Bab 6 'Mulai Dekat'

Semenjak kejadian beberapa hari yang lalu tentang cerita Kembar, perlahan demi perlahan mereka bertiga semakin dekat. Rara dan Keano mengikuti Luna seperti anak ayam yang mengikuti induknya. Benar-benar tidak melepaskan pandangan sedikitpun.

Keano, anak yang cukup sulit untuk akrab dengan orang lain, namun kini ia malah seperti Rara, mungkin melebihi Rara. Kemana Luna pergi, ia akan mengikutinya, kecuali ke toilet. Istirahat tidur pun, Luna harus berada di sampingnya. Sangat manja.

Luna tak mempermasalahkan hal itu sedikitpun. Baginya, dekat dengan anak-anak sangat menyenangkan. Baginya pula, Rara dan Keano sama seperti anak-anak yang lainnya, tak ada bedanya.

Kini Keano sedang membaca sebuah buku bergambar. Buku anak-anak, buku yang memiliki beberapa kisah didalamnya. Itulah Keano. Ia membaca karena tak menemukan keberadaan Luna. Makanya ia duduk di pojok sambil membaca.

"Keano, ayo bermain di luar," ajak salah satu dari mereka yang bernama Melda.

"Tidak," jawabnya singkat.

Gadis kecil itu sangat penasaran. Apa yang membuat temannya ini sangat menyukai buku. Ia duduk di samping Keano, dan melihat apa yang sedang dibaca oleh lelaki itu.

Keano nampak risih, ia melirik gadis yang bernama Melda itu, kemudian bertanya, "Ada apa?"

"Buku itu kayaknya menarik. Boleh aku ikut baca?" tawarnya.

Keano tak ingin memulai pertengkaran. Jadi ia menyerahkan sebelah bukunya untuk dibaca gadis itu. Ia membaca yang sebelahnya lagi. Keduanya duduk berdampingan, dengan buku yang terletak di antara kedua kaki mereka.

Pintu ruangan berderit menandakan ada seseorang yang masuk. Pandangan Keano kini beralih menatap siapa sosok dibalik itu. Luna. Itu adalah ibu pengasuhnya. Ia berdiri membuat Melda terkejut, buku pun telah terjatuh dan tertutup. Keano tak menghiraukannya. Ia berlari dan memeluk Luna.

"Ibu pengasuh, dari mana saja?" tanyanya murung.

Luna kaget dengan serangan tiba-tiba itu, namun ia menahan tawanya sebab lelaki kecil itu tampak murung, karena kehilangan dirinya.

"Ibu pengasuh tadi di ruang ibu kepala. Ada urusan. Ada apa, Keano?" tanya Luna.

Keano menggelengkan kepalanya. "Tidak ada."

"Ibu pengasuh, maukah ibu membacakan cerita yang ada di buku itu?" ucapnya sambil menunjuk buku yang masih tergeletak di kaki Melda.

Luna tertawa kecil lalu mengusap kepala Keano. "Baiklah, ibu pengasuh akan bercerita."

Keano menggandeng tangan Luna dan mengajaknya duduk di pojokan. Keano mengambil buku itu dan menyerahkannya pada Luna.

Luna mulai membuka halaman nya dan bercerita pada Keano. Luna bercerita sambil memperagakan bunyi-bunyi dari karakter tersebut.

Keano menatap penuh binar pada Luna. Baginya, Luna itu sangat keren dimatanya. Luna itu sibuk, tapi dia masih sempat memperdulikan anak-anak yang membutuhkan bantuannya.

Rara yang selesai main diluar masuk kedalam. Rara melihat Luna yang menceritakan cerita yang ada didalam buku. Ia penasaran, kakinya melangkah dan duduk didepan Luna, mendengarkan ibu pengasuhnya itu bercerita dengan menopang kedua tangannya di dagu.

Luna mengakhiri ceritanya, ia merasa di sampingnya kini terasa berat, dan di kakinya ada sesuatu yang sedang berbaring. Ia menutup buku cerita itu dan melihat. Ternyata Rara dan Keano telah tertidur dengan pulas.

Luna menahan kepala Keano dan meletakkan kebawah secara perlahan. Ia berdiri secara perlahan, mengambil bantal dan selimut, menatanya dengan rapi. Kini ia mulai mengangkat Rara dan Keano, memindahkan keduanya di tempat yang sudah ia sediakan.

Waktu terus berlalu dan jam menunjukkan pukul 4. Saatnya bagi Luna dan rekan-rekannya untuk membangunkan anak-anak.

"Sa...kit," rintihan Rara terdengar kesakitan.

Luna mendengar suara itu, ia segera menghampiri Rara, membangunkan gadis itu. "Rara, ada apa sayang?" tanya Luna khawatir.

"Gi...gi Ra...ra, sa...kit," ucapnya terisak dan mengelus pipinya.

Luna membangunkan Keano, Luna meminta untuk memperhatikan Rara sebentar. Ia berlari menghampiri ibu kepala pengasuh.

"Ibu kepala!" teriak Luna ketika melihat kehadiran ibu kepala pengasuh yang tak jauh darinya.

Ibu kepala pengasuh membalikkan badannya. "Ada apa, Luna?" tanyanya.

"Saya minta izin untuk membawa Rara ke dokter gigi. Katanya, giginya sakit. Saya juga akan membawa Keano. Bolehkah saya membawa mereka?" tanya Luna.

"Tapi, itu bukan kewajiban kita, Luna. Aku akan menghubungi orang tuanya," ucap Ibu kepala pengasuh menolak permintaan Luna.

"Nanti akan terlambat, bu. Rara sedang kesakitan saat ini. Tolong izinkan saya, bu," pinta Luna.

Ibu kepala pengasuh menimbang-nimbang permintaan Luna. Akan sangat beresiko membawa anak klien secara sembarangan. Tetapi, jika yang dikatakan Luna itu harus ditolong secepatnya, ia mengambil napas dalam dan menghembuskannya secara perlahan.

"Baiklah, Luna. Kamu boleh membawa mereka pergi. Tapi, setelah kamu sampai, katakan nama tempatnya, aku akan menghubungi orang tua mereka," jawab ibu kepala pengasuh. Luna bahagia akan keputusan itu, ia berterima kasih dan langsung bergegas menghampiri Rara.

Luna kini menggendong Rara dan Menggandeng Keano. Mereka kini berada di jalan raya, menghambat sebuah taxi lalu segera menuju dokter gigi.

"Sabar ya, sayang. Tahanlah, sebentar lagi kita akan sampai." Luna mengusap wajah Rara yang menangis menahan sakit giginya.

Akhirnya mereka sampai ke tempat dokter gigi. Setelah membayar taxi, Luna menggendong Rara dan Keano lalu berlari menghampiri dokter. Dan dokternya adalah teman baiknya dulu waktu SMA.

Ia daftar di meja resepsionis dahulu, dan kebetulannya lagi, pasien hanya Rara saja. Ia langsung bergegas memasuki ruangan.

"Tiara, tolongin Rara!" ucapnya panik.

"Luna?" Tiara kaget dengan kedatangan temannya itu. "Bawa dia kesini." Tiara menuntun Luna untuk membawa Rara ke kursi pasien.

Dia ingin bertanya, tetapi urusan pasien adalah yang utama. Ia mulai memeriksa gigi Rara, ternyata gigi Rara ada yang berlubang. Itulah penyebab Rara sakit gigi. Tiara melakukan penanganan dengan segera. Karena gigi Rara sudah parah lubangnya. Ia mulai menyiapkan alat-alat untuk mencabut gigi.

Luna dan Keano menunggu diluar. Ia kini mulai mengabari Ibu kepala pengasuh dimana keberadaan mereka.

Keano melihat raut kekhawatiran dari wajah Luna. Luna hanyalah orang asing, tetapi kenapa ia sekhawatir itu? Kekhawatiran itu sama dengan yang ditunjukkan ayah dan nenek kepada mereka.

Keano mengulurkan tangannya dan mengusap wajah Luna. "Ibu pengasuh tidak perlu khawatir, itu hanya sakit gigi," ucapnya.

Luna sadar akan khawatir yang berlebihan ini. Apalagi ia tersadar karena elusan lembut dari tangan Keano. Ia hanyalah orang asing, tetapi kenapa ia bisa sekhawatir ini pada mereka berdua?

Luna meraih tangan Keano dan mengelusnya lembut. "Khawatir itu hal yang wajar, Keano. Itu adalah salah satu rasa simpati," elaknya. Ia membohongi perasaannya sendiri, menjawab dengan akal logikanya saja.

Suara larian terdengar kuat, Luna dan Keano melihat siapa itu. Ternyata itu adalah ayah si kembar. Ia berlari dengan raut wajah yang khawatir. Bahkan dasinya saja tak terpasang rapi.

"Ayah," panggil Keano.

"Keano, bagaimana dengan Rara, nak?" tanyanya penuh kekhawatiran.

"Rara sedang diperiksa oleh dokter, pak," jawab Luna.

Luna merasa karena orang yang bersangkutan telah disini, ada baiknya dia untuk pergi. "Karena anda sudah disini, saya akan kembali. Keano, ibu pengasuh pergi dulu, ya," pamitnya.

Keano menahan baju Luna. "Tidak!" teriaknya tegas.

"Ibu pengasuh harus tetap disini. Bolehkan, ayah?" Keano menatap dengan mata bulatnya pada Revan, berniat membujuk lelaki itu.

"Hahh, baiklah."

Revan menatap Luna. "Anda disini saja, karena ini adalah permintaan Keano," sambungnya.

Luna mau tak mau harus tetap disini, atas permintaan Keano. Keano duduk disamping Luna dengan bermanja-manja padanya. Revan sedikit aneh dengan sikap Keano ini. Ia biasanya hanya melihat Keano yang dewasa dan kalem saja. Sifat yang baru ia lihat.

...To be continue ...

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Luna calon Mama nya Keano & Rara

2024-05-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2 Bab 2 'Luna'
3 Bab 3 'Ibu'
4 Bab 4 'Rumah Ibu'
5 Bab 5 'Kembar Bercerita'
6 Bab 6 'Mulai Dekat'
7 Bab 7 'Mengantar Pulang'
8 Bab 8 'Rara dan Keano'
9 Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10 Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11 Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12 Bab 12 'Canggung'
13 Bab 13 'Kenapa?'
14 Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15 Bab 15 'Tawaran Kerja'
16 Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17 Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18 Bab 18 'Revan'
19 Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20 Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21 Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22 Bab 22 'Keinginan Revan'
23 Bab 23 'Bertemu Berdua'
24 Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25 Bab 25 'Merana'
26 Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27 Bab 27 'Bertemu'
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32 Info
33 Bab 32 'Reservasi baju'
34 pengumuman
35 Bab 33 'Salah Paham'
36 Bab 34 'Tertolak'
37 Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38 Bab 36 'Merana pt.2'
39 Bab 37 'Deeptalk'
40 Bab 38 'Married 1'
41 Bab 39 'Married 2'
42 Bab 40 'Perjanjian'
43 Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44 Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45 Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46 Bab 44 'Izin Bekerja'
47 pengumuman
48 Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49 Bab 46 'Si kembar penasaran'
50 Bab 47 'Revan Marah'
51 Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52 Bab 49 'Zoo Time'
53 Bab 50
54 Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55 Bab 52 'Suami Yang Baik'
56 Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57 Bab 54 'Aku dan Kamu'
58 Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59 Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60 Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61 Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62 Bab 59 'Tentang Ibu'
63 Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64 Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65 Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66 Bab 63 'Pergilah'
67 Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68 Bab 65 'Hari Pertama'
69 Bab 66 'Debaran Di Hati'
70 Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71 Bab 68 'Malam Yang Indah'
72 Bab 69 'Melepas Rindu'
73 Bab 70 'Hari Pertama'
74 Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75 Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76 Bab 73 'Hamil!'
77 Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78 Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79 Epilog
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2
Bab 2 'Luna'
3
Bab 3 'Ibu'
4
Bab 4 'Rumah Ibu'
5
Bab 5 'Kembar Bercerita'
6
Bab 6 'Mulai Dekat'
7
Bab 7 'Mengantar Pulang'
8
Bab 8 'Rara dan Keano'
9
Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10
Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11
Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12
Bab 12 'Canggung'
13
Bab 13 'Kenapa?'
14
Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15
Bab 15 'Tawaran Kerja'
16
Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17
Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18
Bab 18 'Revan'
19
Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20
Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21
Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22
Bab 22 'Keinginan Revan'
23
Bab 23 'Bertemu Berdua'
24
Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25
Bab 25 'Merana'
26
Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27
Bab 27 'Bertemu'
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32
Info
33
Bab 32 'Reservasi baju'
34
pengumuman
35
Bab 33 'Salah Paham'
36
Bab 34 'Tertolak'
37
Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38
Bab 36 'Merana pt.2'
39
Bab 37 'Deeptalk'
40
Bab 38 'Married 1'
41
Bab 39 'Married 2'
42
Bab 40 'Perjanjian'
43
Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44
Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45
Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46
Bab 44 'Izin Bekerja'
47
pengumuman
48
Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49
Bab 46 'Si kembar penasaran'
50
Bab 47 'Revan Marah'
51
Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52
Bab 49 'Zoo Time'
53
Bab 50
54
Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55
Bab 52 'Suami Yang Baik'
56
Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57
Bab 54 'Aku dan Kamu'
58
Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59
Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60
Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61
Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62
Bab 59 'Tentang Ibu'
63
Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64
Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65
Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66
Bab 63 'Pergilah'
67
Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68
Bab 65 'Hari Pertama'
69
Bab 66 'Debaran Di Hati'
70
Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71
Bab 68 'Malam Yang Indah'
72
Bab 69 'Melepas Rindu'
73
Bab 70 'Hari Pertama'
74
Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75
Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76
Bab 73 'Hamil!'
77
Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78
Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!