PEMBUNUHAN KEDUA— ANDRIANO BENITO
Wajah Sarah Napak sumringah, tak seperti biasanya, wanita itu sangat-sangat terlihat bahagia. Tobias hanya tersenyum tak sabar mendengar berita yang akan dilontarkan oleh calon istrinya itu.
“Aku mendapatkan cuti lima hari! Kau mau menemaniku ke rumah panti ku?” rumah panti yang Sarah maksud adalah tempat tinggalnya yang pertama sebelum dia mandiri sendiri.
Sejak balita berusia 4 tahun, Sarah sudah berada di panti asuhan dan tidak ada satupun yang mengatakan tentang keluarganya. kini, setelah sekian lama dia keluar dari panti, Sarah juga harus mengunjungi mereka.
“Apa yang tidak untukmu?! Mereka juga keluargamu dan kita juga akan segera menikah!” ujar Tobias.
Senyuman Sarah hilang ketika dia ingat tentang keluarga. Ya! Orang-orang di panti adalah keluarganya, tapi bukan keluarga kandung. Kini ekspresi Sarah yang mulai sendu, Tobias meletakkan kembali cangkir kopinya.
“Hey! Tetaplah tersenyum, aku tidak suka melihatmu seperti itu!” goda Tobias, meski singkat dan padat, tapi berhasil mengubah ekspresi Sarah dalam sekejap.
“Aku akan mencucinya sebentar!” pamit wanita itu beranjak ke dapur seraya membawa piring kotor ke wastafel, memutar kean airnya dan mulai mencucinya.
Tiba-tiba dari belakang, sebuah tangan melingkari pinggangnya. Sarah tersenyum tipis dan sudah tahu siapa yang melakukannya. Tobias menempelkan tubuhnya begitu lengket ke punggung wanita cantik dengan dress kain rajut selutut berwarna gold berlengan panjang yang dia tekuk ke atas.
“I love you!” bisik Tobias tepat di telinga kanan Sarah sehingga napasnya dapat dirasakan di kulit leher wanita itu. Seperti ada sesuatu yang membuat bulu kuduknya berdiri, Sarah selalu menikmati kebersamaan nya dengan Tobias.
Kini, pria itu mulai mengendus di leher Sarah, memberikan ciuman serta kecupan di leher jenjang tersebut dan berhasil membuat Sarah memejamkan matanya ketika dia mulai menikmatinya.
Tangan kanan Tobias bergerak mematikan air keran yang tadinya masih menyala, sementara tangan kirinya mulai merambat ke dada kiri Sarah dengan lembut meremasnya. “Ahh— ” desahan kecil berhasil lolos ketika tangan nakal Tobias bergerak.
Birahi yang sudah tak terbendung lagi, Tobias memutar tubuh Sarah kasar dan langsung melahap bibirnya, memberinya ciuman yang menggebu-gebu hingga Sarah tak bisa menandinginya dan hanya mengikuti setiap gerakan bibir dan lidah Tobias saja yang mulai menyapu keseluruhan luar dan dalam bibirnya.
Sarah juga didudukkan di atas Counter dalam keadaan yang masih berciuman panas. Terlihat rambut Sarah yang mulai berantakan, tangan kanan Tobias mulai mengusap paha kiri kekasihnya dan membuka dress yang Sarah gunakan seolah menelusupkan tangannya lewat bawah hendak menyentuh area sensitifnya.
Sebelum terjadi, Sarah langsung tersadar dan menahan tangan Tobias serta melepaskan ciuman mereka. “Tidak Tobias. Kita berjanji tidak akan melakukannya sampai kita menikah!” ucap Sarah tersenyum tipis dengan napas ngos-ngosan.
Kedua orang itu saling beradu pandang. Tersirat dari dalam hati Tobias yang sedikit kecewa karena dia sudah terlanjur bergairah.
Memang benar, meski sudah menjalin hubungan selama 2 tahun, Sarah masih bisa menahan keperawanan nya. Dia tidak mau memberikannya kepada siapapun jika bukan suaminya.
“Tapi aku sudah terlanjur bergairah Sarah.” Rengek pria bertubuh kekar itu tak sesuai dengan perannya sebagai seorang polisi.
Sarah meraih wajah Tobias, lalu melumat bibirnya singkat. “Aku juga! Tapi aku tidak bisa. Kita harus menahannya.” Jelas wanita itu terdengar menyakitkan bagi junior Tobias.
Melihat ekspresi wajah Tobias yang tak bersemangat membuat Sarah merasa bersalah. Wanita itu mulai mendekatkan wajahnya ke telinga Tobias. “Bagaimana kalau aku membantumu keluar?!” bisiknya penuh nada sensual dan menggoda.
Senyuman kembali terukir di bibir keduanya.
Pria itu seketika memeluk tubuh Sarah hingga sedekat mungkin. “Di dalam?!” canda Tobias.
“Tentu tidak boleh, tunggu sampai menikah!” ujar Sarah dengan wajah serius. Tobias pasrah dan menuruti tawarannya tadi daripada juniornya menahan rasa sakit, lebih baik di menerima tawaran Sarah.
...***...
Sebuah motor baru saja berhenti tepat di samping apartemen Sarah. Tanpa membuka helm yang dia kenakan, Luca mengamati sosok wanita yang sama, seorang wanita berjaket merah dengan tudung yang ia pakai menutupi wajahnya.
Dari arah jauh, Luca masih mengamatinya hingga wanita itu mulai pergi.
.
.
.
08:30 PM, Gereja Andriano Verona Italy.
“Aku mohon berikanlah keberkahan untukku dan istriku, berikanlah keberkahan untukku dan istriku... Keberkahan dan kekayaan serta kedamaian.” Seorang pria tua berdoa di sebuah gereja kecil yang ia bangun sendiri tepat di samping perusahannya.
Andriano Benito, dia seorang penganut agama yang sangat taat, tak pernah sekalipun dia meninggalkan masa beribadah nya seperti saat ini. “Besok aku dan istriku akan mengasuh seorang anak dari panti asuhan, berikanlah seorang anak yang cerdas, baik dan sehat!” pria itu terus berdoa memejamkan kedua matanya seraya membawa sebuah salib di tangannya yang ia satukan.
Ketika doanya sudah selesai. Pria tua dengan memakai sebuah kemeja putih berdouble sweater hitam panjang itu berbalik badan sambil meraih ponselnya dan hendak menelepon sang istri, namun semuanya pudar ketika sorot matanya menatap ke arah seorang pria yang sudah berdiri di ambang pintu dengan tatapan tajam dan haus akan dendam.
Pria berjaket merah, berparas tampan dengan sedikit berewok itu berjalan lebih dekat hingga Andriano dapat melihat wajahnya ketika terkena pancaran cahaya lampu. “Ap-apa?? ka-ka-kau... ” Tak bisa berucap hingga ponsel yang dia pegang jatuh ke lantai saat suara istrinya terus memanggilnya.
Slepp!!! Lampu tiba-tiba mati hingga menjadi gelap, hembusan angin terdengar deras. Andriano mulai panik dan hendak memilih berlari namun Grey langsung menariknya hingga terjatuh.
Pria berjaket merah itu memberinya pukulan keras berulang kali tanpa henti. Teriakan Andriano terdengar sangat menyakitkan ketika seluruh tubuhnya terasa remuk juga terluka.
“Lepaskan aku... Hahhh— ” Bruakk!! Grey membanting kursi singel yang terbuat dari kayu ke tubuh Andriano tanpa ampun. Darah bercucuran keluar dari kepala pria tua yang malang itu.
Andriano yang sudah termakan usia, pria itu mengalami pendarahan tanpa henti di kepalanya. Sambil merangkak hendak meraih ponselnya yang masih menyala dengan tangan gemetar terulur dan juga air mata yang bercucuran keluar bercampur keringat. Berharap sang istri bisa mendengar dan meminta pertolongan. Tiba-tiba sebuah kaki beralaskan sepatu hitam dan celana hitam, menginjak ponselnya hingga retak dan mati.
“Hah— hah— Hikss... ” Andriano mendongak perlahan dengan kepala gemetar dan melihat seorang wanita cantik dengan tatapan datarnya. Pria itu melotot kaget melihat kehadiran wanita itu.
Tanpa banyak waktu lagi, Grey meraih sebuah potongan kayu kursi yang sudah berserakan tadi. Ujung kayu tersebut nampak tajam, pria itu berjalan tepat di berhenti di sisi Zoe yang masih berdiri di atas kepala Andriano yang masih berbaring tengkurap sambil merentangkan tangan kanannya ke depan karena ia memang hendak meraih ponselnya tadi.
“YAAAAAA!!!!” Teriak Grey penuh amarah dan langsung menancapkan kayu tajam tadi di punggung tangan Andriano hingga tembus.
“Aaarrggkkhhhhh!!!” teriak lantang Andriano hingga siapapun pasti dapat mendengarnya.
Darah di punggung tangannya tak berhenti keluar, suara tangis dan isak Andriano juga tak henti. “Aku mohon... Aku mohonnn... Ma-maaf— ”
Jlebb! Zoe langsung menyuntikkan narkoba dengan dosis tinggi ke leher Andriano tanpa memperdulikan rengekan pria yang lebih tua darinya. Seketika Andriano merasakan lemas dan sakit di sekujur tubuhnya yang sedikit kejang.
Grey meraih kedua pundak Andirano, menyeretnya ke arah jendela kaca lalu membenturkan kepalanya hingga kaca tersebut pecah dan separuh tubuh Andriano keluar dari jendela dalam keadaan yang langsung meninggal di tempat.
Dalam posisi tengkurap, kedua tangan Andirano menjuntai ke depan beserta kepala dan setengah badan, sementara dari pinggul hingga kaki masih berada di dalam. Dan jendela adalah pembatas nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 50 Episodes
Comments
Femmy Femmy
zoe dan Grey kesalahan apa yang diperbuat kedua orang tua itu hingga kalian membunuhnya??
2024-06-20
2
Susi Susiyati
jngan smpe sarah di prwani polisi gadungan.huhhhhh
2024-06-11
1
Diah Anggraini
lanjut ya ka
2024-04-23
1