereka berbagai macam hal. Sedangkan beliau menanggapi mereka dengan senyuman dan sesekali menyahuti cerita mereka. Revan hanya diam dan fokus menyetir, dia juga tidak ingin ikut campur dalam hal itu.

Mereka sampai di tempat penitipan Rara dan Keano. Melihat mamanya yang ikut turun juga membuat alisnya naik seketika. "Kenapa tidak menunggu di dalam saja, Ma?" tanyanya.

"Terserah mama lah." Mamanya memalingkan wajah dan membuat Revan semakin bingung, dia kan hanya bertanya saja, kenapa respon mamanya sensitif begitu?

"Rara, Keano!" Luna memanggil si kembar. Nenek mereka juga ikut melihatnya.

Si kembar langsung berlari kearah Luna dan memeluk kaki gadis itu. Mereka menatap Luna sambil tertawa cerah. Wanita paruh baya itu menatap haru pada cucu-cucunya, ini adalah pertama kalinya ia melihat cucu-cucunya tertawa secerah itu, selain dari pada mereka. Ia melangkah mendekati Luna.

"Selamat pagi, nak," sapanya. Luna melihat kearahnya sambil memberikan sapaan kembali.

"Saya Riana, nenek dari si kembar, salam kenal." Riana, mama Revan menjulurkan tangannya.

Luna meraih jabatan tangan itu, lalu berkata, "Selamat pagi juga nyonya, saya Luna, ibu pengasuh di tempat ini." Luna tersenyum pada Riana.

"Iya. Saya sering mendengar cerita tentang anda dari cucu-cucu saya." Riana tersenyum anggun memejamkan matanya.

"Kalau begitu, sampai jumpa lagi, Luna." Riana pergi sambil melambaikan tangan ringan pada Luna.

Riana menghampiri Revan lalu mengajak putranya itu untuk segera berangkat. Revan menuruti perintah mamanya dan mengantar ke tempat tujuannya.

Riana melihat kearah Revan sejenak. "Revan, bukankah Luna tadi terlihat baik?"

Revan seketika menatap mamanya datar. Ia sudah tahu arah percakapannya ini. Revan tak menjawabnya dan memilih untuk diam saja.

"Apa yang akan kamu lakukan, jika anak-anak memilih sendiri siapa yang akan menjadi ibu mereka?" Perkataan itu membuat tubuh Revan menegang seketika. Ia langsung mengontrol ekspresi wajahnya.

"Itu tidak akan pernah terjadi!" jawabnya tegas.

"Kenapa kamu yakin begitu?" tanya Riana.

"Karena Revan tahu bahwa anak-anak tidak butuh yang namanya ibu. Anak-anak sudah punya Revan, dan mereka juga punya nenek. Tidak ada yang namanya ibu. Ibu mereka hanyalah Laura. Tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Laura untuk menjadi ibu bagi anak-anak." Ucapan Revan membuat Riana tak menjawab ataupun bertanya lagi.

Revan sudah menutup hatinya rapat. Riana hanya bisa menghela napasnya. Ia menatap keluar jendela. Entah sampai kapan akan terus begini. Revan sangat keras kepala. Baginya anak-anak tidak membutuhkan sosok ibu. Namun yang sebenarnya terjadi adalah, anak-anak sangat membutuhkan kehadiran dari sosok figuran ibu.

Ia keluar dari mobil tanpa berkata apapun pada Revan. Revan juga tak berbicara pada mamanya. Baginya, mamanya terlalu ikut campur dalam hal rumah tangganya. Dia sudah berulang kali mengatakan bahwa tidak akan menikah lagi. Tetapi, lagi dan lagi mamanya selalu membahas hal yang sama, yang membuatnya kesal tiada tara. Baginya Laura tak akan pernah tergantikan oleh siapapun.

...****************...

Hari sudah sore. Riana dan Revan menjemput si kembar di tempat penitipan. Kebetulan Rara dan Keano ditemani oleh Luna.

"Ayah, Nenek!" teriak mereka menghampiri.

"Hati-hati!" Luna juga berteriak melihat si kembar yang sangat aktif. Dia takut bahwa si kembar akan jatuh.

Hal itu tak luput dari pandangan Riana. Ia tersenyum melihat kejadian barusan. Riana berjalan menghampiri Luna.

"Luna," panggilnya.

"Iya, nyonya?"

Riana menggenggam tangan Luna, membuat gadis itu kaget dan menatapnya bingung.

"Terima kasih," ucapnya dengan tulus.

"Ya?" Luna menatapnya bingung.

"Tidak apa-apa. Apa saya bisa meminta nomor ponsel kamu?" tanya Riana.

Luna tak berpikir panjang, ia langsung menyerahkan nomor ponselnya. Menurutnya, tidak apa-apa. Mungkin beliau juga ada keperluan, jika si kembar tak dapat hadir, bisa jadi ia akan menghubunginya.

"Baiklah. Sampai jumpa." Riana pergi meninggalkan Luna dengan kebingungannya.

Riana berjalan dan menegakkan kepalanya dengan anggun. Memang terlihat dari luar, dia seperti wanita yang baik. Namun, tak ada yang tahu isi hatinya bagaimana.

"Nenek, bagaimana? Ibu pengasuh baik, kan?" tanya Rara.

"Hemm, kelihatannya baik." Riana hanya sekedar menjawab saja.

Sesampainya di rumah, Riana langsung membuka ponselnya dan menghubungi nomor yang bernama Luna.

"Hallo? Dengan siapa saya berbicara?"

"Saya Riana, nenek si kembar. Luna, bisakah saya berbicara sebentar dengan kamu?"

"Oh, nyonya Riana. Tentu saja, pembicaraan tentang apa?"

"Bisakah kita bertemu sebentar?"

"Tentu saja, dimana kita akan bertemu, nyonya?"

"Di Cafe xxx, jam 17.00 esok."

"Baiklah."

"Kalau begitu, sampai jumpa besok."

"Iya, nyonya."

Riana memutuskan sambungan teleponnya. Dia ingin melihat, apakah Luna benar-benar seperti yang diceritakan oleh si kembar? Ia tak sabar menanti keesokan harinya.

...****************...

Keesokan harinya

Riana juga ikut mengantarkan si kembar ke tempat penitipan. Kali ini dia mengatakan dengan jujur untuk bertemu dengan Luna. Revan sempat menolaknya, namun dengan kekerasan kepalanya, Revan akhirnya mengalah.

"Oh, anda juga datang, Nyonya. Bukankah janji kita nanti sore?" tanya Luna.

Riana tersenyum menanggapinya. "Iya, tetapi saya ingin melihat-lihat disini, dan ingin berdiskusi sebentar dengan ibu kepala pengasuh disini. Tidak apa-apa, kan?" tanyanya.

"Tentu saja, Nyonya. Tidak ada masalah." Luna kini menatap kearah kembar.

"Rara, Keano, ikutlah dengan ibu pengasuh Tiwi ke dalam, ya. Ibu pengasuh ingin mengantar nenek kalian ke ruang ibu kepala pengasuh," ujar Luna.

"Baiklah, ibu pengasuh."

Rara dan Keano diantar oleh rekan Luna yang bernama Tiwi. Luna mengantar Riana menuju ruang kepala sekolah.

"Ini ruangannya, Nyonya." Mereka sampai dan Luna menunjukkan ruangannya.

"Baiklah, terima kasih telah mengantarkan saya kemari," ujar Riana sambil tersenyum.

"Tidak masalah. Kalau begitu saya pamit dulu, permisi." Riana mengangguk singkat, kemudian Luna pergi menuju ke tempatnya merawat anak-anak.

Riana mengetuk pintu itu, setelah dipersilahkan masuk, ia pun masuk kedalam.

"Oh? Riana? Silahkan duduk."

Riana tersenyum lalu duduk sesuai tempat yang disediakan ibu kepala pengasuh.

"Tumben kamu kemari, ada apa Riana?"

...To be continue ...

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Ternyt Riana udh knl dkt nih dgn kepala pengasuh

2024-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2 Bab 2 'Luna'
3 Bab 3 'Ibu'
4 Bab 4 'Rumah Ibu'
5 Bab 5 'Kembar Bercerita'
6 Bab 6 'Mulai Dekat'
7 Bab 7 'Mengantar Pulang'
8 Bab 8 'Rara dan Keano'
9 Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10 Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11 Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12 Bab 12 'Canggung'
13 Bab 13 'Kenapa?'
14 Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15 Bab 15 'Tawaran Kerja'
16 Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17 Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18 Bab 18 'Revan'
19 Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20 Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21 Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22 Bab 22 'Keinginan Revan'
23 Bab 23 'Bertemu Berdua'
24 Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25 Bab 25 'Merana'
26 Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27 Bab 27 'Bertemu'
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32 Info
33 Bab 32 'Reservasi baju'
34 pengumuman
35 Bab 33 'Salah Paham'
36 Bab 34 'Tertolak'
37 Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38 Bab 36 'Merana pt.2'
39 Bab 37 'Deeptalk'
40 Bab 38 'Married 1'
41 Bab 39 'Married 2'
42 Bab 40 'Perjanjian'
43 Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44 Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45 Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46 Bab 44 'Izin Bekerja'
47 pengumuman
48 Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49 Bab 46 'Si kembar penasaran'
50 Bab 47 'Revan Marah'
51 Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52 Bab 49 'Zoo Time'
53 Bab 50
54 Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55 Bab 52 'Suami Yang Baik'
56 Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57 Bab 54 'Aku dan Kamu'
58 Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59 Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60 Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61 Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62 Bab 59 'Tentang Ibu'
63 Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64 Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65 Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66 Bab 63 'Pergilah'
67 Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68 Bab 65 'Hari Pertama'
69 Bab 66 'Debaran Di Hati'
70 Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71 Bab 68 'Malam Yang Indah'
72 Bab 69 'Melepas Rindu'
73 Bab 70 'Hari Pertama'
74 Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75 Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76 Bab 73 'Hamil!'
77 Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78 Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79 Epilog
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2
Bab 2 'Luna'
3
Bab 3 'Ibu'
4
Bab 4 'Rumah Ibu'
5
Bab 5 'Kembar Bercerita'
6
Bab 6 'Mulai Dekat'
7
Bab 7 'Mengantar Pulang'
8
Bab 8 'Rara dan Keano'
9
Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10
Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11
Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12
Bab 12 'Canggung'
13
Bab 13 'Kenapa?'
14
Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15
Bab 15 'Tawaran Kerja'
16
Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17
Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18
Bab 18 'Revan'
19
Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20
Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21
Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22
Bab 22 'Keinginan Revan'
23
Bab 23 'Bertemu Berdua'
24
Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25
Bab 25 'Merana'
26
Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27
Bab 27 'Bertemu'
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32
Info
33
Bab 32 'Reservasi baju'
34
pengumuman
35
Bab 33 'Salah Paham'
36
Bab 34 'Tertolak'
37
Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38
Bab 36 'Merana pt.2'
39
Bab 37 'Deeptalk'
40
Bab 38 'Married 1'
41
Bab 39 'Married 2'
42
Bab 40 'Perjanjian'
43
Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44
Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45
Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46
Bab 44 'Izin Bekerja'
47
pengumuman
48
Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49
Bab 46 'Si kembar penasaran'
50
Bab 47 'Revan Marah'
51
Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52
Bab 49 'Zoo Time'
53
Bab 50
54
Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55
Bab 52 'Suami Yang Baik'
56
Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57
Bab 54 'Aku dan Kamu'
58
Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59
Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60
Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61
Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62
Bab 59 'Tentang Ibu'
63
Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64
Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65
Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66
Bab 63 'Pergilah'
67
Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68
Bab 65 'Hari Pertama'
69
Bab 66 'Debaran Di Hati'
70
Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71
Bab 68 'Malam Yang Indah'
72
Bab 69 'Melepas Rindu'
73
Bab 70 'Hari Pertama'
74
Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75
Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76
Bab 73 'Hamil!'
77
Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78
Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!