BAB 16

Alfath memperhatikan hujan yang bukannya makin reda, tapi malah makin deras. Kalau seperti ini, kapan dia akan pulang.

"Hujannya kok tambah deres sih, kapan sampai sampai rumahnya kalau kayak gini," gerutu Alfath.

"Aku malah seneng. Semoga aja hujannya gak berhenti sampai besok," Kimmy menatap nanar butiran air hujan yang turun. Biasanya kalau hujan seperti ini, dia ingin bergelung di dalam selimut di atas ranjangnya yang empuk, tapi tidak dengan kali ini. Semalas itu dia pulang ke rumah.

"Ngomong apaan sih?" Alfath menoleh ke arah Kimmy sambil berdecak pelan. "Kata-kata itu doa, kalau beneran gak reda sampai besok, kamu pasti nyesel."

Kimmy menggeleng, "Malah seneng. Aku gak pengen pulang."

Alfath garuk-garuk kepala. Sumpah, heran dengan isi otak gadis di depannya itu.

"Aku gak mau masuk pesantren," Kimmy tiba-tiba menangis. "Aku, aku gak mau." Bahunya mulai berguncang naik turun karena isakan.

Alfath menghela nafas, mendekati gadis itu lalu berdiri tepat di sebelahnya. Dia bisa memahami perasaan Kimmy. Saat kita dipaksa melakukan apa yang tidak kita sukai, itu pasti sangat tidak menyenangkan. Terpaksa, kata itu sangatlah menyesakkan.

"Kamu bisa bayangin gak, Al. Aku yang biasanya tidur sendiri di kamar yang luas, tiba-tiba harus berbagi dengan banyak orang. Aku yang biasanya bisa makan apapun yang aku mau, bahkan bisa request ke Bi Nana, mendadak harus makan apapun yang mereka sediakan. Selain itu, aku juga gak bisa pakai make up, gak bisa nonton drakor, gak bisa main hp, dan yang paling utama," Kimmy makin terisak. Tangisnya yang terdengar memilukan dan wajah sendunya, membuat Alfath merasa sangat kasihan. "Aku gak bisa lagi melihat orang tuaku. Aku sayang mereka meski mereka gak sayang aku."

"Mereka sayang kamu," Alfath berusaha meyakinkan.

Kimmy menggeleng, "Kalau sayang, kenapa mereka gak pernah ada waktu buat aku. Sejak aku kecil, mereka hanya sibuk bekerja, bekerja dan bekerja."

"Itu karena mereka seorang dokter, Kim. Pekerjaan mereka sangat mulia. Jam kerja mereka kadang juga gak bisa diatur. Saat rumah sakit membutuhkan, mereka harus siap."

"Tapi mereka juga orang tua, Al. Aku juga butuh mereka. Mereka itu hanya sibuk mencarikan aku tutor agar bisa jadi dokter, tapi mereka gak pernah sibuk buat menghabiskan waktu dengan aku. Sebenarnya aku ini anaknya atau cuma produk yang harus mereka jadikan dokter sebagai penerus?"

"Astaghfirullah, Kim, gak boleh ngomong gitu."

Alfath meraba kantong celananya untuk mencari ponsel, tapi semua kosong. Dia baru ingat, kalau ponselnya ada di saku jaket.

"Ambilin ponsel aku di saku jaket. Aku harus telepon mama kamu biar dia gak khawatir."

"Gak mungkin khawatir."

"Kim.. " tekan Alfath.

Kimmy menghela nafas panjang sambil merogoh saku jaket Alfath, mengambil ponsel lalu menyerahkan pada cowok itu.

Alfath berdecak kesal saat ponselnya ternyata mati, sepertinya kehabisan daya. "Kita pulang aja," putusnya karena tak mau membuat orang tua Kimmy khawatir.

Kimmy menggeleng, "Gak mau pulang."

Alfath tak peduli dengan rengekan Kimmy, dia berjalan menuju motor untuk mengambil jas hujan yang ada di dalam jok. Di daerah ini jarang ada taksi lewat, selain itu ponselnya tak bisa nyala, jadi tak bisa memesan taksi online.

"Nih pakai," Alfath memberikan jas hujan yang hanya ada satu itu pada Kimmy.

"Terus, kamu?"

"Aku ujan-ujanan aja." Pria itu memakai helmnya, lalu membantu Kimmy memakai helm karena cewek itu masih sibuk memakai jas hujan. Setelah selesai semua, mereka langsung naik ke motor dan meninggalkan tempat itu.

Ternyata, mengendarai motor sambil menerjang hujan malam-malam begini, dinginnya sangat aduhai. Tubuh Alfath menggigil saking dinginnya. Giginya sampai bergemelatuk.

"Kamu gak kedinginan, Al?" teriak Kimmy di dekat telinga Alfath. Jaket cowok itu dia pakai, begitupun dengan jas hujannya.

"Ya kedinginanlah, bego," teriak Alfath sambil menoleh sebentar.

Alfath terkejut saat sepasang lengan tiba-tiba memeluk tubuhnya dari belakang, siapa lagi kalau bukan Kimmy. Cewek itu merapatkan tubuh padanya sambil menyandarkan kepala.

"Jangan GR, aku cuma takut kamu hipotermia aja."

"Siapa juga yang GR," sangkal Alfath. Andai saja Kimmy tahu, saat ini jantungnya berdebar sangat cepat, secepat motornya yang menerjang hujan. Pelukan Kimmy, membuat dia merasakan sedikit kehangatan, setidaknya tak sedingin tadi.

"Al, bukannya dari sini deket ya ke rumah kamu?" teriak Kimmy di dekat telinga Alfath. Suaranya teredam suara hujan sekaligus deru motor, jadi harus teriak.

"Jauh.. rumah aku di Jakarta."

Kimmy berdecak kesal. "Ke rumah Om Raka maksudnya. Aku pernah kesana, tahu rumahnya."

"Terus, kenapa kalau deket?"

"Kita ke sana aja lebih deket. Kamu kelihatannya kedinginan banget, jangan dipaksakan. Aku takut kamu kenapa-napa."

"Cie... khawatir sama aku nih," ledek Alfath.

"Iya, khawatir banget, takut kamu mati," teriak Kimmy.

"Syet dah, tuh mulut nyakitin banget."

Kimmy terkekeh pelan sembari makin mengeratkan pelukannya. Tak pelak, fikiran Alfath makin kacau. Enggak, posisi ini gak boleh terlalu lama. Mungkin benar kata Kimmy, sebaiknya mereka pulang ke rumah Om Raka saja. Selain itu, dia juga sudah sangat gak kuat menahan dingin yang sampai ke tulang-tulang.

.

Terpopuler

Comments

Ima Kristina

Ima Kristina

kayaknya ALFAT sudah mulai ada rasa untuk Kimmy...semuga saja biar bisa move on dari Lula

2024-12-19

0

Erick Ibrahim

Erick Ibrahim

ini yg aku alami zaman dlu.. aku ampe nangis meraung2 gegara aku gak mau ikut aL. tp bapakku kekeh harus dftr AL. udh sejauh itu eeeeh gak taunya bapakku blg aku dilema kalo kamu misal lulus AL kwtr ditempatkn jauh. ya elah.. sia2 jg dftr. 😤😤😤😤tau gt duit mondar mandir bs ta belikan hal yg berharga

2024-12-14

2

Hilmiya Kasinji

Hilmiya Kasinji

kadang memang apa yg terbaik menurut ortu belum tentu disukai anak. dan kadang terlalu memaksa anak itu juga gak baik

2024-08-06

3

lihat semua
Episodes
1 Tutor baru
2 Gak boleh kalah
3 Bab 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 Bab 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 Bab 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 S2 ( Bab 21 )
22 S2 ( Bab 22 )
23 S2 ( Bab 23 )
24 S2 ( Bab 24 )
25 S2 ( Bab 25 )
26 S2 ( Bab 26 )
27 S2 ( Bab 27 )
28 S2 ( Bab 28 )
29 S2 ( Bab 29 )
30 S2 ( Bab 30 )
31 S2 ( Bab 31 )
32 S2 ( Bab 32 )
33 S2 ( Bab 33 )
34 S2 ( Bab 34 )
35 S2 ( Bab 35 )
36 S2 ( Bab 36 )
37 S2 ( Bab 37 )
38 S2 ( Bab 38 )
39 S2 ( Bab 39 )
40 S2 ( Bab 40 )
41 S2 ( Bab 41 )
42 S2 ( Bab 42 )
43 S2 ( Bab 43 )
44 S2 ( Bab 44 )
45 S2 ( Bab 45 )
46 S2 ( Bab 46 )
47 S2 ( Bab 47 )
48 S2 ( Bab 48 )
49 S2 ( Bab 49 )
50 S2 ( Bab 50 )
51 S2 ( Bab 51 )
52 S2 ( Bab 52 )
53 S2 ( Bab 53 )
54 S2 ( Bab 54 )
55 S2 ( Bab 55 )
56 S2 ( Bab 56 )
57 S2 ( Bab 57 )
58 S2 ( Bab 58 )
59 S2 ( Bab 59 )
60 S2 ( Bab 60 )
61 S2 ( Bab 61 )
62 S2 ( Bab 62 )
63 S2 ( Bab 63 )
64 S2 ( Bab 64 )
65 S2 ( Bab 65 )
66 S2 ( Bab 66 )
67 S2 ( Bab 67 )
68 S2 ( Bab 68 )
69 S2 ( Bab 69 )
70 S2 ( Bab 70 )
71 S2 ( Bab 71 )
72 S2 ( Bab 72 )
73 S2 ( Bab 73 )
74 S2 ( Bab 74 )
75 S2 ( Bab 75 )
76 S2 ( Bab 76 )
77 S2 ( Bab 77 )
78 S2 ( Bab 78 )
79 S2 ( Bab 79 )
80 S2 ( Bab 80 )
81 S2 ( Bab 81 )
82 S2 ( Bab 82 )
83 S2 ( Bab 83 )
84 Bab 84
85 S2 Bab 85
86 S2 Bab 86
87 S2 ( Bab 87 )
88 S2 ( Bab 88 )
89 S2 ( Bab 89 ) END
90 Promo novel baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tutor baru
2
Gak boleh kalah
3
Bab 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
Bab 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
Bab 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
S2 ( Bab 21 )
22
S2 ( Bab 22 )
23
S2 ( Bab 23 )
24
S2 ( Bab 24 )
25
S2 ( Bab 25 )
26
S2 ( Bab 26 )
27
S2 ( Bab 27 )
28
S2 ( Bab 28 )
29
S2 ( Bab 29 )
30
S2 ( Bab 30 )
31
S2 ( Bab 31 )
32
S2 ( Bab 32 )
33
S2 ( Bab 33 )
34
S2 ( Bab 34 )
35
S2 ( Bab 35 )
36
S2 ( Bab 36 )
37
S2 ( Bab 37 )
38
S2 ( Bab 38 )
39
S2 ( Bab 39 )
40
S2 ( Bab 40 )
41
S2 ( Bab 41 )
42
S2 ( Bab 42 )
43
S2 ( Bab 43 )
44
S2 ( Bab 44 )
45
S2 ( Bab 45 )
46
S2 ( Bab 46 )
47
S2 ( Bab 47 )
48
S2 ( Bab 48 )
49
S2 ( Bab 49 )
50
S2 ( Bab 50 )
51
S2 ( Bab 51 )
52
S2 ( Bab 52 )
53
S2 ( Bab 53 )
54
S2 ( Bab 54 )
55
S2 ( Bab 55 )
56
S2 ( Bab 56 )
57
S2 ( Bab 57 )
58
S2 ( Bab 58 )
59
S2 ( Bab 59 )
60
S2 ( Bab 60 )
61
S2 ( Bab 61 )
62
S2 ( Bab 62 )
63
S2 ( Bab 63 )
64
S2 ( Bab 64 )
65
S2 ( Bab 65 )
66
S2 ( Bab 66 )
67
S2 ( Bab 67 )
68
S2 ( Bab 68 )
69
S2 ( Bab 69 )
70
S2 ( Bab 70 )
71
S2 ( Bab 71 )
72
S2 ( Bab 72 )
73
S2 ( Bab 73 )
74
S2 ( Bab 74 )
75
S2 ( Bab 75 )
76
S2 ( Bab 76 )
77
S2 ( Bab 77 )
78
S2 ( Bab 78 )
79
S2 ( Bab 79 )
80
S2 ( Bab 80 )
81
S2 ( Bab 81 )
82
S2 ( Bab 82 )
83
S2 ( Bab 83 )
84
Bab 84
85
S2 Bab 85
86
S2 Bab 86
87
S2 ( Bab 87 )
88
S2 ( Bab 88 )
89
S2 ( Bab 89 ) END
90
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!