BAB 5

Alfath menarik lengan Kimmy hingga halaman depan rumah Rachel, menghempaskan kasar tangannya sambil menatap tajam. Kalau saja tahu murid yang akan dia ajar sebandel Kimmy, sudah pasti dia akan menolak dari awal pekerjaan ini.

Alfath mengambil helm lalu memberikan pada Kimmy. Tadi dia sudah jaga-jaga, pinjam helm satpam sebelum berangkat menjemput cewek itu.

"Astaga," Alfath berdecak pelan, memejamkan mata sesaat sambil membuang nafas kasar. "Lo itu punya otak gak sih?" Dia menarik gadis itu ke dekat spion. "Lihat leher, lo!" bentaknya.

Kimmy sedikit menunduk, memposisikan lehernya sejajar dengan kaca spion. Matanya membulat sempurna melihat ada kiss mark disana.

"Kamu pernah mikir gak? Atau jangan-jangan, kamu emang gak punya otak," Alfath mengetuk kepalanya sendiri dengan telunjuk. "Pernah bayangin, gimana perasaan orang tua kamu kalau tahu kelakuan kamu barusan? Kamu itu masih kecil, tapi kelakuannya.. " Alfath membuang nafas kasar sambil menyunggar rambutnya ke belakang, tak sanggup melanjutkan kalimatnya. Dia melepas jaket lalu mengulurkan pada Kimmy. "Pakai ini, jangan sampai orang tua kamu tahu kelakuan kamu. Jangan salah mengartikan, bukannya mau menyelamatkan kamu, apalagi membenarkan, tapi hanya ingin menjaga perasaan orang tua kamu."

Kimmy menerima jaket Alfath lalu memakainya. Sedikit menaikkan bagian kerah agar kiss mark di lehernya tidak kelihatan.

Alfath meninggalkan rumah Rachel begitu Kimmy naik ke boncengannya. Sepanjang jalan, Kimmy hanya diam, sampai-sampai Alfath membatin, tumben gadis itu tidak nyerocos seperti biasanya. Mungkin sedang menyesali perbuatannya, kalau memang benar, itu bagus.

Sesampainya di rumah, mereka langsung disambut Mama Ratih. Wanita itu menatap putrinya tajam, ingin memarahi, tapi tak enak karena masih ada Alfath. Sementara dipending dulu, nanti malam, jangan harap ada ampun, dia membatin.

"Buruan masuk, terus belajar, jangan sampai Papa tahu kalau barusan kamu kabur dari rumah."

Kimmy mengangguk kemudian masuk ke dalam kamar. Sebelum ganti baju, dia mematut diri di depan cermin, mengamati kiss mark yang ada di leher. Kalau papanya sampai tahu, habislah dia.

Setelah ganti baju dan mengambil buku, Kimmy menuju ruang tengah, tempat dia les dengan Alfath. Baru membuka buku, papanya pulang. Dia merapikan kerah baju dengan jantung berdebar, semoga saja, tak ada yang mempertanyakan kenapa sore ini dia pakai pakaian dengan kerah yang menutupi leher.

"Sore, Om," sapa Alfath.

"Sore, Al. Om seneng kalau pulang kerja gini, lihat kalian belajar bareng, enak dilihat. Gimana Kimmy, udah ada perkembangan belum?"

"Em.... " Alfath garuk-garuk tengkuk yang sebenarnya tidak gatal. "Maaf, Om, belum ada." Dia tak mau berbohong, kenyataannya memang seperti itu. Kalaupun dianggap tidak kompeten, lalu dipecat, dia akan terima konsekuensi itu.

Pak Bram menghela nafas panjang, menatap putrinya yang sedang menunduk, sok sibuk mengerjakan sesuatu. Baru seminggu, sepertinya dia yang sudah tidak sabaran ingin melihat hasilnya.

"Yang sabar ya, Al. Om yakin, kamu bisa membuat Kimmy sedikit lebih pintar."

"Pah," rengek Kimmy. "Aku gak sebodoh itu kali," gadis itu cemberut.

Pak Bram hanya tersenyum mendengar protesan anaknya. "Ya sudah lanjutkan, Papa masuk dulu."

Waktu mengejar Alfath hanya tersisa 10 menit. Hari ini dia tak bisa mengajari Kimmy apapun karena waktunya terbuang sia-sia hanya untuk mencari cewek yang kabur-kaburan itu.

"Udah, beresin bukunya, main dramanya udah selesai," ujar Alfath. Gimana mau pintar, kalau belajarnya cuma akting. Sebenarnya dia tutor atau bodyguard sih?

Memang dasarnya Kimmy malas belajar, dia langsung membereskan buku tanpa rasa bersalah.

"Yang kayak tadi jangan diulangi," Alfath mengingatkan. "Kamu cantik, anak orang kaya, jadilah cewek yang berkelas, bukan murahan."

"Gak usah sok tahu deh."

"Bukan sok tahu, tapi emang tahu. Hanya cewek murahan yang mau duduk dipangkuan laki-laki, sambil ciuman pula." Alfath memutar kedua bola matanya malas. Dia punya dua teman dekat perempuan, Alula dan Nifa, keduanya tidak bisa disamakan dengan Kimmy, sangat jauh berbeda. Meski Alula hamil diluar nikah, tapi karena kecelakaan, bukan karena dia nakal.

"Gak usah sok bijak, palingan kamu juga kayak gitu kalau pacaran," Kimmy mencebikkan bibir.

"Eits, jangan samakan aku dengan kamu apalagi dengan cowok yang kata kamu 1000 kali lebih tampan dari aku. Aku cowok berkelas, gak level dengan hal-hal murahan kayak tadi."

"Halah, gak usah muna deh," Kimmy memutar kedua bola matanya malas. "Zaman sekarang, mana ada pacaran gak pelukan, gak ciuman. Lagian aku tahu kok batasannya pacaran."

Alfath terkekeh mendengar kalimat Kimmy. "Yang lazim, belum tentu benar," dia menegaskan. "Mungkin benar kata kamu, pergaulan anak zaman sekarang sangat meresahkan. Pelukan, ciuman, itu dianggap wajar, tapi kita gak harus ikutankan? Gak harus melakukan itu juga biar dikata keren? Dan apa tadi, tahu batasan? Ciuman masih dalam batasan maksud kamu?" Alfath geleng-geleng kepala. "Itu udah diluar batas untuk anak remaja seperti kamu. Ingat, dimana-mana, yang mahal itu lebih keren daripada yang murahan." Alfath mengambil tas lalu memakainya di punggung. "Aku pulang dulu."

...----------------...

"Ayolah Beb, ikut ya, temenin aku," bujuk Farel saat telepon dengan Kimmy. Cowok itu memaksa Kimmy menemaninya ke pesta ulang tahun salah satu temannya.

"Aku gak bisa, Yang. Semalam aku dapat ultimatum dari Mama, kalau sampai aku kabur lagi, aku bakalan di masukin ke pesantren." Ya, semalam setelah Alfath pulang, Kimmy langsung ditatar mamanya. Wanita itu sudah menegaskan jika kemarin, adalah terakhir kalinya dia menolong. Selanjutnya kalau masih bikin ulah, bakalan langsung diadukan pada papanya, bahkan tak segan akan menyetujui usul papa untuk memasukkan Kimmy ke pesantren atau sekolah asrama.

"Halah, itu cuma gertakan. Bentar lagi kamu mau lulus, gak mungkin dipindah ke pesantren," Farel masih terus meracuni otak Kimmy.

"Aku tetep gak bisa, acaranya malam, Rel, gimana nanti aku pulangnya? Kemarin aja, satpam kena masalah karena aku, selanjunya, mereka pasti akan berjaga lebih ketat, gak mungkin lagi bisa aku kibulin kayak kemarin."

"Jangan menyerah sebelum berperang, coba dulu, nanti aku jemput di deket rumah kamu jam 7 malam."

"Enggak, aku gak bisa."

"Gak seru kamu, Kim. Katanya sayang sama aku, tapi cuma permintaan kecil kayak gini aja, kamu gak bisa ngabulin. Udah ah, males sama kamu." Farel mematikan sambungan telepon begitu saja.

"Hallo, Sayang, Sayang," Kimmy berdecak pelan mengetahui sambungan sudah diputus.

Sore ini, kedua orang tuanya ada urusan ke luar kota. Sebenarnya bisa saja dia keluar sebentar, tapi masalahnya, papanya meminta Alfath untuk menemaninya di rumah sampai mereka pulang. Dan untuk bisa membohongi Alfath, butuh efforts, tidak mudah.

Kimmy gelisah sepanjang sore hingga malam, memikirkan pesan yang baru saja dikirim Farel. Cowok itu mengancam putus jika malam ini, Kimmy tak bisa keluar dengannya. Sekarang sudah hampir jam 7, itu artinya, Farel akan segera datang menjemput.

"Kamu kenapa, galau gitu?" tanya Alfath saat keduanya tengah makan malam.

"Gak papa, aku ke kamar dulu, mau tidur." Gadis itu meninggalkan meja makan lebih dulu, lalu naik ke lantai dua, menuju kamarnya.

Benar saja, saat membuka ponsel, ternyata ada banyak panggilan masuk dari Farel, dia memang sengaja meninggalkan ponselnya di kamar. Dan beberapa saat kemudian, ponselnya kembali berdering, ada nama Farel di layar.

.

.

Sambil menunggu kisah Alfath dan Kimmy, yuk mampir di cerita author yang berjudul Riana's Revenge.

Karya tersebut masuk nominasi YAAW 2024. Bagi yang belum baca, cuz mampir.

Terpopuler

Comments

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Kimmy lagi puber sih harus extra jagain, Farel ngk mutu Kim

2024-05-23

1

Ila Lee

Ila Lee

cowok mahu ambil kesempatan putusin ciwok gituan2 masihi byk yg lebih baik dari Ferel kimmy

2024-04-20

0

Rahmawati

Rahmawati

kimmy bebal bgt sih gk bisa di bilangin

2024-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!