Lucia segera mendorong Andrew dan Ellen masuk ke dalam mobil, karena ia tidak mau terlibat masalah dengan orang gila sepertinya.
“Tunggu!” Sentak Grey, sambil menahan tangan Lucia saat wanita itu hendak masuk ke dalam mobil.
“Ada apa lagi tuan?” Tanya Lucia dengan tidak sabaran, ia takut jika pria itu mengungkit kemeja mahalnya yang terkena noda kopi miliknya tadi siang.
“Apa kamu waras? Berani sekali membandingkanku dengan pria seperti itu! Apa kamu tau jika mereka berdua selingkuh?” Tanya Grey, dia hanya sedikit kasihan pada wanita yang sudah memuji pria itu.
Dia tak tau saja jika dirinya sedang di permainkan oleh kedua orang itu, pikirnya.
Dahi Lucia mengernyit, memang salah berurusan dengan pria gila ini pikirnya, buktinya pria ini berbicara asal, mana mungkin sahabat dan kekasihnya berselingkuh di belakangnya, itu jelas tidak mungkin.
“Tuan, sepertinya anda banyak berhalusinasi. Lebih baik cepat berobat sebelum semakin parah.” Ucap Lucia, karena setiap bertemu dengan pria bermata abu-abu itu dia selalu berbicara aneh, pikir Lucia.
Grey tercengang sambil menatap kepergian wanita itu. “Maksudnya aku gila?” Tanya Grey pada Asistenya yang sedang mendekat.
“Sepertinya begitu.” Jawab Adnan spontan, pria itu langsung mendepat tendangan dari tuanya. “Maksud saya, sepertinya itu maksud ucapan wanita itu.” Lanjutnya.
Ia lalu mengikuti langkah kaki tuannya yang berjalan menuju mobil. “Lagian, kenapa tuan akhir-akhir ini terlihat aneh. Apa tuan jatuh cinta padanya?” Tebak Adnan.
Jleb!
Ucapan Adnan seolah tepat sasaran, namun Grey tak pernah berpikir jika diirnya jatuh cinta pada wanita itu.
“Hei kau bodoh!” Pekik Grey. “Lihat wajah tampanku.” Ucapnya sambil menunjuk ke arah wajahnya. “Aku gak mungkin menyukai wanita miskin seperti dia, seleraku sangat tinggi.” Ucap Grey dengan percaya diri.
Adnan mengangguk-anggukan kepalanya, tentu saja tidak mungkin pewaris hotel Valentino menyukai gadis miskin. Adnan hanya mengira jika tuannya hanya sedang bosan dan ingin mempermainkan wanita itu, namun seberapa nakalnya seorang Grey Valentino pria itu tak pernah sekalipun mempermainkan hati wanita.
Lalu apa yang membuat pria itu ingin ikut campur dalam maslaah wanita tadi, pikir Adnan bingung.
“Ayo pergi.” Ajak Grey lalu masuk ke dalam mobil.
“Kita mau kemana tuan?” Tanya Adnan, karena bukanya seharusnya tuannya itu pergi ke kamarnya. Grey malah menyuruhnya menyetir meninggalkan parkiran hotel itu.
“Ikuti saja mobil wanita tadi.” Ucap Grey dengan santai, ia masih penasaran dengan pria yang di banding-bandingkan dengan dirinya.
Mereka sampai di tempat tujuan, Adnan bingung karena tuannya itu hanya diam menatap interaksi ketiga orang yang baru keluar dari mobil, bahkan sampai mereka masuk ke dalam rumah pun Grey tak berkata apapun.
Entah apa yang di pikirkan pria itu, hingga berjam-jam kemudian mereka masih diam di dalam mobil di depan rumah wanita itu.
Adnan sampai tertidur karena saking lelahnya menunggu, Adnan juga bingung sebenarnya apa yang sedang mereka lakukan.
“Tuan, sampai kapan kita akan menunggu di sini?” Tanya Adnan sambil menatap jam di pergelangan tanganya yang sudah menunjukan pukul 3 pagi.
“Sampai mereka keluar.” Ucap Grey tanpa mengalihkan tatapanya pada pintu rumah bercat putih itu, Grey juga sejujurnya bingung apa yang sedang ia lakukan di kawasan orang-orang miskin itu, rumah sederhana dengan cat warna putih itu membuat dirinya penasaran apa yang di lakukan ketiga orang itu.
Adnan terkejut. “Mereka mungkin saja keluar pagi ini saat mereka bekerja, kenapa tuan masih ingin menunggunya?.” Ucap Adnan dengan wajah tak percaya pada tingkah tuannya itu.
“Kalau begitu tunggu sampai pagi, bukanya kamu akan menemaniku begadang? Jadi diam saja jangan banyak tanya. Aku juga bingung apa yang sedang aku lakukan.” Kesalnya karena Asistenya itu terlalu banyak bertanya.
Tbc.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
🌛Dee🌜
😅😂🤣🤦🤦lucunyaa
2024-12-26
0
🌛Dee🌜
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-12-26
0
Miss Typo
mlh bikin ngakak, Adnan sabar ya ditendang mulu sm Grey 😁
2024-04-20
0