Bab 18

Keesokan harinya, Grey sudah menyiapkan mental karena mungkin kali ini ia akan kembali di tolak oleh Lucia. Tapi tak apa, Grey akan terus memperjuangkan hak nya, ia juga menginginkan pertanggung jawaban wanita itu karena sudah memperkosanya.

Grey tiba-tiba mengulum senyum karena geli saat ia berpikir akan meminta pertanggung jawaban Lucia karena sudah memperkosanya, padahal mereka sama-sama mau.

Adnan bergidig ngeri saat melihat Grey yang jarang tersenyum tiba-tiba tersenyum dan bertingkah aneh.

“Tuan, Nona Lucia sudah keluar.” Ucap Adnan saat melihat Lucia keluar dari pagar kosan sahabatnya.

Grey langsung menoleh, ia merapihkan rambutnya sesaat sebelum ia akhirnya keluar dari mobil.

Grey berjalan cepat untuk mengimbangi langkah wanita itu.

“Cia.” Panggil Grey, ia sudah tau informasi tentang Lucia termasuk nama panggilan wanita itu.

Saat Adnan bertanya tentang keputusannya saat sudah menerima semua informasi dari asistenya itu, Grey tak goyah sedikitpun dengan pendirianya yang akan tetap menikahi Lucia gadis yatim piatu yang di besarkan di panti asuhan.

Lucia menoleh, ia lalu kembali berjalan saat tau siapa orang yang memanggilnya.

“Aduh, kenapa dia ada di mana-mana.” Gumam Lucia dalam hatinya sambil berjalan cepat.

“Hei mau kemana?” Tanya Grey karena Lucia tak kunjung berhenti walau ia sudah memanggilnya.

Lucia tak sedikitpun membuka mulutnya untuk menjawab, ia terus berjalan hingga akhirnya Grey memilih diam dan ikut berjalan di sampingnya.

“Aku sudah pikirkan berkali-kali, dan keputusanku tak berubah kita harus tetap menikah.” Ucap Grey.

Namun Lucia berjalan seolah ia tak mendengar maupun melihat Grey. Grey terus bergerutu, dan berjalan mengikuti Lucia.

“Cia! Kamu harus bertanggung jawab karena sudah memperkosaku!” Kesal Grey tanpa sadar, saat ini Lucia sedang membeli gorengan di pinggir jalan.

Beberapa orang menatap heran ke arah Grey saat mengatakan itu, sementara Grey ia tak sadar karena terlalu fokus pada Lucia.

Grey berdeham saat Lucia dan penjual gorengan itu menatap aneh ke arahnya, ia pun membenarkan dasi yang yang terasa mencekik lehernya.

Semua orang juga memperhatikan dirinya karena heran melihat pria yang memakai jam tangan yang setara dengan harga Rolls-Royce Droptail berada di pemukiman kumuh.

“Berapa bu?” Tanya Lucia pada penjual gorengan itu.

“20 ribu, uang pas yah.” Ucap si ibu.

Lucia mengangguk lalu mengambil uang dari dompetnya.

“Pakai ini saja.” Ucap Grey sambil memberikan black card itu pada penjual, namun penjual itu hanya menatap bingung benda tipis itu.

“Bagarnya pakai uang, bukan bayar pake yang kaya gitu.” Ucap si ibu penjual.

Adanan yang sejak tadi mengamati dan mengikuti dengan mobilnya, langsung menggeplak keningnya sendiri. Ya ia lupa memberikan uang Cash untuk simapanan Tuannya, ia hanya memberikan kartu untuk bayar bus karena sebelumnya Grey meminta itu karena sudah tau jika Cia akan naik bus seperti sebelumnya.

Lucia menatap datar tingkah Grey, pria itu bahkan kini hendak mengeluarkan kartu bus namun Lucia cepat-cepat memberikan uang itu pada si penjual lalu bergegas pergi meninggalkan Grey.

Grey hendak mengejar Lucia, namun Adnan memanggilnya dan berlari ke arahnya.

“Tuan, ambil ini untuk perjagaan.” Ucap Andan sambil memberikan 10 lembar uang berearna merah karena hanya itu yang ada di dompetnya. Grey pun mnegambil itu dan cepat-cepat megejar Lucia, Adnan menggelengkan kepalanya, ia tak menyangka jika akan ada momen di mana Lucia jajan di pinggir jalan.

“Hmm, kalian memang bertolak belakang.” Gumam Adnan, lihat saja mereka berdua berjalan beriringan saja tidak cocok di lihat dari penampilan Lucia yang jauh dari kata setara dengan Grey yang memakai benda mahal dari ujung rambut hingga ujung kaki.

“Aku mau.” Pinta Grey langsung menarik kantong kresek yang berisi gorengan itu.

Lucia menghentikan langkahnya dan menatap Grey yang memakan gorengan itu.

“Rasanya aneh, kenapa benda ini di jual.” Gumamnya sambil menatap bakwan di tanganya, dengan mulut yang sedang mengunyah.

“Apa yang sedang kamu lakukan? Kenapa kamu terus mengikutiku?” Tanya Lucia dengan tatapan datarnya.

Mendengar Lucia bicara, Grey pun tersenyum.

“Akhirnya kamu mau bicara padaku.” Ucap Grey.

“Jangan senyum!” Protes Lucia, karena entah mengapa hatinya jadi berdebar melihat senyuman itu.

Seketika Grey pun berhenti tersenyum.

Sementara Adnan yang melihat kedua orang itu berhenti segera masuk ke dalam mobilnya dan mendekati mereka untuk memantau.

“Aduh, ada apa lagi ini.” Gerutu Adanan sedikit frustasi.

.

Tbc.

Done hari ini 3 bab, sampe ketemu besok kalo gk males up🤧

Terpopuler

Comments

Miss Typo

Miss Typo

Adnan jadi penjaga Grey dan Cia 😁

2024-04-21

0

Nur Soleh

Nur Soleh

ngakakkkk aku baca nya Thor...
g kebalik itu ya'.. cowok minta pertanggung jawaban dari cewek...make dia bilang di perkosa lg 🤣🤣🤣

2024-04-20

0

Aqil Aqil

Aqil Aqil

lnjt

2024-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!