Bab 13 'Kenapa?'

"Ibu." Panggilan itu sontak membulatkan mata Luna.

Luna menghampiri si kembar dan duduk diantara mereka. Luna bingung, si kembar tidak seperti biasanya.

"Rara, Keano, ada apa?" tanya Luna khawatir.

Rara menatap sedih pada Luna. "Apa, kami tidak boleh panggil ibu?"

Luna panik, ia menggoyangkan tangannya ke kanan dan ke kiri. "Bukan begitu. Tapi, kenapa?" tanya Luna.

"Ibu pengasuh." Keano menarik ujung baju Luna. Gadis itu melihat kearah Keano.

Ia mengusap kepala Keano, lalu bertanya, "Ada apa, Keano?"

"Apa kami tidak boleh memanggil dengan ibu saja?" ucap Keano.

"Bukannya tidak boleh. Tapi, panggilan itu terlalu besar untukku yang hanya seorang pengasuh saja," ujar Luna.

"Apa salahnya?" tanya Rara.

Luna memejamkan matanya. Ia duduk bersimpuh antara keduanya. Meminta Rara dan Keano duduk dihadapannya. Luna kini menyentuh wajah keduanya dengan lembut.

"Rara, Keano, kalian tidak boleh memanggil orang asing dengan sebutan ibu. Sebutan ibu itu hanya untuk seseorang yang menjadi istri dari ayah mu." Luna menjelaskannya pada si kembar.

"Kalau begitu, jadi ibu kami saja." Luna tak menyangka pernyataan Rara yang tiba-tiba itu. Pernyataan itu sangat berbahaya. Kenapa gadis kecil ini bisa mengatakan hal itu dengan entengnya.

"Tidak bisa sayang. Dua orang yang menikah adalah dua orang yang saling mencintai. Jika tidak ada cinta, maka pernikahan itu akan terasa hambar bagaikan bekal Rara dan Keano yang tidak ada rasa sama sekali."

"Pernikahan itu sakral. Dan hanya sekali seumur hidup," lirih Luna.

"Jadi, kami benar-benar tidak boleh memanggil dengan sebutan ibu?" tanya Keano memandang Luna dengan mata bulatnya.

"Maaf jika aku mengatakannya, iya, kalian tidak boleh memanggil dengan ibu saja." Luna harus menegaskan hal ini. Tidak sembarangan memanggil seseorang dengan sebutan ibu. Luna merasa bahwa kata ibu itu adalah sebuah kata yang sangat hangat. Ibu itu melambangkan seseorang yang memberikan sebuah kasih sayang tanpa pamrih, dan mencintai anaknya dengan setulus hati. Luna tidak pantas untuk menerima kata itu. Untuk sekarang.

"Maafkan aku." Luna menyadari raut wajah keduanya yang murung setelah ia mengatakannya.

...****************...

Rara dan Keano memasuki rumah dengan wajah yang cemberut. Mereka meletakkan tas di dalam kamar lalu berbaring di kasur. Tak lagi keluar dari kamar.

"Revan, apa yang terjadi pada anak-anak?" tanya mamanya.

"Revan juga tidak tau, Ma. Sedari Revan menjemput anak-anak di tempat penitipan, wajah mereka memang seperti itu. Saat Revan tanya, mereka tidak menjawabnya." Revan menjelaskannya pada sang mama.

"Baiklah. Kamu bersihkan dirimu dulu. Biar mama yang bertanya pada anak-anak."

Revan mengangguk lalu mengucapkan terima kasih pada mamanya. Ia berjalan menuju kamarnya. Sedangkan mamanya berjalan menuju kamar si kembar.

"Anak-anak, apa nenek boleh masuk?" Suara ketukan terdengar oleh si kembar. Keano turun dari kasurnya dan membukakan pintu.

"Silahkan masuk, nek," jawabnya lesu.

Nenek mereka duduk diantara keduanya. "Apa ada yang mau menceritakannya pada nenek?"

Rara dan Keano melihat pada nenek mereka. Dengan serentak, keduanya memeluk sang nenek, dan membuat beliau terkejut.

"Ada apa? Ayo cerita," bujuknya.

"Nek."

"Ya?"

"Kami ingin punya ibu." Rara mengutarakan isi hatinya.

"Keano juga. Teman-teman semuanya punya ibu. Tapi, kami tidak," sambung Keano.

"Nek, kami ingin memanggil ibu juga. Kami sudah coba tadi. Tapi, dia menolaknya. Katanya, sebutan ibu itu sangat berat baginya," keluh Keano.

Beliau tak menyangka bahwa kedua cucunya telah memanggil seseorang dengan panggilan ibu. Ia merasa bahwa anak-anak seperti telah memilihnya.

"Kalau boleh tahu, siapa dia?" tanyanya.

"Ibu pengasuh." Rara menjawabnya.

"Ibu pengasuh? Apa dia ibu pengasuh di tempat Rara dan Keano dititipkan?" Beliau merasa tertarik dengan cerita cucu-cucunya ini.

Rara dan Keano menganggukkan kepalanya. "Ibu pengasuh juga yang mengantarkan Rara ke dokter gigi waktu itu, Nek. Ibu pengasuh lari-lari. Dia kelihatan khawatir pada Rara," jelas Keano.

Hoo, tak disangka cucu-cucunya akan bercerita tentang hal ini. Ia penasaran bagaimana rupa wanita yang telah disebutkan oleh cucu-cucunya.

"Tapi, Rara, Keano." Keduanya kini menatap sang nenek.

"Yang dikatakan ibu pengasuh itu benar. Tidak semua wanita bisa dipanggil ibu. Seorang ibu adalah, dia yang sangat mencintai anak-anaknya beserta suaminya dengan tulus. Apa ibu pengasuh menikah dengan ayah kalian?" ucapnya.

Mereka menggelengkan kepala. Beliau hanya mengada-ada saja. Dia hanya mengarang sebuah cerita. Tapi memang benar, panggilan ibu itu tidak bisa sembarang diberikan pada seseorang, apalagi itu orang yang baru saja ditemui.

"Kalau begitu, haruskah ayah menikah dulu dengan ibu pengasuh, baru bisa kami panggil ibu?" tanya Keano.

"Y..ya, begitulah," jawabnya gugup.

"Kalau begitu, ayah harus menikah dengan ibu pengasuh," ucap Rara dengan penuh semangat. Keano juga menganggukkan kepalanya setuju.

"Hoho, cucu-cucu ku yang lucu. Apa kalian sangat menginginkan ibu pengasuh itu menjadi ibu kalian?" tanyanya memancing si kembar.

Rara dan Keano mengangguk mantap. Sepertinya cucu-cucunya telah menemukan ibu yang mereka inginkan. Revan, sepertinya kamu harus merubah pikiran kamu lagi. Ia tak sabar menanti hari itu.

"Apa, nenek boleh ikut dengan kalian besok? Nenek ingin melihat ibu pengasuhnya, boleh?" bujuknya.

"Tentu saja. Rara yakin, nenek pasti akan menyukai ibu pengasuh. Ibu pengasuh adalah orang yang sangat baik yang pernah Rara jumpai, selain yang ada di rumah," ujarnya semangat.

Rara dan Keano bergantian menceritakan Luna pada nenek mereka.

Di lain sisi, ada Luna yang tiba-tiba saja bersin berkali-kali.

"Aduh, padahal cuacanya panas. Kenapa aku bisa bersin-bersin sih? Apa aku sakit?" Ia mengecek suhu badannya dengan meletakkan punggung tangannya di dahi.

"Tidak. Tapi, ah sudahlah. Aku harus istirahat."

"Aku tidak sabar untuk bertemu dengannya. Apakah dia benar-benar seperti yang diceritakan oleh cucu-cucunya padanya?" Ia sangat tak sabar menanti di esok harinya.

...To be continue ...

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Wah bsk Luna ketemu camer nih 😊

2024-05-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2 Bab 2 'Luna'
3 Bab 3 'Ibu'
4 Bab 4 'Rumah Ibu'
5 Bab 5 'Kembar Bercerita'
6 Bab 6 'Mulai Dekat'
7 Bab 7 'Mengantar Pulang'
8 Bab 8 'Rara dan Keano'
9 Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10 Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11 Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12 Bab 12 'Canggung'
13 Bab 13 'Kenapa?'
14 Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15 Bab 15 'Tawaran Kerja'
16 Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17 Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18 Bab 18 'Revan'
19 Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20 Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21 Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22 Bab 22 'Keinginan Revan'
23 Bab 23 'Bertemu Berdua'
24 Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25 Bab 25 'Merana'
26 Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27 Bab 27 'Bertemu'
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32 Info
33 Bab 32 'Reservasi baju'
34 pengumuman
35 Bab 33 'Salah Paham'
36 Bab 34 'Tertolak'
37 Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38 Bab 36 'Merana pt.2'
39 Bab 37 'Deeptalk'
40 Bab 38 'Married 1'
41 Bab 39 'Married 2'
42 Bab 40 'Perjanjian'
43 Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44 Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45 Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46 Bab 44 'Izin Bekerja'
47 pengumuman
48 Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49 Bab 46 'Si kembar penasaran'
50 Bab 47 'Revan Marah'
51 Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52 Bab 49 'Zoo Time'
53 Bab 50
54 Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55 Bab 52 'Suami Yang Baik'
56 Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57 Bab 54 'Aku dan Kamu'
58 Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59 Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60 Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61 Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62 Bab 59 'Tentang Ibu'
63 Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64 Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65 Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66 Bab 63 'Pergilah'
67 Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68 Bab 65 'Hari Pertama'
69 Bab 66 'Debaran Di Hati'
70 Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71 Bab 68 'Malam Yang Indah'
72 Bab 69 'Melepas Rindu'
73 Bab 70 'Hari Pertama'
74 Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75 Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76 Bab 73 'Hamil!'
77 Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78 Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79 Epilog
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2
Bab 2 'Luna'
3
Bab 3 'Ibu'
4
Bab 4 'Rumah Ibu'
5
Bab 5 'Kembar Bercerita'
6
Bab 6 'Mulai Dekat'
7
Bab 7 'Mengantar Pulang'
8
Bab 8 'Rara dan Keano'
9
Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10
Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11
Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12
Bab 12 'Canggung'
13
Bab 13 'Kenapa?'
14
Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15
Bab 15 'Tawaran Kerja'
16
Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17
Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18
Bab 18 'Revan'
19
Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20
Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21
Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22
Bab 22 'Keinginan Revan'
23
Bab 23 'Bertemu Berdua'
24
Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25
Bab 25 'Merana'
26
Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27
Bab 27 'Bertemu'
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32
Info
33
Bab 32 'Reservasi baju'
34
pengumuman
35
Bab 33 'Salah Paham'
36
Bab 34 'Tertolak'
37
Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38
Bab 36 'Merana pt.2'
39
Bab 37 'Deeptalk'
40
Bab 38 'Married 1'
41
Bab 39 'Married 2'
42
Bab 40 'Perjanjian'
43
Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44
Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45
Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46
Bab 44 'Izin Bekerja'
47
pengumuman
48
Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49
Bab 46 'Si kembar penasaran'
50
Bab 47 'Revan Marah'
51
Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52
Bab 49 'Zoo Time'
53
Bab 50
54
Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55
Bab 52 'Suami Yang Baik'
56
Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57
Bab 54 'Aku dan Kamu'
58
Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59
Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60
Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61
Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62
Bab 59 'Tentang Ibu'
63
Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64
Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65
Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66
Bab 63 'Pergilah'
67
Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68
Bab 65 'Hari Pertama'
69
Bab 66 'Debaran Di Hati'
70
Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71
Bab 68 'Malam Yang Indah'
72
Bab 69 'Melepas Rindu'
73
Bab 70 'Hari Pertama'
74
Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75
Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76
Bab 73 'Hamil!'
77
Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78
Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!