Bab 8 'Rara dan Keano'

Keadaan gadis itu saat ini sudah mulai membaik. Dan sekarang ia sedang bermain petak umpet dengan kakeknya dan juga Keano.

"Ho ho ho, dimana Rara sekarang, ya?"

Rara terkekeh geli, ia menutup bibirnya menahan napas dan juga suara. Gadis itu berada di sebalik gorden, memundur-mundurkan kakinya agar tak terlihat.

Gorden itu tersingkap, lalu, "Bah! Ketemu!" seru kakeknya.

Kakeknya menggelitik Rara hingga gadis itu terguling ke kanan dan ke kiri menahan geli yang disebabkan oleh kakeknya.

"Hahaha, kakek, hentikan! Itu, geli," ucapnya terbata-bata disertai dengan tawanya yang menggelegar.

Kakeknya melepaskan tangannya dari Rara. "Sekarang, ayo kita temukan Keano," ajaknya.

Rara tertawa, menggandeng tangan kakeknya lalu pergi mencari keberadaan Keano. Rara berlarian kesana-kemari untuk mencari keberadaan Keano. Namun nihil. Keano tak ditemukan di manapun.

Tetapi, kakeknya menemukan keberadaan Keano yang sedang bersembunyi dibalik tubuh neneknya yang sedang memasak.

"Itu curang!" keluh Rara.

"Pantes saja Rara gak bisa temukan. Rupanya Keano sembunyi dekat nenek," cemberutnya lalu melipat tangannya kesal.

Keano menghampiri Rara, menyentuh kepala gadis itu. "Baiklah, aku minta maaf." Keano berkata dengan wajah yang datar.

Wajah Keano sangat mirip dengan ayah. Tidak ada bedanya.

Rara menerima permintaan maaf itu dan kembali berbaikan dengan kembarannya. Karena bermain, membuat ia merasa lelah. Ia membuka kulkas dan mengambil sekotak susu. Berjalan menuju sofa, duduk, kemudian menyeruput susu dingin itu.

"Rara, gigi kamu?" Keano menghampiri Rara dan duduk disampingnya.

Rara melihat kearahnya. "Tidak apa-apa kok. Gigi Rara sudah sembuh, tidak sakit." Rara menggelengkan kepalanya.

"Kata dokter juga tidak apa-apa," sambungnya lagi.

"Keano mau?" tawar Rara.

Keano menggelengkan kepalanya. Ia turun dari sofa, dan pergi ke suatu tempat. Rara melihat kegiatan Keano itu. Kini lelaki kecil itu kembali dengan sebuah buku di tangannya.

Rara memiringkan kepalanya menatap Keano. "Keano tidak bosan baca?" tanya Rara.

Keano mengalihkan pandangannya sejenak. "Tidak. Karena aku suka," jawabnya.

Karena Keano membaca buku, dan Rara sedang minum susu, maka hening pun terjadi diantara mereka. Rara meletakkan gelas susu itu kasar diatas meja, hingga berbunyi 'tak'.

Keano melihat kembarannya itu, kali ini apa yang membuatnya kesal?

"Kenapa, Rara?" tanya Keano.

Rara melipat tangannya dan memalingkan wajahnya dari Keano. "Heum. Keano bosan!" keluhnya kesal.

Keano meletakkan buku diatas meja. Mengulurkan tangannya pada kembarannya itu. "Mau keluar?" tanyanya.

Mata Rara berbinar mendengar kata keluar. Ia dengan segera meraih uluran tangan Keano. "Kemana?" tanyanya.

"Taman ibu."

Rara dan Keano telah diberitahu oleh Revan, bahwa ia menciptakan sebuah taman untuk ibu mereka. Taman bunga tulip.

Keduanya berpamitan pada kakek dan neneknya. Kemudian keluar menuju taman bunga tulip.

Antara Rara dan Keano, Rara lah yang lebih dahulu dilahirkan. Tetapi, Keano lah yang seperti kakak bagi Rara. Keano tak masalah akan hal itu. Baginya, jika Rara bahagia, maka ia akan melakukannya.

"Woah!" Mata Rara berbinar melihat taman itu.

"Cantik." Rara melepas tangan Keano dan berlari-lari menghampiri bunga.

Keano berjalan di belakang, mengikuti Rara yang aktif lari kesana-kemari. Ia juga sambil menikmati kebun bunga ini. Ia sedikit menyesal, seharusnya ia bawa saja buku tadi. Membaca disini pasti menyenangkan.

Tak hanya bunga tulip saja disini, bunga seperti bunga mawar, bunga matahari, dan bunga-bunga kecil lainnya.

Rara duduk dekat bunga-bunga kecil tumbuh. Ia mencabut beberapa bunga, dan mulai merangkainya. Agak sulit, namun ia tetap bersabar merangkai bunga tersebut.

Keano juga ikut duduk disamping Rara, ia hanya memperhatikan apa yang sedang dikerjakan gadis itu. Sembari menunggu apa yang kembarannya itu lakukan, ia juga memegang beberapa bunga, melihat-lihat lalu melepasnya lagi. Seperti itulah yang ia lakukan berulang-ulang.

"Tara!" Rara meletakkan rangkaian bunga itu di atas kepala Keano. Keano kaget, ia menyentuh rangkaian bunga tersebut.

"Jangan sentuh!" cegat Rara. Tangan Keano otomatis berhenti untuk menyentuhnya.

"Sangat cantik," sahut Rara.

"Keano, ayo buatkan untuk Rara," bujuk Rara.

Keano diam, namun tetap melakukan permintaan kakaknya itu. Ia juga mulai mengambil beberapa bunga. Namun hasilnya tidak ada. Keano menunjukkan bunga yang gagal itu pada Rara.

"Pfft." Rara tak mampu menahan tawanya.

"Sini, biar Rara ajari." Rara mengambil bunga yang ada di tangan Keano.

"Lihat baik-baik, Keano," ujar Rara.

Keano menganggukkan kepalanya. Ia benar-benar serius memperhatikan tangan kakaknya itu. Ia juga mengikutinya. Dan akhirnya, setelah berliku-liku kejadian, rangakaian bunga itu berhasil dibuat.

Keano tersenyum tipis, ia meletakkan bunga itu di atas kepala Rara. "Cantik," ucapnya.

"Keano senyum," ujar Rara.

Keano canggung, namun kebersamaan mereka sekarang, ia sangat menyukainya. Wajah Keano terlihat tersenyum sumringah oleh Rara. Rara juga tertawa bahagia menanggapi senyuman itu.

"Rara, Keano," panggil Revan.

Keduanya melihat kebelakang. Ayah mereka berjalan menghampiri. Rara berdiri dan melompat kedalam pelukan sang ayah.

"Hup." Revan menangkap Rara dengan pas.

Rara tertawa dengan memeluk leher Revan. Ia menjauhkan wajahnya untuk melihat sang ayah. "Ayah! Kapan ayah pulang?" tanya Rara.

"Baru saja."

"Bagaimana ayah tahu kami disini?" tanya Keano.

"Ayah bertanya pada kakek kalian tadi. Katanya kalian ada disini, makanya ayah datang," jawab Revan.

Revan melihat sesuatu yang aneh berada di atas kepala anak-anaknya. "Itu apa?" Tunjuk Revan pada rangkaian bunga itu.

"Ini mahkota bunga, ayah," jawab Rara.

"Hanya ada dua? Untuk ayah?" Revan berpura-pura sedih.

"Oh? Kalau ayah mau, Rara akan buatkan," ucap Rara melihat kesedihan sang ayah.

Rara turun dari gendongan ayahnya. Ia kembali membuat rangkaian bunga. Keano duduk dan memperhatikan kembarannya.

"Kamu suka disini?" tanya Revan.

Keano memperhatikan Revan. Ia tersenyum menanggapi pertanyaan ayahnya itu. "Iya." Keano tersenyum tipis.

Revan mengelus kepala Keano. "Syukurlah kalau begitu."

"Ayah! Ini." Rara meletakkan rangkaian bunga itu di atas kepala Revan.

"Sekarang, kita jadi peri bunga!" ujar Rara dengan tertawa bahagia.

Mereka tertawa bersama, ini adalah hari yang indah. Bolos kerja adalah pilihan yang bagus yang telah ia lakukan hari ini. Bersyukur Revan bertengkar dengan sekretarisnya tadi.

Poor sekretaris

"Ayah," panggil Keano.

"Hem?"

Keano menatap Revan lama. Revan yang merasa Keano tak berbicara mengalihkan tatapannya pada lelaki kecil itu.

"Ada apa, nak?" tanyanya.

Keano menggelengkan kepalanya. "Tidak jadi."

"Sungguh?" tanya Revan meyakinkannya sekali lagi.

"Iya, ayah." Keano menganggukkan kepalanya untuk memberikan kepastian pada sang ayah.

"Anak-anak! Saatnya makan siang!" panggil nenek.

Revan, Rara, dan Keano beranjak pergi masuk kedalam rumah. Keano menatap taman itu lama, lalu memejamkan matanya sejenak. Entah apa yang dipikirkan oleh lelaki kecil itu, tidak ada yang tahu.

...To be continue ...

Episodes
1 Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2 Bab 2 'Luna'
3 Bab 3 'Ibu'
4 Bab 4 'Rumah Ibu'
5 Bab 5 'Kembar Bercerita'
6 Bab 6 'Mulai Dekat'
7 Bab 7 'Mengantar Pulang'
8 Bab 8 'Rara dan Keano'
9 Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10 Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11 Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12 Bab 12 'Canggung'
13 Bab 13 'Kenapa?'
14 Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15 Bab 15 'Tawaran Kerja'
16 Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17 Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18 Bab 18 'Revan'
19 Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20 Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21 Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22 Bab 22 'Keinginan Revan'
23 Bab 23 'Bertemu Berdua'
24 Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25 Bab 25 'Merana'
26 Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27 Bab 27 'Bertemu'
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32 Info
33 Bab 32 'Reservasi baju'
34 pengumuman
35 Bab 33 'Salah Paham'
36 Bab 34 'Tertolak'
37 Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38 Bab 36 'Merana pt.2'
39 Bab 37 'Deeptalk'
40 Bab 38 'Married 1'
41 Bab 39 'Married 2'
42 Bab 40 'Perjanjian'
43 Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44 Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45 Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46 Bab 44 'Izin Bekerja'
47 pengumuman
48 Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49 Bab 46 'Si kembar penasaran'
50 Bab 47 'Revan Marah'
51 Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52 Bab 49 'Zoo Time'
53 Bab 50
54 Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55 Bab 52 'Suami Yang Baik'
56 Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57 Bab 54 'Aku dan Kamu'
58 Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59 Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60 Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61 Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62 Bab 59 'Tentang Ibu'
63 Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64 Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65 Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66 Bab 63 'Pergilah'
67 Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68 Bab 65 'Hari Pertama'
69 Bab 66 'Debaran Di Hati'
70 Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71 Bab 68 'Malam Yang Indah'
72 Bab 69 'Melepas Rindu'
73 Bab 70 'Hari Pertama'
74 Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75 Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76 Bab 73 'Hamil!'
77 Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78 Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79 Epilog
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bab 1 'apa kamu tidak cari istri lagi?'
2
Bab 2 'Luna'
3
Bab 3 'Ibu'
4
Bab 4 'Rumah Ibu'
5
Bab 5 'Kembar Bercerita'
6
Bab 6 'Mulai Dekat'
7
Bab 7 'Mengantar Pulang'
8
Bab 8 'Rara dan Keano'
9
Bab 9 'Si Kembar di Ejek'
10
Bab 10 'Di Jodohkan' bagian 1
11
Bab 11 'Di jodohkan' bagian 2
12
Bab 12 'Canggung'
13
Bab 13 'Kenapa?'
14
Bab 14 'Nenek ingin bertemu'
15
Bab 15 'Tawaran Kerja'
16
Bab 16 'Si kembar tiba-tiba sakit'
17
Bab 17 'Ingin didekat Luna'
18
Bab 18 'Revan'
19
Bab 19 'Pikiran Licik Rara'
20
Bab 20 'Bertamu Tanpa Disengaja'
21
Bab 21 'Keinginan Kecil Si Kembar'
22
Bab 22 'Keinginan Revan'
23
Bab 23 'Bertemu Berdua'
24
Bab 24 'Keputusan bulat Revan'
25
Bab 25 'Merana'
26
Bab 26 'Demi Rara dan Keano'
27
Bab 27 'Bertemu'
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31 'Hati yang berdebar kembali'
32
Info
33
Bab 32 'Reservasi baju'
34
pengumuman
35
Bab 33 'Salah Paham'
36
Bab 34 'Tertolak'
37
Bab 35 'Ku kirimkan Undangan'
38
Bab 36 'Merana pt.2'
39
Bab 37 'Deeptalk'
40
Bab 38 'Married 1'
41
Bab 39 'Married 2'
42
Bab 40 'Perjanjian'
43
Bab 41 'Kedatangan Si Kembar'
44
Bab 42 'Drama Pagi Keluarga Baru'
45
Bab 43 'Tidur Malam bersama'
46
Bab 44 'Izin Bekerja'
47
pengumuman
48
Bab 45 'Ditinggal Ayah'
49
Bab 46 'Si kembar penasaran'
50
Bab 47 'Revan Marah'
51
Bab 48 'Rencana Si Kembar'
52
Bab 49 'Zoo Time'
53
Bab 50
54
Bab 51 'Rara Ingin Adik'
55
Bab 52 'Suami Yang Baik'
56
Bab 53 'Ada Rasa Kekosongan'
57
Bab 54 'Aku dan Kamu'
58
Bab 55 'Ulang Tahun si Kembar'
59
Bab 56 'Rencana Untuk Memasukkan Si Kembar Ke Sekolah'
60
Bab 57 'Pertama Kali Ke Sekolah'
61
Bab 58 'Tes Masuk Sekolah'
62
Bab 59 'Tentang Ibu'
63
Bab 60 'Membeli Perlengkapan Sekolah'
64
Bab 61 'Tak Sengaja Bertemu'
65
Bab 62 'Rencana Liburan Berdua'
66
Bab 63 'Pergilah'
67
Bab 64 'Keberangkatan Pasutri Lama'
68
Bab 65 'Hari Pertama'
69
Bab 66 'Debaran Di Hati'
70
Bab 67 'Aku Mencintaimu'
71
Bab 68 'Malam Yang Indah'
72
Bab 69 'Melepas Rindu'
73
Bab 70 'Hari Pertama'
74
Bab 71 'Petualangan Si Kembar di Sekolah'
75
Bab 72 'Revan mengajak Luna menemui Laura'
76
Bab 73 'Hamil!'
77
Bab 74 'Ayo Jaga Ibu!'
78
Bab 75 (End) 'Lahirnya Adik Bayi'
79
Epilog

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!