Tepat pukul tujuh pagi, Grey yang belum tidur sama sekali langsung keluar dari mobil saat melihat Lucia sudah keluar dari kediamanya.
Lucia menatap heran pasa pria itu, kenapa ia merasa jadi sering bertemu pria gila itu pikirnya. Ia pun buru-buru berjalan menuju halte terdekat, namun pria dengan setelan yang sama dengan kemarin itu malah ikut berjalan dengan buru-buru.
“Stop!” Lucia berusaha menghentikan langkah pria itu, ia menatap penuh curiga pada pria yang ada di depanya. “Kamu sedang mengikutiku?” Tanya Lucia to the poin.
Grey menatap kiri dan kanan, lalu menunjuk wajahnya sendiri. “Kamu bicara denganku?” Tanya Grey.
“Lalu siapa lagi kalau bukan kamu? Apa semalaman kamu mengawasi rumah ku?” Tebak Lucia lagi, ia langsung membelalakan matanya saat berpikir jika pria di depanya itu berniat jahat kepadanya. “Apa kamu perampok? Atau berbiat membunuhku? Atau mungkin—“ ucapanya terhenti begitu saja saat pria di depanya mentoyor keningnya.
“Aw! Sakit!” Pekik Lucia dambil melitot ke arah pria itu.
“Kau kira wajah tampanku ini aku gunakan untuk berbuat jahat? Aku tak butuh harta irang miskin sepertimu, aku juga tak berniat membunuh wanita lemah sepertimu.” Gerutu Grey kesal, ia sendiri bingung dengan tingkahnya.
Lucia mendelik. “Yasudah kalau begitu bagus.” Ucapnya lalu kembali melanjutkan langkahnya dan pergi meninggalkan pria itu.
Grey menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu menatap kebelakang. Ia sudah berjalan cukup jauh, dan tak melihat lagi mobil yang terparkir, Adnan yang masih tertidur bahkan tak mengetahui dirinya yang pergi mengikuti Lucia.
Akhirnya Grey memilih pergi menyusul Lucia naik kedalam bus. “Kenapa kamu naik ini? Gak naik taxi aja?” Tanya Grey, pria itu bahkan meminta Lucia untuk membayar ongkosnya karena kartu kredit miliknya tak bisa di pakai di bus itu.
Lucia mendelik kesal, pria yang baru saja meminta dirinya untuk membayarkan ongkos busnya kini malah menyuruhnya naik taxi.
“Kamu gila? Gajiku gak cukup buat bayar taxi selama sebulan full.” Jawabnya lalu duduk di kursi paling belakang.
Grey hanya berdiri menatap kursi kosong di sebelah Lucia, ia enggan duduk karena merasa jijik dengan kursi bekas orang lain, apalagi kursi itu terlihat sangat kotor.
“Kamu gak duduk?” Tanya Lucia.
“Gak, orang kaya sepertiku mana bisa duduk di sana.” Jawabnya, namun tiba-tiba bus yang di tumpanginya berhenti mendadak sampai membuat Grey tak sengaja mendaratkan bokongnya di kursi itu.
Lucia seketika tertawa, ia menertawakan tingkah konyol pria itu.
Lucia segera turun dari bis itu, ia buru-buru menjauh dari pria aneh yang sejak tadi mengikutinya. Namun Grey masih terus berjalan mengikutinya.
“Berhentilah mengikutiku! Aku harus kerja, jadi jangan cari masalah denganku!” Ucap Lucia dengan kesal, karena sudah sejak tadi ia terus menyuruh pria itu berhenti mengikutinya.
“Siapa yang ngikutin kamu? Aku datang ke sini karena mau tidur.” Jawabnya jujur. “Lagian aku heran, kenapa kamu bilang kalau kekasihmu lebih tampan dari pada aku?” Tanya Grey lagi, ia masih merasa tak terima dengan pernyataan itu.
Lucia menepuk jidatnya sendiri, jadi hanya kerena itu pria bermata abu-abu itu terus mengikutinya? Karena ia tak terima jika ada pria yang jauh pebih tampan darinya pikirnya.
“Apalagi dia tukang selingkuh, jelas pria seperti itu gak bisa di samakan denganku.” Ucap Grey dengan percaya diri.
Lucia mendengus kesal, salahnya karena terlalu menanggapi pria gila itu. Pria itu mulai berbicara melantur pikirnya.
Lucia segera berlari menjauh.
.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🌛Dee🌜
ampun dah🤦🤣
2024-12-26
0
🌛Dee🌜
😂😂😂
2024-12-26
0
Miss Typo
grey harus kasih bukti ke Lucia biar dia percaya
2024-04-20
1