BAB 4

Seperti biasa, sore itu Alfath datang ke rumah Kimmy, tapi ada yang tak biasa disana, terlihat Bi Nana dan Mama Ratih mondar-mandir di teras. Dari raut wajahnya, mereka tampak cemas.

Alfath menghampiri lalu mencium tangan Tante Ratih.

"Al, bisa bantuin tante gak?" Tante Ratih memegang lengan Alfath.

"Ban... tuin apa, Tante?" Alfath mengernyit bingung.

"Kimmy kabur dari rumah, sebentar lagi papanya pulang, dia pasti kena masalah."

Alfath menghela nafas panjang, heran dengan cewek bernama Kimmy itu, tak bosan-bosannya bikin masalah.

"Temen kamu ada gak yang bisa melacak posisi seseorang? Tante sudah telepon dia dari tadi, tapi ponselnya gak aktif. Tante sudah cek rekaman CCTV, Kimmy terlihat di jemput Farel tadi."

"Farel?" Alfath mengerutkan kening.

"Pacarnya Kimmy. Om Bram gak suka sama cowok itu, dia pasti makin ngamuk kalau tahu Kimmy perginya sama Farel. Tolong ya, Al, tolong cariin Kimmy."

Sebenarnya Alfath ingin menolak karena itu bukan dalam daftar tugasnya sebagai tutor, tapi bibirnya terasa kelu. Dia tak kuasa menolak permintaan seorang ibu yang sedang mencemaskan putrinya. Membayangkan jika saat ini, mamanya yang ada dalam posisi Tante Ratih dan sedang mencemaskan Ayleen.

"Ya sudah Tante, minta nomornya Kimmy, biar aku minta temen ngelacak posisinya. Temen aku ada yang pintar urusan beginian."

Tante Ratih masuk ke dalam, mengambil ponsel yang dia letakkan di meja ruang tamu, selanjutnya mencari nomor Kimmy dan mengirimkan pada Alfath. "Maaf ngerepotin kamu ya, Al," dari raut wajahnya, wanita itu tampak sungkan.

"Gak papa kok, Tante."

Alfath menghubungi temannya, meminta tolong secepatnya melacak posisi Kimmy.

...----------------------------...

Kimmy berulang kali melihat jam tangannya, dia cemas karena sebentar lagi, papanya pulang. Saat ini, dia berada di rumah Rachel bersama teman-temannya, mengadakan pesta kecil-kecilan untuk mengisi liburan. Kebetulan rumah Rachel kosong, kedua orang tuanya sedang ada urusan di luar kota.

"Aku pulang dulu ya, Yang," teriak Kimmy pada Farel yang duduk di sebelahnya. Kenapa teriak? karena suara musik disana amat kencang.

"Apa?" Farel tak mendengar.

"Aku pulang dulu," Kimmy bicara di dekat telinga sang kekasih. Dia memakai tas selempang miliknya lalu berdiri.

"Nanti dulu, aku masih kangen," Farel menarik pinggang Kimmy, mendudukkan gadis itu di pangkuannya. "Mumpung kamu bisa keluar, kapan lagi coba bisa ketemu kayak gini," bujuk cowok itu.

"3 hari lagi juga udah masuk sekolah, kita bisa ketemu tiap hari. Aku takut ketahuan Papa."

"Kamu itu penakut banget sih, Beb. Semarah-marahnya orang tua, gak akan mencelakai anaknya, paling cuma dimarahin. Tinggal kamu pura-pura denger, bereskan." Posisi kimmy yang berada dipangkuannya, membuat Farel mengambil kesempatan untuk menciumi leher dan tengkuk gadis itu.

Kimmy yang risih, berusaha menjauh, tapi Farel memegangi pinggangnya erat, membuat dia tak bisa kemana-mana.

"Besok, kamu bisa temenin aku kan, ke ulang tahun Gio?"

"Gak bisa, acaranya malem."

"Kan bisa kabur kayak hari ini."

"Aku takut, Yang."

"Aku tadi kan udah bilang, gak bakal diapa-apain, paling dimarahin doang kalau ketahuan." Farel terua saja menciumi leher Kimmy, menciptakan tanda merah tanpa sepengetahuan gadis itu.

"Yang, geli.. , udah dong."

"Aku bakal udahan asal kamu gak buru-buru pulang," Farel terus saja melancarkan aksinya, membuat Kimmy kegelian sekaligus darahnya berdesir. Nafas Kimmy mulai memburu seiring kecupan basah yang di berikan Farel di leher dan tengkuknya.

Melihat mangsanya sudah mulai terbuai, Farel mengendurkan belitan lehernya, memiringkan posisi Kimmy lalu mencium bibirnya. Kimmy hendak menolak tapi tengkuknya ditahan oleh Farel. Ciuman itu tak bisa bertahan lama karena Kimmy kuat menahan nafas, maklum ini ciuman pertamanya.

Farel mengusap sekitaran bibir Kimmy yang terdapat sisa saliva mereka. Menatap bibir yang merona itu, membuat Farel tak bisa menahan diri untuk tidak menciumnya lagi. Lagian, kesempatan seperti ini tak datang dua kali.

Di luar, Alfath berkali-kali menekan bel karena pintu tak kunjung dibuka. Dia bisa mendengar suara musik, jadi bisa dipastikan, Kimmy berada di dalam. Tak mungkin pulang tanpa Kimmy, Alfath terus menekan bel hingga seorang wanita paruh baya membuka pintu.

"Cari siapa ya, Mas?" tanya wanita yang sepertinya adalah ART.

"Nyari Kimmy, dia ada di dalamkan?"

"Di dalam banyak orang, saya gak tahu ada atau tidak yang namanya Kimmy. Saya panggilkan Non Rachel dulu ya." ART tersebut kembali masuk setelah Alfath menganggukkan kepala.

Setelah menunggu beberapa saat, seorang gadis muda berpakaian sedikit terbuka keluar, dia menatap Alfath dari atas ke bawah. "Kamu... "

"Aku nyari Kimmy," sahut Alfath.

"Kamu siapanya, saudara?" tebaknya. "Kok Kim gak bilang sih, kalau punya saudara cakep kayak gini." Dia mulai tebar pesona, memasang senyum manis sambil memainkan rambut depannya.

"Mana Kim?" Alfath sedang tak ingin basa-basi, waktunya tidak banyak.

"Boleh minta nomor telepon?"

Alfath berdecak pelan, pantas saja Kimmy suka bikin ulah, ternyata satu circle dengan cewek kayak gini, gak punya malu.

Rachel membuka ponsel yang dia pegang, bersiap menyimpan nomor Alfath. "Berapa?"

"Aku gak punya nomor ponsel, adanya nomor rekening. Mau?"

Rachel berdecak pelan, "Ganteng-ganteng tapi pelit."

"Masih mending, daripada murahan. Mana Kimmy?"

"Gak ada," sahut Rachel sekenanya.

"Gak usah bohong deh, aku tahu dia disini."

"Aku bakal manggilin Kimmy, tapi ada syaratnya, kasih dulu nomor ponsel kamu."

"Aku bisa nyari sendiri," Alfath langsung masuk tanpa menghiraukan Rachel sebagai tuan rumah. "Kim, Kimmy," teriaknya sambil mengedarkan pandangan. Mendengar suara bising dari halaman belakang, dia yakin Kimmy ada disana.

Rachel mengekor di belakang Alfath sambil bersedekap. Dia biarkan saja cowok itu mencari Kimmy sendiri.

Mata Alfath membulat sempurna melihat Kimmy berada di pangkuan seorang cowok. Dan yang lebih membuat dia tercengang, keduanya sedang asyik berciuman. Dengan langkah lebar, Alfath menghampiri mereka lalu menarik lengan Kimmy. Hampir saja gadis itu terjatuh, untungnya tidak sampai karena kakinya masih bisa berpijak di lantai.

Kimmy terperangah melihat Alfath ada disana. Muncul pertanyaan dibenaknya, darimana cowok itu tahu dia ada disini.

"Ayo pulang!" Alfath menarik lengan Kimmy.

"Siapa kamu?" Farel yang tak terima menarik lengan Kimmy hingga terlepas dari cekalan Alfath.

"Ayo pulang!" bentak Alfath, kembali menarik lengan Kimmy.

Farel hendak kembali menariknya, tapi Kimmy menolak. "Aku pulang aja."

Terpopuler

Comments

Ety Nadhif

Ety Nadhif

wah mendingan lula ,,ciuman pwrtamanya sama suami🤦

2024-05-14

1

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

Kimmy bar2 juga jadi cewek 😁

2024-05-23

0

Ila Lee

Ila Lee

kimyy kamu bodoh cowok angh benar kamu pacaran bikin kamu rusak

2024-04-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!