DOAM — BAB 08

LUCA PATUT DICURIGAI

Sarah merasa khawatir dengan keadaan kekasihnya yang kini mengatasi masalah pembunuhan. Sudah 5 jam lewat tapi Tobias masih belum meneleponnya ataupun mengirim pesan. Kini wanita cantik yang menggelung rambutnya dan hanya menyisakan poni sahaja merasa ada yang mengganjal, seolah ada sesuatu yang menariknya untuk melihat ke arah jendelanya.

Wanita cantik itu membuka gordennya, melihat ke arah jendela. Keadaan jalanan yang sepi karena memang hari sudah malam.

Sorot matanya melihat seorang wanita berjaket merah berparas cantik yang saat ini memandangi ke arahnya dengan wajah datar. Sarah balik menatapnya penuh keheranan, wajah dari si wanita itu terlihat tenang, kedua tangannya dimasukan ke saku jaketnya.

Keduanya sama-sama sadar bahwa mereka saling menatap satu sama lain hingga tak lama kemudian, wanita itu pergi begitu saja.

.

.

.

Tengah malam berlanjut. Sarah tertidur pulas di atas ranjangnya hingga tak sadar bahwa ada seorang pria baru saja tiba di sana.

Pria itu duduk di pinggiran ranjang, mengamati wajah Sarah yang cantik dan tenang. “Kau pikir aku tidak berbuat nekat?!” Tangan Luca terangkat membelai lembut pipi Sarah. Rahangnya yang nampak keras berdenyut tanpa henti.

Tangannya yang nampak sekali uratnya, jari-jemari yang kini menelusuri garis wajah Sarah tanpa henti. “You will be mine!” ibu jari Luca kini mengusap bibir Sarah tanpa lipstik itu dengan sangat lembut.

Merasa ada sesuatu yang menyentuh wajahnya, kening wanita itu mulai bergerak seolah merasa tak nyaman dengan sentuhan yang Luca berikan. Pria itu menghentikannya dan hanya memandanginya dengan senyuman kecil.

Bukankah sangat bahaya ketika seseorang bisa masuk ke dalam rumah? Begitulah yang saat ini Luca lakukan. Di saat sang pemilik rumah tidur, maka dia akan beraksi di sana seperti menemani Sarah ketika dia tertidur. Bahkan memasang CCTV di kamar mandinya, namun tak keseluruhan tubuh Sarah bisa dilihat karena Luca sengaja memasangnya sedikit rendah. Sungguh gila.

Dalam mimpi Sarah, hanya ada kekosongan, hingga suara yang sangat keras berbisik di telinganya tepat. “Ti amo (aku mencintaimu)!” seketika wanita itu terbangun dengan kepala pusing. Suaranya benar-benar keras dan sangat dia kenal.

Jam masih menunjukkan tengah malam. Tak ada Luca di sana sehingga Sarah merasa cukup lega. Namun... “Bagaimana bisa??” gumamnya ketika melihat dua kancing piyama yang di pakai, lagi-lagi terbuka. Tidak ada apapun di sana.

Tak ingin mempermasalahkannya, Sarah memilih memeriksa ponselnya. Tidak ada pesan sama sekali yang menunjukkan kalau Tobias menghubunginya.

...***...

Police station

Langkah Tobias tergesa-gesa masuk dan keluar di setiap ruangan yang ada di kantor polisi. Dia ingin mencari bukti dan jejak pembunuhan serta ledakan yang terjadi di toko Aren.

Pria berpangkat kepala kapten itu baru saja memasuki ruang forensik. Seorang wanita paruh baya tengah memeriksa sebuah benda suntikan yang semalam dia berikan untuk diperiksa lebih lanjut dengan kurun waktu cepat.

“Bagaimana? Apa yang kau temukan?” tanya Tobias beridi tepat di depan meja forensik itu.

Wanita berambut pendek tadi kembali berdiri tegak dengan kening berkerut seraya melepas kacamata khususnya. “Terdapat cairan narkoba di bekas wadah suntikan itu. Dan aku juga baru saja pergi ke ruang otopsi,”

“Apa jawabnya?”

“Aren Alberto memang memakai suntikan narkoba itu sendiri, tidak ada sidik jari lainnya selain miliknya. Bisa di jadikan sebagai bukti bahwa dia memang mengakhiri hidupnya sendiri setelah memakai narkoba dosis tinggi.”

Mendengar penjelasan itu, Tobias semakin bingung mencari bukti kejahatan pelaku. pria itu berkacak pinggang seraya mengusap wajahnya kasar.

“Tapi ada hal lainnya yang ditemukan dari hasil otopsi nya. Pukulan keras yang sengaja dilakukan oleh seseorang di ulu hatinya.” Lanjut wanita paruh baya berpakaian putih itu.

Meski ada sebuah bukti, namun itu tak cukup membuktikan sang pelaku kejahatan. Tobias butuh banyak bukti lagi, hingga terpancar satu ingatan dalam pikirannya. “Aku sangat yakin...” gumamnya. Pria berpakaian berupa kaos putih dan jaket hitam itu bergegas pergi dengan sorot tegasnya.

Benda berupa plastik berisikan sekantong penuh narkoba telah dikumpulkan menjadi satu dia atas meja bundar tepat dihadapan bos mereka yang saat ini tengah menghisap rokok. “Ini bukan milik kita. Ini kiriman dari Vietnam, mereka ingin memperkenalkan produk nya.” Jelas anak buah Luca yang saat ini meraih salah satu plastik tadi dan menelitinya dengan serius.

Benda kecil panjang yang mengeluarkan asap itu terjepit di antara sudut bibir Luca.

Pria itu meraih pisau kecil, membedah plastik tadi dan mengeluarkan serbuk narkoba.

“Siapa yang mengirimnya?” tanya Luca.

“Seorang pengusaha gelap.”

Pria berkaos abu-abu polos itu mengangguk-anggukkan kepalanya. “Katakan padanya, aku menolaknya. Aku tidak mau lagi berkerjasama dengan pengusaha manapun. Lebih baik dengan para mafia dan orang-orang nakal di luar sana.” Ujar Luca berdiri dari duduknya dan berjalan pergi dengan keangkuhannya.

Sungguh, sudah berapa kali para pengusaha selalu menusuknya dari belakang meski ujung-ujungnya mereka tewas di tangannya, tetap saja Luca tak mau lagi menerima mereka.

Pria tampan berkulit putih itu hendak menaiki motornya, namun sebuah mobil datang dan masuk ke dalam gudangnya. Luca tersenyum miring melihat sosok tersebut yang mengunjunginya tiba-tiba. Ya! Tobias mengunjunginya dengan maksud tertentu.

“Bisa kita bicara?” ajak Tobias.

Alis Luca berkerut heran namun pria itu menerimanya tanpa takut meski yang sedang dia hadapi adalah seorang polisi.

.

.

.

“Lucu sekali polisi. Hanya karena aku sering jual-beli dengan para orang kaya, kau menuduhku membunuh Aren Alberto!” Luca hanya menyeringai, wajahnya terlihat santai namun patut dicurigai.

“Aku tidak menuduh mu. Hanya saja kau patut dicurigai sebagai seorang kriminal.” Bos gangster itu hanya menatap tak percaya dengan kerja seorang polisi. Sementara Tobias masih mencurigai tindakan para gangster yang selalu meresahkan masyarakat.

“Aku memang kriminal. Dan aku akan membunuh mereka yang mengkhianati ku. Jika kau tidak percaya, kenapa kau tidak memeriksa keseluruhan dari si korban. Mungkin ada sesuatu yang dia tutupi.” Jelas Luca terlihat serius dan tajam.

Tobias tak kalah tajamnya, bahkan pria itu seolah memiliki dendam tersendiri.

“Jangan bilang kau sengaja menyudutkan ku agar aku tidak menggangu kekasihmu itu!” Luca tersenyum kembali. Ya! rupanya kedua pria itu sudah tahu. Tobias sangat tidak menyukai Luca setelah tahu menculik Sarah tanpa alasan yang jelas.

“Aku akan mengawasi mu.” Ucap Tobias memberikan peringatan keras.

Pria itu masuk ke dalam mobilnya dan langsung melaju cepat. Sedangkan Luca masih menatap ke arah perginya mobil tersebut. “Fucking police!” gumam Luca.

...***...

Ting! Tong!

Sarah membuka pintu apartemen nya dan melihat Tobias sudah datang lebih cepat. Tanpa basa-basi Sarah langsung saja memeluknya erat penuh bersyukur. “Seharian kau tidak ada kabar, kau membuatku khawatir.” Ucap Sarah.

Tobias mengecup singkat bibirnya.

“Aku baik-baik saja.”

Setelah melepas rindu, kini kedua sejoli tadi saling duduk berhadapan. Sejak tadi Sarah mengamati mimik wajah kekasihnya yang terlihat murung. Tidak ada pembicaraan apapun yang mereka lontarkan.

Bagaimana tidak bingung. Untuk pertama kalinya Tobias tidak bisa memecahkan kasus pembunuhan di kotanya. -‘Siapa pelakunya? Apa— ’

Sentuhan tangan Sarah di tangannya memudarkan lamunannya. “Kau bisa ceritakan padaku. Mungkin aku bisa membantumu!” pria itu menatap lekat kekasihnya.

Mungkinkah dia menceritakannya kepada Sarah?

Terpopuler

Comments

Nur Bahagia

Nur Bahagia

wajah bonyok nya Aren apa ga masuk itungan bu forensik?

2024-09-29

3

Titin Tri Utami

Titin Tri Utami

kayaknya anaknya Maxi yang grey sama si Zoe... hehe cuma nebak sih

2024-07-11

1

Sthefha LoeBiez OzieXzz

Sthefha LoeBiez OzieXzz

kayak nya Luca anak nya Maxi

2024-04-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!