Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2

"Anda?" Revan terkejut dan menunjuk wanita yang ia lihat itu.

"Kalian saling kenal?" Dari kejauhan Liana melangkah mendekat menghampiri Revan dan seseorang yang ada di hadapannya.

Revan membalikkan badan, lalu kembali menyapa dengan sopan.

"Tidak usah terlalu formal, Tuan Juanda," ucap Liana disertai dengan tawa kecil.

"Luna," panggil Liana.

"Ah, ya?" Luna adalah orang yang ditunjuk oleh Revan tadi. Ia juga terkejut melihat Revan ada disini. Betapa sempitnya dunia ini.

"Luna, kalian saling kenal?" tanya Liana kembali.

"Ah, ya. Dia salah satu orang tua di tempat aku bekerja, Ana." Luna memanggil Liana dengan nama kecilnya.

Liana menganggukkan kepalanya mengerti. "Oh iya, aku sampai lupa." Liana menyadari kesalahan kecilnya.

"Kenalkan, dia adalah Ron Tinla, tunangan saya," ucap Liana memperkenalkannya pada Revan.

Ron mengulurkan tangannya dan disambut dengan baik oleh Revan. "Revan Juanda," ucapnya.

"Dan juga, Luna adalah sepupu saya, tuan Juanda. Karena kalian sudah saling kenal satu sama lain, jadi tidak perlu perkenalan lagi, kan?" Liana tersenyum setelahnya.

"Ana, ada apa?" Luna mengalihkan percakapan Liana barusan.

Liana menepuk jidatnya. "Oh iya, aku sampai lupa," katanya.

"Mama manggil kamu," sambungnya.

"Tante sama mbak Tami gak datang?" tanya Liana setelah melihat-lihat tak ada orang yang disebutnya.

"Lalu, keponakanku yang lucu juga gak datang?" tanyanya lagi.

"Mereka datang kok, agak telat sedikit," jelas Luna.

Liana mengangguk mengerti. "Begitu, ya."

"Ayo, kita pergi ke mama kamu," ajak Luna.

"Iya. Oh." Liana melihat kearah Revan.

"Anda sekalian ikut juga, mama bilang ingin bertemu dengan kolega bisnis papa," ucap Liana.

Revan mengangguk. Liana, Luna, dan Ron berjalan didepan. Sedangkan Revan mengikuti mereka dari belakang. Lelaki itu sempat terkejut dengan kebenaran yang baru saja ia dengar. Ternyata ibu pengasuh tempat anaknya di titipkan, memiliki hubungan dengan kolega bisnisnya. Benar-benar dunia yang sempit.

"Luna," seru mama Liana. Beliau memeluk Luna dan mencium pipi kanan dan kiri Luna.

"Ama, mbak Tami, sama Lona, dimana?" tanyanya.

"Mereka nyusul, Ami." Luna tersenyum menjawabnya.

Ama Luna dan mama Liana adalah saudara kandung, satu ayah satu ibu. Liana dan Luna sering bersama sejak mereka masih kecil. Liana lebih tua setahun dari Luna. Keduanya sering di kira kembar oleh orang-orang sekitar. Nyatanya mereka beda ibu beda ayah.

"Dia calon kamu, Luna?" Tunjuk mama Liana pada Revan.

Luna melihat ke belakang dan langsung menolak dengan tegas. "Bukan, Ami."

"Mama, dia Tuan Juanda. Kolega bisnis papa yang sangat ingin mama temui," jelas Liana yang tak ingin kesalahpahaman ini berlanjut.

"Oh? Hoho, maaf ya." Mama Liana menghampiri Revan dan memberikan jabatan tangan padanya.

"Selamat malam, Nyonya. Saya Revan Juanda," salam Revan.

"Iya, selamat malam. Saya Tarsha Claiton. Tidak saya sangka bahwa anda semuda ini," ujarnya.

"Terima kasih atas pujiannya."

Revan pergi setelah menyapa nyonya Claiton. Ia kini menyapa para kolega-koleganya yang lain, yang ia lihat. Berbincang hal seperti bisnis.

"Luna, berhentilah menatapnya. Apa kamu menyukainya?" goda Liana menyenggol lengan Luna dengan bahunya.

"Suka apanya?" kesal Luna.

"Luna." Kini papa Liana yang menyapa Luna.

Luna memeluk Tuan Claiton dan menyapanya kembali.

"Sudah lama tidak melihat kamu. Apa kabar?" tanyanya.

"Sehat, Pa."

"Ama mu sama yang lain dimana?" tanyanya setelah melihat hanya keponakannya saja yang ada disini.

"Mereka nyusul, Pa. Lona lagi rewel, jadi mbak Tami agak kesulitan membujuknya," jelas Luna.

Claiton menganggukkan kepalanya. Mereka berbincang bersama. Dan kini Claiton mulai memimpin acaranya. Mengatakan kata sambutan, dan mengucapkan terima kasih karena telah datang di pesta ulang tahun putrinya. Claiton juga memperkenalkan tunangan Liana didepan publik. Karena Liana dan Ron bertunangan diam-diam sebelumnya. Dan kini adalah waktu yang tepat untuk mengumumkannya.

"Sayang, menurut kamu, bagaimana dengan Revan Juanda?" tanya tuan Claiton pada istrinya.

"Dia terlihat baik," jawab Tarsha.

"Benarkan?" Claiton tersenyum cerah mendengar jawaban istrinya.

"Apa lagi yang akan kamu rencanakan sekarang?" tanya istrinya penuh curiga.

"Tenanglah sayang, aku tidak akan berbuat apapun." Memang dia berkata begitu, namun dibalik senyumannya terdapat berbagai macam pikiran yang tak bisa ditebak.

Claiton pergi setelah pamit pada Tarsha. Ia melangkah mendekati Luna. "Luna," panggilnya.

"Iya, Pa?"

"Kamu mau menemani papa sebentar?" tawarnya.

"Ami kamu sedang berbincang dengan temannya disana. Sedangkan Liana, dia sibuk dengan tunangannya. Tinggal papa sendirian," rajuknya.

"Haha, papa seperti anak kecil saja. Ayo, kita mau kemana?" tanyanya.

Claiton tak menjawab, ia mengalungkan lengan Luna di lengannya dan membawanya pergi. Luna diam dan mengikuti saja. Dia tak berpikiran buruk tentang itu.

Namun kini pikiran Luna sudah berpikiran kearah negatif. Papanya ini berjalan menghampiri Revan. Luna menatap panik pada papanya. Namun, Claiton hanya tersenyum saja. Dia selalu menjadi korban perjodohan oleh papanya ini. Dia selalu membuatnya ikut kencan buta dengan anak-anak dari kolega bisnisnya. Semuanya memang batal, dan dia juga tak marah. Luna mengira di satu tahun terakhir ini, papanya telah menyerah. Tapi, kenapa ia dibawa menemui lelaki triplek itu? Tenang Luna, mungkin hanya sekedar menyapa.

"Tuan Juanda," panggil Tuan Claiton.

Revan yang berbincang dengan koleganya berhenti sejenak dan meminta izin sebentar. Kini ia berbalik dan menghadap ke arahnya. "Ya, Tuan Claiton?"

"Bisakah saya meminta sesuatu pada anda?" tanyanya.

Perasaan Luna mulai tak enak. Ia ingin melepas tangannya, namun ditahan oleh Tuan Claiton. Habis sudah.

"Tentu saja," jawab Revan.

"Karena sebentar lagi waktunya dansa, bisakah anda menjadi partner dansa untuk keponakan saya yang cantik ini?" pintanya.

"Papa!" protes Luna.

Revan menatap Luna sejenak. Dan Luna menatap Revan tak enak hati. Ternyata firasatnya tidak pernah salah.

"Tentu saja, Tuan Claiton," jawab Revan.

"Ya? Maaf?" kaget Luna.

"Hoho, keputusan yang bijak." Tuan Claiton menyerahkan tangan Luna ke Revan, dan disambutnya dengan baik.

"Mohon bantuannya," ucapnya.

Luna tersenyum kaku. Ucapan lelaki itu sangatlah terkesan dingin. Luna sangat merasa tak enak hati dibuatnya. Hahh, ia benar-benar tak habis pikir akan papanya ini.

Revan menuntun Luna untuk ke tengah dimana semuanya sedang berdansa sekarang. Bagi Revan tak ada salahnya. Karena dia menuruti semua ini hanya untuk membuat hati koleganya senang. Tak ada maksud lain.

"Maafkan, Papa Claiton," sesal Luna.

"Tidak masalah."

Uhh, singkat sekali. Luna jadi tidak bisa berbicara panjang lebar lagi. Lelaki ini benar-benar langsung mematikan pembicaraan.

Luna merasakan tangan Revan kini berada di pinggangnya. Revan juga menuntun tangannya, ia meletakkan tangannya di pundak lelaki itu. Kemudian memegang tangannya yang satu lagi.

Mereka mulai berdansa mengikuti alunan lagu. Pelan dan terarah. Tak disangka lelaki ini sangat pandai menari. Luna ayolah, dia sudah pernah menikah. Tentu saja dia mengetahuinya. Apalagi dia ini seorang pemilik perusahaan.

Karena memikirkan hal itu, Luna tak sengaja menginjak kaki Revan, hingga terdengar lirihan seksi dari bibirnya. Luna menyadari hal itu. Ia terkejut lalu sedikit memundurkan tubuhnya. "Maafkan saya," sesalnya.

"Tidak apa-apa, sekarang fokuslah," ujar Revan.

Di lain tempat, Tuan Claiton, Nyonya Tarsha, dan juga Liana melihat kearah mereka berdua.

"Bukankah mereka itu serasi, sayang?" tanya Claiton pada kedua wanita yang ia cintai.

"Ternyata ini rencana kamu." Tarsha mencubit pinggang Claiton pelan.

"Aww," ringisnya.

"Mereka sangat serasi, Pa. Bagaimana kalau papa jodohkan saja Luna dan Tuan Juanda itu?" usul Liana.

"Kalian ini. Tapi, mama dengar-dengar, Tuan Juanda itu sudah pernah menikah. Bukankah begitu, Pa?" tanya Tarsha.

"Iya, tapi saat ini dia duda. Istrinya meninggal disaat melahirkan anak-anaknya," ucap Claiton.

"Kasihan sekali."

Sesi dansa telah berakhir, namun musiknya belum benar-benar berakhir. Luna yang terhanyut dalam tatapan Revan tak sadar akan hal itu. Sedangkan Revan, lelaki itu hanya mengikuti nada musiknya saja. Ia juga tidak menyadari bahwa orang-orang telah menyingkir, karena dansa sudah berakhir.

"Sepertinya mereka berdua tehanyut dalam dansa ini. Benar-benar suami istri yang romantis." Revan mendengar ucapan itu, ia langsung menghentikan dansanya dan mundur meninggalkan Luna sendirian disana dengan kebingungan.

...To be continue ...

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Oh ternyt Liana udh bertunangan kirain dia yg mau dijodohkan sama Revan..ternyt Luna 😊 setuju bgt deh klo gitu

2024-05-06

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2 Bab 2 'Luna'
3 Bab 3 'Ibu'
4 Bab 4 'Rumah Ibu'
5 Bab 5 'Kembar Bercerita'
6 Bab 6 'Mulai Dekat'
7 Bab 7 'Mengantar Pulang'
8 Bab 8 'Rara dan Keano'
9 Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10 Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11 Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12 Bab 12 'Canggung'
13 Bab 13 'Kenapa?'
14 Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15 Bab 15 'Tawaran Kerja'
16 Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17 Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18 Bab 18 'Revan'
19 Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20 Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21 Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22 Bab 22 'Keinginan Revan'
23 Bab 23 'Bertemu Berdua'
24 Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25 Bab 25 'Merana'
26 Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27 Bab 27 'Bertemu'
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32 Info
33 Bab 32 'Reservasi baju'
34 pengumuman
35 Bab 33 'Salah Paham'
36 Bab 34 'Tertolak'
37 Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38 Bab 36 'Merana pt.2'
39 Bab 37 'Deeptalk'
40 Bab 38 'Married 1'
41 Bab 39 'Married 2'
42 Bab 40 'Perjanjian'
43 Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44 Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45 Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46 Bab 44 'Izin Bekerja'
47 pengumuman
48 Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49 Bab 46 'Si kembar penasaran'
50 Bab 47 'Revan Marah'
51 Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52 Bab 49 'Zoo Time'
53 Bab 50
54 Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55 Bab 52 'Suami Yang Baik'
56 Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57 Bab 54 'Aku dan Kamu'
58 Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59 Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60 Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61 Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62 Bab 59 'Tentang Ibu'
63 Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64 Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65 Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66 Bab 63 'Pergilah'
67 Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68 Bab 65 'Hari Pertama'
69 Bab 66 'Debaran Di Hati'
70 Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71 Bab 68 'Malam Yang Indah'
72 Bab 69 'Melepas Rindu'
73 Bab 70 'Hari Pertama'
74 Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75 Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76 Bab 73 'Hamil!'
77 Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78 Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79 Epilog
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2
Bab 2 'Luna'
3
Bab 3 'Ibu'
4
Bab 4 'Rumah Ibu'
5
Bab 5 'Kembar Bercerita'
6
Bab 6 'Mulai Dekat'
7
Bab 7 'Mengantar Pulang'
8
Bab 8 'Rara dan Keano'
9
Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10
Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11
Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12
Bab 12 'Canggung'
13
Bab 13 'Kenapa?'
14
Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15
Bab 15 'Tawaran Kerja'
16
Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17
Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18
Bab 18 'Revan'
19
Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20
Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21
Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22
Bab 22 'Keinginan Revan'
23
Bab 23 'Bertemu Berdua'
24
Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25
Bab 25 'Merana'
26
Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27
Bab 27 'Bertemu'
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32
Info
33
Bab 32 'Reservasi baju'
34
pengumuman
35
Bab 33 'Salah Paham'
36
Bab 34 'Tertolak'
37
Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38
Bab 36 'Merana pt.2'
39
Bab 37 'Deeptalk'
40
Bab 38 'Married 1'
41
Bab 39 'Married 2'
42
Bab 40 'Perjanjian'
43
Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44
Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45
Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46
Bab 44 'Izin Bekerja'
47
pengumuman
48
Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49
Bab 46 'Si kembar penasaran'
50
Bab 47 'Revan Marah'
51
Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52
Bab 49 'Zoo Time'
53
Bab 50
54
Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55
Bab 52 'Suami Yang Baik'
56
Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57
Bab 54 'Aku dan Kamu'
58
Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59
Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60
Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61
Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62
Bab 59 'Tentang Ibu'
63
Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64
Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65
Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66
Bab 63 'Pergilah'
67
Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68
Bab 65 'Hari Pertama'
69
Bab 66 'Debaran Di Hati'
70
Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71
Bab 68 'Malam Yang Indah'
72
Bab 69 'Melepas Rindu'
73
Bab 70 'Hari Pertama'
74
Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75
Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76
Bab 73 'Hamil!'
77
Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78
Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!