MANTAN MAFIA NEW YORK??
Tidak ada yang bisa Sarah lakukan selain diam dan mendengarkan. Luca begitu dekat dengannya, beserta pistol yang dia bawa dan masih mengarah ke kepalanya.
“Pergilah.” pria itu mendorong tubuh Sarah hingga wanita itu hampir saja terjungkal ke depan.
Dengan tatapan bingung, Sarah menatap Luca yang kini benar-benar menyuruhnya pergi! Melepaskannya cuma-cuma. Tak ingin kehilangan kesempatan itu, Sarah segera berlari pergi dari sana, untung saja matanya tidak ditutup sehingga dia bisa tahu jalan keluarnya.
Keadaan menjadi mencengkam saat beberapa anak buah Luca berdiri di gudang tersebut dengan wajah garangnya. Sarah yang berlari benar-benar ngos-ngosan seperti balapan maraton. -‘Sedikit lagi.... Sedikit lagi... !’
Kurang beberapa langkah lagi maka dia akan keluar dari tempat mengerikan itu. Sarah tersenyum lebar saat melihat mobil polisi juga baru saja datang, dan dia melihat kekasihnya turun dari sana. Dengan penuh ketakutan dan rasa syukurnya, Sarah berlari ke arah Tobias. Namun sebelum itu—
Dar! Dar! Dar!! Tembakan demi tembakan mulai terdengar dari dalam gudang yang hampir sama seperti parkiran bawa tanah, namun yang membuat tercengang adalah, isi di dalamnya yang benar-benar terlihat mewah.
Mendengar suara tembakan dan serangan mendadak di para gangster tadi. Sarah langsung tertunduk sementara Tobias mengeluarkan pistolnya dan menghampiri Sarah, memberinya perlindungan bak seorang laki-laki.
“CEPAT TEMBAK MEREKA TANPA RASA KASIHAN!!!” pinta Tobias terpaksa berteriak seperti itu karena tindakan kriminal para gangster sungguh membuat geleng kepala, apalagi dia gagal berkali-kali dalam menangkap bos mereka.
Sarah berhasil di masukkan ke dalam mobil, saat mengetahui jumlah polisi kalah banyak, Tobias segera menyuruh mereka mundur untuk sesaat. Senjata yang dipakai oleh kelompok Luca juga tak main-main.
“Kau baik-baik saja?!” tanya Tobias yang kini sudah masuk ke mobilnya. Sarah mengangguk seraya tersenyum tipis.
Ketika mobil berputar balik, Sarah melihat keberadaan Luca yang nampak santai memperhatikannya. Pria itu duduk di atas motor besarnya dengan senyuman liciknya seakan sengaja melakukan semua itu.
Mobil melaju kencang, sementara Sarah masih tidak tahu kenapa Luca melakukan semua itu? Kenapa pria itu tiba-tiba tertarik kepadanya?
“Apa bajingan itu menyakitimu? Apa dia menyentuhmu? Katakan Sarah!” tegas Tobias yang merasa khawatir. Sarah yang masih ngelamun sampai-sampai sang kekasih memberhentikan mobilnya di tempat parkiran mobil yang ada di pinggiran jalan.
Menyadari akan hal itu, barulah Sarah menoleh ke kekasihnya.
“Kenapa berhenti?” tanya nya.
“Apa yang kau pikirkan sampai-sampai kau tidak mendengarkan ucapan ku.” Kesal Tobias. Sudahlah Sarah telat dalam memberikan kabar tentangnya, dan kini wanita itu membuatnya sedikit kecewa.
Sarah tersenyum kecil, memegang pipi Tobias dan menatap matanya lekat. “Maafkan aku!” suaranya yang lembut selalu saja membuat ego Tobias runtuh. pria itu tak punya waktu lama untuk tidak mendengarkan suara Sarah.
“Baiklah. Kau selalu saja menang! Aku tidak bisa terlalu lama marah kepadamu.” Ucap Tobias meraih punggung kekasihnya agar lebih dekat lagi dengannya.
Karena mereka sudah terbebas dari para gangster tersebut. Untuk apa mengingatnya lagi? Toh mereka tidak akan mengikutinya.
Tobias hendak mencium bibir Sarah, namun wanita itu menghentikannya dengan jari telunjuknya. “Kau masih bertugas?!”
Tobias mengamati sekilas pakaian polisi yang masih ia kenakan. “Sudah tidak!” jawabnya tersenyum lebar penuh kejujuran. Tanpa menunggu waktu lama, pria itu berhasil meraih bibir Sarah, mencium serta melumatnya kasar.
Tak cuman sang pria yang nakal, Sarah juga sudah ahli dalam hal berciuman. Wanita itu menikmati dn selalu menikmati kebersamaannya bersama Tobias. Dia tidak punya siapa-siapa lagi selain kekasihnya yang selalu ada untuknya.
Sebentar lagi menjelang malam, mereka harus segera pulang karena besok aktivitas baru seperti biasa.
...***...
Sarah merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk. Ya! Sejak dia beranjak dewasa, Sarah sudah memutuskan keluar dari panti dan tinggal sendiri di sebuah apartemen tetap dengan hasil dari kerja kerasnya.
Wanita cantik yang kini masih mengenakan kemeja putih dan celana hitamnya mulai tertidur pulas karena rasa lelah juga pikirannya yang berat akibat memikirkan hidupnya yang hampir saja mati berdiri di kawasan gangster. Yang benar saja!
Sementara Tobias. Pria itu tidak langsung pulang, melainkan pergi ke suatu tempat yang biasa dia kunjungi untuk pertemuan saja. Seperti bar di ruang VIP bersama para orang kaya juga sesama polisi lainnya.
“Pilihlah salah satu dari mereka, Tobias. Kau seperti bukan pria saja!” ucap seorang pria tua tertawa lepas seraya meneguk minumannya sambil meraba-raba pantat para wanita nakal yang sudah di sewa khusus.
Tobias menggeleng. “Ces!!” Ucapnya mengangkat gelasnya lalu meneguk minumannya. Bagaimana pun dia masih ingat bahwa dia akan menikah dengan Sarah, bahkan cincin pernikahan mereka juga sudah di pesan.
Waktu berjalan cepat, langit mulai semakin gelap. Sarah yang rupanya belum tidur karena perutnya lapar, akhirnya dia memutuskan untuk membuat sesuatu di dapurnya. Namun ketika semuanya sudah terhidang, tanpa disengaja, wanita itu melirik ke arah jendela.
Dia melihat seorang pria berdiri di pinggir jalanan dan terus menatap ke arah jendela apartemennya yang tak terlalu tinggi, hanya di lantai 4. “Apa dia— ”
Tak tahan karena rasa penasarannya, wanita itu mencoba lebih dekat ke jendelanya dan melihat tak ada seorang pun di jalan tersebut. bahkan tidak pria bernama Luca itu.
“Oh Sarah... Ada apa denganmu? Tidak mungkin dia sampai berani ke sini, lagi pula dia tidak tahu tempat tinggal mu!” gumamnya memukul pelan kepalanya seraya tersenyum tipis lalu menjauh dari jendelanya.
Tanpa di sadari, seorang pria berjaket cokelat kulit muncul kembali dan menatap ke jendela yang masih terbuka lebar itu. “Ck. Kau pikir aku akan melepaskan mu begitu saja!” ucap Luca menyeringai kecil seraya berkacak pinggang.
“Aku tidak sabar dengan permainan selanjutnya!” lanjutnya lagi yang kini berjalan pergi setelah tahu letak tempat tinggal wanitanya itu.
Di dalam apartemen. Sarah duduk di kursi meja makan, menikmati hidangannya sendiri sambil membaca berita-berita di ponselnya. Hingga ada satu berita yang membuatnya merinding. (Seorang pria yang pembunuh menteri keuangan 8 tahun lalu, sudah kembali bebas sejak 4 tahun yang lalu. Tidak satupun dari seorang polisi yang bisa melacak keberadaannya yang akan mendapat pengawasan penuh, sehingga dia dinyatakan kembali ke negara asalnya.) Sarah mengamati berita tersebut, meski sudah 8 tahun lalu, namun itu cukup menggemparkan karena pembunuhan terhadap seorang menteri.
“Jaman sekarang banyak sekali pembunuhan.” Ucap Sarah yang kini menggigit ujung sendoknya. Hingga dia kembali tertegun dengan sebuah berita lawas yang tanpa sengaja lewat di beranda ponselnya.
(Mafia New York, yang mendapat julukan Killer Monster telah berhenti dari pekerjaan gelapnya. Bahkan banyak yang mengatakan bahwa sang mafia telah bertaubat dan pergi dari Negera asalnya. Tidak ada yang mengetahui keberadaannya bahkan identitas sang mafia masihlah di tutupi oleh pihak berwajib.)
Entah kenapa Sarah menjadi penasaran dengan berita tersebut. Jujur saja, dia seorang dokter, tapi dia tidak begitu menyukai hal berbau mafia apalagi kriminal.
Karena rasa penasarannya, Sarah iseng mengetik di internet, nama seorang mafia yang mendapat julukan <
“Maxi Ed Tomasso?” baca Sarah dengan menatap lekat layar ponselnya tanpa berkedip hingga kerutan di kedua alisnya terbentuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Erni Sasa
bapak maxi mh udah pindah haluan dagang ayam panggang😂
2025-04-01
1
Nur Bahagia
maxi 🤗
2024-09-29
2
Nur Bahagia
maxi? 🤔
2024-09-29
1