Deg!
Grey menutup mulutnya dengan tanganya sendiri sambil menatap kepergian Lucia wanita yang baru saja membentaknya lalu meminta maaf padanya.
“Gak mungkin.” Ucap Grey sambil menggelengkan kepalanya dengan wajah merona. Tanganya menyentuh dadanya yang berdebar tidak karuan.
“Tuan, bagaimana dengan masalah tadi?” tanya Adnan, dia ingin bertanggung jawab karena kesalahanya sendiri.
“Tunggu, ada yang lebih penting.” Ucap Grey, pria itu lalu pergi dengan buru-buru.
“Tuan! Aku tunggu di sini atau ikut?” teriak Adnan bingung karena tuannya menyuruh dirinya untuk menunggu, sementara tugasnya harus selalu berada di sisi pria itu.
***
Kini pria bernama Grey itu berada di ruang VVIP, tempat karoke terbesar di ibukota Jakarta. Seluruh wanita cantik sudah berjajar di depan matanya.
“Coba kamu senyum.” Ucap Grey tidak sabaran, namun saat wanita itu tersenyum. Grey justru menatap kesal wanita itu. “Kenapa senyumu seperti itu?! Ganti!” titahnya menyuruh wanita di sebelahnya untuk giliran tersenyum.
Grey mulai kesal, ia malah jijik sendiri saat melihat para wanita itu tersenyum ke arahnya. Sementara tadi saat ia melihat senyuman wanita yang menyamar menjadi cleaning servis, dada Grey justru malah berdebar.
Grey menggelengkan kepalanya. “Tidak! Tidak mungkin!” Pekiknya kesal sambil berdiri dan membuat seluruh orang yang ada di ruangan itu heran menatap ke arahnya.
Termasuk Adnan dan Joshua sepupu pria itu.
“Apanya yang tidak?” Tanya Joshua, ia ikut berdiri dan berjalan ke arah Grey.
Grey tidak memperdulikan ucapan Joshua, pria itu pergi begitu saja. Joshua menghela nafasnya dengan kesal, karena lagi-lagi Grey tak pernah menghargai kerjakerasnya.
Padahal selama ini Joshua selalu berusaha bersikap baik pada Grey, dia juga selalu berusaha terlihat di mata sepupunya, bahkan Joshua meniru gaya Grey karena terlalu terobsesi untuk menjadi seperti pria itu.
Adnan berlari mengikuti kemana tuannya pergi, ia menatap heran tingkah laku tuannya. Andan pun segera membukakan pintu mobil saat mereka sudah berada di parkiran.
“Aku mau tidur, siapkan acara untuk malam ini.” Titah Grey saat mobil itu melaju menuju hotel tempatnya menginap, tentu saja Grey menginap di hotel keluarganya.
Itu lebih baik ketimbang harus tidur bersama keluarganya di rumah utama, pikirnya.
Terlebih lagi sepertinya malam ini ia tak bisa tidur karena terus teringat bayang-bayang senyuman wanita itu.
“Tapi tuan, Nona Valen sudah menjaga ketat kamar anda dengan beberapa pengawal—“ ucapanya terhenti saat Adnan tak sengaja menatap mata tuannya lewat spion.
Seketika Adnan menunduk dengan tangan yang bergetar, tatapan mata tajam tuannya terasa menusuk hingga kejantung.
“Jadi maksudmu, aku gak bisa tidur malam ini?” Tanya Grey dengan sorot mata tajam, ia berdecak kesal sampai akhirnya mereka sampai di hotel Valentino.
“Parkir saja di depan, kalau aku gak bisa tidur kamu juga harus nemenin aku begadang.” Ucap Grey, ia memposisikan tubuhnya agar lebih nyaman duduk di kursi mobil itu.
“Ba-baik tuan.”
Ia lebih baik tak tidur sama sekali ketimbang harus tidur dalam bayang-bayang mengerikan, Grey terlalu takut tidur dalam kesunyian.
Semenatara Joshua yang mengikuti Grey dari belakang, ia juga ikut memarkirkan mobilnya di parkiran samping saat melihat mobil Grey yang terparkir di sana, ia tak mau kehilangan informasi sedikitpun dari pria itu.
Grey hendak melipatkan kedua tanganya di dada, namun matanya menangkap sesuatu yang menyita aktifitasnya.
“Apa yang terjadi dengan mobil itu?” Tanya Grey bingung, Adnan menatap ke belakang ia lalu mengikuti arah pandang tuannya.
Alangkah terkejutnya Adnan saat melihat mobil yang sedang bergoyang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Ass Yfa
ternyata Grey takut dgn kesunyiaan, ada traumakah
2024-04-21
0
Miss Typo
waduh mobil siapa tuh yg bergoyang??!
2024-04-20
0
Bunda
Harusnya "tangannya"...bukan tanganya...🙏
aku perhatian dr bab pertama..diimbuhan seperti ini selalu kurang huruf "n" nya..
Mohon maaf ya thor untuk koreksinya 🤗
2024-04-16
0