DOAM — BAB 13

PERASAAN YANG ANEH

Ting tong! Berulang kali Sarah sudah menekan tombol bel tersebut, tapi seseorang tidak kunjung membuka pintunya.

Sekali lagi dia menekan tombol tersebut hingga kali ini pintu putih dengan nomor tercantum di atasnya itu terbuka. Sarah dan Emi terlihat sedikit tercengang melihat sosok pria biasa namun lebih tercengang lagi melihat isi di dalam apartemen tersebut.

Berbeda dan yang lain.

“Ini benar-benar indah, dokter! Sangat mewah dan bersih!” bisik Emi sangat kagum dengan keluasan, kebersihan serta kemewahan di dalamnya yang serba putih, hitam dan emas.

“Kau benar!” balas Sarah juga mengakuinya. Kedua wanita tadi tersenyum ramah seperti biasa.

“Baik. Kami dari rumah sakit Verona mendapat panggilan di kamar ini bahwa ada yang terluka.” Jelas Emi kepada pria berkaos putih bergaris biru itu.

“Mari kita periksa tubuhmu— ”

“Bukan aku, tapi pria yang ada di dalam kamar yang sakit.” Jelas pria tadi memotong ucapan Sarah.

Kedua wanita tadi saling menatap hingga mereka mengangguk faham. Tak berselang lama, Sarah dan Emi diantar ke kamar yang pria itu maksudkan tadi.

Isi di dalam kamar tersebut lebih menenangkan dan sangat-sangat mengagumkan. Kefokusan Sarah bukan ke ruangan tersebut, melainkan ke sosok lelaki yang membelakanginya. -‘Dia terlihat seperti— ’

“Ternyata sudah datang!” sambut Luca berbalik dengan hanya mengenakan kemeja hitam dan celana hitam. Pria tampan itu tersenyum ke arah Sarah.

Senyuman yang bahkan membuat Emi tak berkedip sedikitpun. Beberapa dengan Sarah yang malah menatapnya kesal. Pria itu berjalan menghampiri kedua wanita tadi, sorot matanya tak sesekali menatap ke arah Sarah. Betapa cantik dan menggemaskan nya wanita itu saat keterkejutan bercampur amarah melihatnya.

“Bisa kalian memeriksa ku sekarang?!” ujar Luca tak berdosa itu.

“Tentu saja!” jawab Emi yang seakan sudah terhipnotis.

“Maaf, tapi sepertinya kau tidak terlihat terluka!” balas Sarah berusaha memojokkan kebohongan pria menyebalkan itu.

Luca hanya tersenyum mendengarnya, lalu membuka kemeja yang awalnya dia pakai tadi hingga kini dia bertelanjang dada. Sarah berpaling cepat-cepat, sedangkan Emi malah terpesona dengan bentuk otot-otot milik Luca, ditambah lagi ada tatto di pinggang kirinya serta punggungnya.

“Dokter, dia memang terluka.” Kata Emi ketika melihat adanya luka tusuk di perut sebelah kanannya.

Seakan tak percaya, Sarah pun melihatinya sendiri dan benar— ada luka tusuk di sana. Tapi bukannya fokus ke luka saja, mata Sarah malah berkeliaran menelusuri perut sixpack Luca hingga ke wajah pria itu lalu berpaling segera.

“Bagaimana dokter? Sekarang kau percaya?!” ejeknya yang terus menggoda wanita berponi itu.

...***...

Sementara di kantor polisi, Tobias masih fokus ke kasus yang sama walaupun ada kasus lainnya, tetapi pria itu tetap akan menuntas kasus pembunuhan tragis Aren Alberto.

“Menurut salah satu saksi, dia hanya melihat pria berjaket merah tanpa melihat wajahnya.” Jelas polisi junior kepada pria yang duduk di kursinya itu. Kesaksian yang masih tak terlalu kuat.

Tobias terdiam mencerna ucapan tadi. -‘Orang berjaket merah?’ sungguh, ini kasus yang sangat rumit.

Beberapa menit berpikir, akhirnya Tobias mendapat pencerahan. Pria itu langsung bergegas menuju ruang forensik, menayangkan jenis narkoba yang dipakai oleh Aren di suntikan tersebut. Saat sudah mendapatkan jawaban, barulah Tobias akan menuntaskan semua teka-teki ini.

.

.

.

Di kasur king size putih yang empuk, Luca terbaring santai dan terus memandangi sang dokter yang saat ini hanya fokus mengobati lukanya saja.

“Permisi!” Emi menoleh ketika Luca memanggilnya. Begitu juga dengan Sarah yang menatap penuh kecurigaan selalu, setiap kali pria itu bergerak.

“Bisa kau ambilkan sabun di kamar mandi luar. Aku sangat membutuhkannya!” pinta Luca yang terus menerus menatap ke Sarah.

“Biar aku saja yang mengambilnya.” Tawar Sarah namun malah dicegah oleh Emi sendiri.

Wanita itu tak ada hentinya memberikan tatapan sinis dan Emi... Dia malah dengan senang hati menuruti perintah Luca, lalu pergi dari kamar tersebut, meninggalkan Sarah bersama pria gangster tadi.

“Tenang saja dokter, tetaplah mengobati ku. Rekanmu akan baik-baik saja.” Pria seperti Luca tidak akan dapat dipercaya.

Sarah sangat khawatir dengan keadaan Emi, bagaimana jika pria di depannya saat ini melakukan sesuatu kepada perawatannya tadi? Kini, Luca terus saja memandanginya tanpa henti.

“Kau menusuk lukamu sendiri?” tebak Sarah seakan tahu hanya dengan melihat luka milik Luca.

“Menurutmu?”

Wanita itu melirik tajam dan kembali mengobatinya lagi. Dirasa lukanya sudah tertutup rapi oleh perban, Luca kembali duduk sementara Sarah membereskan peralatan medisnya. -‘Kenapa Emi lama sekali?’ Batin Sarah yang terus-terusan memikirkannya. Sudah 10 menit lebih Emi tak kunjung kembali.

Sarah terus mencoba bersikap biasa saja agar tidak menarik perhatian gangster tadi.

“Kau harus meminum obat penghilang nyerinya setidaknya sampai lukamu mulai membaik. Permisi!” Luca mengamati gerak-gerik Sarah yang mulai panik dan gemetar. Walaupun wanita itu sedikit ketus kepadanya, namun Luca sangat yakin bahwa dia juga ketakutan.

-‘Oh ya Tuhan. Semoga kau baik-baik saja Emi.’ Lagi, Sarah mengatakannya dalam hati. Berurusan dengan seorang kriminal sangatlah berbahaya.

Hendak membuka pintu, namun pintu itu terkunci begitu saja sehingga rasa panik mulai menjalar di diri Sarah. Wanita itu mencoba membukanya namun gagal, peluh bahkan sudah membasahinya.

“Mau ku bantu?”

Suara Luca yang sangat dekat di telinganya membuat Sarah tersentak kaget dan langsung berbalik seraya menahan tubuh Luca agar tidak terlalu menempel di dadanya.

“Mm.. Pi-pintunya ti-tidak bisa di-di buka.” Jantung Sarah berdegup kencang hingga Luca dapat mendengarnya jelas. Pria itu menyeringai mendekatkan wajahnya ke wajah Sarah. Tangan kiri Luca merambat di pinggang dokter tersebut lalu membuka kunci pintu dengan mudanya.

Oh ayolah! Wanita mana yang tidak merasa panas ketika seorang pria bertelanjang dada dengan paras tampannya mendekati tubuhnya. Sarah merasakannya, nafsu? Yang benar saja.

Luca kembali mendekatkan bibir dan hidung mancungnya ke perpotongan leher Sarah sambil berbisik. “Sei mia (Kau milikku)!” bisik pria itu terdengar sensual. Napas Sarah mulai terdengar hingga ingatan akan ciuman paksa Luca mulai terasa di bibirnya kembali. Dia benar-benar sudah gila.

Tangan kanan Luca yang sudah merambat di leher Sarah, hendak menekan tengkuk lehernya dengan perlahan mendekati wanita yang saat ini seolah hanya bisa terpaku oleh rayuannya.

“Dokter Sarah!!!” panggil Emi terdengar keras hingga Sarah langsung menoleh menghindari Luca.

Sarah berlari kecil menghampiri rekannya, menatap bingung ke arah Luca yang juga berjalan menghampiri mereka. -‘Ada apa denganmu?’ wanita cantik berponi itu memejamkan matanya sekilas.

Setiap kali dia didekati oleh Luca, maka ketertarikannya mulai timbul. Mungkin karena hubungan antara dia dan Tobias tak seperti dulu lagi. Semenjak Tobias diangkat menjadi kepala polisi, dia semakin sibuk sehingga waktu untuk berkencan saja terpotong.

Tapi Luca. Pria yang baru saja muncul di hidupnya, malah membuntutinya layaknya seorang penguntit. Memintanya menjadi wanita nya bahkan selalu muncul di setiap harinya.

“Ayo dokter!” ajak Emi.

Ekspresi Sarah masih terlihat kebingungan sedangkan Luca hanya tersenyum tipis melihatnya.

Di dalam mobil, Sarah langsung menyandarkan kepalanya. Sungguh, Luca membuatnya hilang akal. “Itu tidak akan terjadi... Tidak!” gumam Sarah.

“Apa yang tidak akan terjadi?” tanya Emi yang duduk di kursi pengemudi.

Sarah langsung menoleh seraya menggeleng.

“Kenapa kau lama sekali tadi?” kesalnya yang kini meluapkan nya kepada Emi. Jika saja Emi tidak lama di kamar mandi, mungkin pria itu tidak akan berani mendekatinya.

“Pintu kamar mandinya tiba-tiba terkunci, untung saja bisa terbuka kembali.” Jelas wanita berkulit putih susu itu dengan wajah panik. Itu bukan kebetulan, tetapi memang disengaja oleh seseorang hingga membuat Emi harus terkunci di kamar mandi. Siapa lagi kalau bukan perbuatan Luca.

Terpopuler

Comments

Nur Bahagia

Nur Bahagia

Eko sapa inii 😅

2024-09-29

1

Nur Bahagia

Nur Bahagia

bwahahaha.. ternyata bang Luca 🤣

2024-09-29

2

Omar Diba Alkatiri

Omar Diba Alkatiri

sei mia /Smile/ ..hehe info aja Thor kalo yg belakang nya pake a buat perempuan yang o buat laki hehe

2024-07-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!