Grey berlari cepat naik ke lantai paling tinggi, ia mendapat kabar jika gadis itu berada di rooftop area yang sedang di renopasi.
Grey berpikir yang tidak-tidak karena untuk apa gadis itu datang ke tempat yang tak memiliki pemandangan indah karena semua taman sedang di bongkar.
Deg!
Alangkah terkejutnya Grey saat melihat Lucia berdiri di atas tembok pembatas, ia berlari sekuat tenaga dan langsung menarik tubuh wanita itu hingga terjatuh menimpa tubuhnya.
“Aw!!” Pekik Lucia sambil menatap telapak tanganya yang sedikit lecet.
“Kau gila! Kau bodoh!! Kalau mau mati jangan di gedung ini!” Pekik Grey berkali-kali, pria itu bahkan mentoyor terus menurus kening gadis bidoh di depanya itu.
Grey tak habis pikir, bagaimana mungkin karena putus cinta wanita itu rela menyudahi hidupnya. Dirinya saja tak pernah berpikir seperti itu, sebandel-bandel pria itu Grey masih sangat waras untuk tidak melakukan hal mengerikan itu.
Bukanya marah, Lucia malah menangis sejadi-jadinya melampiaskan semua sakit yang ada di dadanya. Karena sejak tadi air matanya tak kembali menetes karena rasa sakit yang di rasanya sangat dalam.
“Aku memang gila! Aku juga bodoh karena percaya padanya. Dan sekarang hidupku hancur karena mereka berdua.” Lucia kembali menangis sejadi-jadinya sampai membuat Grey risih dengan tangisan Lucia yang menggelegar.
“Berhenti menangis! Aku benci tangisanmu itu!” Pekik Grey lagi.
Lucia seketika terdiam. “Aku memang gak semenarik dia, aku pantas di benci.” Racaunya dengan mata merah dan hidung merahnya karena menangis dengan perasaan yang terluka.
Andai saja Lucia mengabulkan apa yang di inginkan kekasihnya itu, karena cepat atau lambatpun mereka akan menikah dan akan melakukan hubungan badan. Harus nya sejak awal Lucia mengijinkan Andrew untuk menyentuhnya, dengan begitu sakit hati ini tak akan terjadi.
Grey menatap Lucia lalu menghela nafasnya panjang, ia menyentuh pipi merah Lucia.
Wanita itu pun menatap pria bermata abu-abu yang menatapnya dengan tatapan datar, Lucia tak dapat melihat arti sorot mata pria itu.
“Jangan nangis lagi, seberat apapun perpisahanmu kamu akan baik-baik saja.” Ucap Grey dengan serius, karena dirinya pun merasakan hal yang sama.
Dia baik-baik saja setelah di tinggalkan oleh orang yang paling dia sayang.
Seketika Lucia terbuai dengan ucapan pria di depanya itu. “Tapi, emang boleh dengerin kata-kata orang gila sepertimu Aw—“ Pekik Lucia karena Grey kembali mentoyor keningnya.
“Kamu memang menyebalkan.” Ucap Grey, ia sangat menyesal sudah menyusul wanita itu.
Grey kembali menatap Lucia, gadis itu tengah menunduk meringis kesakitan sambil menyentuh pergelangan tanganya.
Dengan cepat Grey menarik pergelangan tangan itu, ia sadar karena ulahnya gadis di depanya itu jadi terluka karenanya.
“Kamu terluka, ayo kita obati.” Ajak Grey, namun Lucia tak kunjung berdiri. Pria itu pun langsung mengangkat tubuh Lucia dengan mudahnya.
“Ah! Mau apa kamu!” Pekik Lucia sambil meronta.
“Diamlah, aku hanya takut kamu terluka. Jadi jangan bergerak sampai aku mengobati luka-lukamu itu.” Ucap Grey dengan nada datarnya.
Lucia terdiam, ia menatap sosok pria yang bertanggung jawab ada dalam diri pria gila ini, walau pun Lucia sadar jika pria itu tidak gila seperti apa yang ia tuduhkan.
“Jangan menatapku seperti itu, nanti kamu jatuh cinta padaku.” Ucap Grey dengan datar tanpa menoleh ke arah Lucia dan pokus melihat jalan yang di laluinya.
Seketika Lucia memalingkan wajahnya agar tak kembali menatap pria itu.
.
Tbc.
Yaudah deh aku baik, aku up lg🤭
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
mars
lanj<t
2024-06-21
0
Miss Typo
cie cieeeee
2024-04-20
0
afa
kakak emang is the best..
2024-04-17
0