Bab 14

Farel yang tadinya gak mau turun dari motor, mendadak turun lalu menghampiri Kimmy. Cowok yang saat ini masih mengenakan helm itu, terlihat panik.

"Aku bisa jelasin, Beb." Dia hendak meraih tangan Kimmy tapi gadis yang terlanjur marah itu menepis kasar tanganya.

"Ciuman tadi udah lebih dari jelas," Kimmy tersenyum getir. Dia menatap Rachel, teman yang sudah dia anggap sahabat. "Kita udah lama kenal, Chel. Persahabatan kita sudah terjalin sejak lama, bahkan sebelum Farel ada diantara kita. Tapi kamu tega mengkhianati persahabatan kita hanya demi cowok." Sebenarnya dibanding sakit hati pada Farel, Kimmy jauh lebih kecewa pada Rachel.

Rachel memalingkan wajah saat Kimmy menatapnya tajam. Sebenarnya sejak Farel menjadi siswa baru di sekolah mereka tahun lalu, dia juga menyukai pria itu. Sayangnya, Farel lebih memilih Kimmy. Tapi bukan berarti dia menyerah, dia masih terus mendekati cowok itu meski statusnya pacar sahabatnya sendiri.

"Tega kalian berdua sama aku," Kimmy melihat kedua pengkhianat itu bergantian. "Dasar pengkhianat."

"Cukup Kim," bentak Rachel. "Gak usah sok tersakiti apalagi jadi korban. Ingat, kamu dan Farel sudah putus, jadi aku gak ngerebut Farel dari kamu."

Kimmy tertawa ngakak sekaligus meneteskan air mata. "Ya, kamu benar, gak ngerebut. Tapi apa wajar, belum putus dari aku 48 jam, kalian udah ciuman?" dia menyeka air matanya. "Ambil saja dia, ambil bekasku!" tekan Kimmy lalu melangkah pergi.

"Tunggu, Beb!" Farel menarik lengan Kimmy, entah apa maunya cowok itu.

"Farel, kamu apa-apaan sih," Rachel tak terima melihat itu. Dia menarik kasar tangan Farel hingga terlepas dari lengan Kimmy.

"Makasih sudah membantuku menyingkirkan KUMAN," Kimmy tersenyum miring lalu berlari meninggalkan halaman rumah Rachel. Dia ingin cepat-cepat pergi dari tempat itu.

"Kim, tunggu!" Farel hendak mengejar tapi lengannya ditahan Rachel.

"Apaan sih, Yang, biarin dia pergi. Sekarang, kamu itu pacar aku. Aku udah bosen jadi selingkuhan kamu terus. Udahlah, biarin dia pergi."

Apa, jadi selingkuhan? Kimmy yang sudah lumayan jauh, masih bisa mendengar suara mereka. Dadanya makin sakit, ternyata kedua orang itu sudah lama mengkhianatinya. Bodoh sekali dia, kenapa baru sekarang tahu.

Lelah berlari, Kimmy berjalan sambil mengatur nafas. Tangganya tak henti-henti menyeka air mata menyebalkan yang tak mau berhenti turun. Dia celingukan, mencari toko atau minimarket untuk membeli minum, tenggorokannya terasa kering sekali gara-gara capek nangis sekaligus lari. Beruntung ada minimarket di seberang jalan, jadi rasa hausnya akan segera terobati. Saat hendak menyeberang, ponselnya tiba-tiba berdering, ada telepon dari Alfath.

"Kim, hallo, Kim," terdengar suara Alfath. "Lo di mana, udah pulang belum?"

"Al.... " panggil Kimmy dengan suara tersendat-sendat karena isakan.

"Kim, lo nangis?" suara Alfath terdengar cemas. "Kim, lo kenapa? Lo, nangis?" Dia terus bertanya karena Kimmy tak kunjung menjawab, yang terdengar hanya suara isakan.

"Al.... " hanya itu yang dari tadi keluar dari bibir Kimmy.

"Share lokasi, lo." Alfath yakin gadis itu belum pulang karena terdengar suara bising kendaraan.

Tanpa fikir panjang, Kimmy mengirim lokasinya pada Alfath.

"Tetap disana, a_"

"Jambret," teriak Kimmy saat dua orang pengendara motor menarik ponselnya. Ponsel tersebut terlepas dari tangannya. "Jambret, tolong!" Gadis itu berteriak-teriak. Sebuah motor yang dinaiki dua orang pria berhenti tepat di depannya.

"Ada apa, Mbak?"

"Jambret, Mas," Kimmy menunjuk motor penjambret yang sudah lumayan jauh karena memang melaju sangat kencang setelah mengambil ponselnya. "Itu, yang pakai motor hitam jambretnya, buruan kejar."

"O... yang itu," sahut pengemudi motor. Rupanya, mereka masih satu komplotan dengan penjambret tadi. Mereka hanya datang pura-pura nolong agar Kimmy berhenti berteriak dan temannya bisa kabur. Namun merasa ada santapan lain, pria yang berada di boncengan malah menarik tas selempang Kimmy.

"Hei, apa-apaan ini?" Kimmy berusaha mempertahankan tasnya. Karena itu tas mahal, talinya tak mudah putus, terjadi tarik menarik di antara mereka. "Tolong! Tolong, jambret!" teriaknya.

Melihat beberapa orang mulai mendekat, pria di boncengan tersebut melepaskan tali tas Kimmy, yang akhirnya, membuat gadis itu jatuh terjengkang. Orang-orang yang datang langsung menolongnya. Sementara penjambret tersebut sudah kabur.

"Mbak nya gak papa?" tanya seorang bapak-bapak.

"Gak papa, Pak." Kimmy bersyukur tasnya masih selamat meski sekarang, sikunya terasa perih karena tergores aspal pinggir jalan. Saat dia cek, ternyata sikunya mengeluarkan darah. Seorang wanita langsung sigap memberinya tisu. Karena tidak mengalami luka yang serius, satu persatu orang mulai bubar.

Kimmy berjalan lemas menuju minimarket yang ada di seberang jalan. Membeli sebotol minuman lalu duduk di kursi yang ada di depan minimarket. Setelah meneguk hingga setengah botol minuman, dia meniup luka di sikunya yang terasa perih.

Dia kembali menangis, sial banget hari ini. Udah mengetahui fakta yang menyakitkan, masih ditambah dengan kehilangan ponsel plus sikunya terluka. Ini namanya tripel sial.

"Alhamdulillah kamu baik-baik saja."

Kimmy mengangkat wajah mendengar suara Alfath. Cepat sekali cowok itu datang. Perasaan baru beberapa saat dia duduk di depan minimarket. Tak tahu saja dia, Alfath sampai ngebut gara-gara mendengar dia teriak jambret lalu ponselnya gak aktif. Belum lagi, sebelum kejadian itu, Kimmy sudah nangis-nangis, siapa yang gak cemas coba.

"Al.... " panggil Kimmy sambil terisak. Dia berdiri dan langsung memeluk Alfath.

"Udah," Alfath mengusap kepala Kimmy. "Cuma ponsel yang hilangkan? Udah gak usah ditangisi."

"Hwaa... " Tangis Kimmy malah makin meledak, membuat Alfath bingung sekaligus keki.

"Kim, dilihatin orang." Alfath tak enak pada orang-orang yang melihat ke arah mereka. Takutnya dia malah dikira ngapa-ngapain Kimmy. "Cuma HP kan yang ilang? Udah, gak usah nangis gini, malu," bisik Alfath.

"Sakit, Al."

"Sakit?" Alfath melepaskan pelukan Kimmy, memindai gadis itu dari atas ke bawah, sampai dia temukan, luka di sikunya. "Cuma lecet dikit, udah jangan nangis, malu dilihat orang. Lagian masa udah gede lecet doang sampai nangis kejer."

"Bukan itu, tapi disini," Kimmy menepuk dadanya.

Mata Alfath membulat sempurna. "Ka-kamu jadi korban begal payuda.... "

"Bukan," Kimmy menggeleng. "Hatiku yang sakit. Farel jahat, dia dan Rachel pengkhianat."

"Astaga!" Alfath langsung tepok jidat. Jadi nangis kejer gara-gara itu? Rugi dia cemas.

Terpopuler

Comments

Ayak Fitri

Ayak Fitri

🤭😂😂dassar si Al org lg sedih jg...tp bikin aku ketawa 🤭 maaf ya neng Kimmy 🙏🏻 maafin juga bang Al nya😘🤭

2024-05-25

0

Ety Nadhif

Ety Nadhif

🤣🤣🤣🤣

2024-05-14

0

Noni Hayati

Noni Hayati

😭😭😭 al ampun dah

2024-05-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!