BAB 19

Alfath menghela nafas berat. Sejak kenal Kimmy, dia merasa kesialan selalu menimpa dirinya. Bisa-bisanya dua kali dia berada di situasi seperti ini, mau dinikahkan. Kalau yang kemarin, bisa membantah karena dia memang tidak salah, tapi kalau kali ini, ini terjadi karena mulutnya sendiri. Harga dirinya sedang dipertaruhkan sekarang. Hanya ada dua pilihan, secara gentle menerima tantangan Pak Bram, atau mengaku pecundang dengan tidak mau menikahi, hanya mau memacari. Astaga, kenapa terdengar sangat memalukan opsi kedua itu.

"Sepertinya terlalu terburu-buru jika langsung menikahkan mereka," ujar Ayah Septian. "Lagipula, Kimmy masih sekolah. Emang anak sekolah boleh nikah? Selain itu, mereka masih terlalu muda, biar mereka menikmati masa muda dahulu."

"Tidak ada yang salah dengan yang Pak Septian katakan. Masa muda memang perlu dinikmati, hanya saja," Pak Bram tersenyum, menatap Kimmy dan Alfath bergantian. "Untuk menghindari zina, bukankah lebih baik menikah. Bisa menunda dulu kehamilan, menikmati masa muda dengan pacaran halal."

Mama Nara mencelos jika sudah membahas soal zina, soal hamil di laur nikah. Karma, dia tak yakin dengan itu meski sering mendengar orang bilang, jika orang tuanya hamil di luar nikah, anaknya nanti akan mengalami kejadian serupa. Kesalahannya dengan Septian di masa muda, sering menimbulkan ketakutan tersendiri baginya, takut Tuhan memberikan karma melalui anak-anaknya yang juga punya anak di luar nikah. Meski tidak ada anak yang akan menanggung dosa orang tuanya, tapi kejadian yang menimpa Aydin, seperti hukuman untuknya.

"Saya setuju mereka menikah."

Ucapan Mama Nara membuat semua orang disana langsung menatapnya, terutama Alfath, rasanya masih tak percaya mamanya bicara segampang itu mengiyakan.

"Yang akan menjalani mereka, biarlah mereka yang memutuskan," Ayah Septian kembali bicara. Menikah di usia muda itu tidak mudah, apalagi untuk laki-laki yang belum memiliki kemampuan finansial seperti Alfath. Dia tak ingin Alfath mengalami kesulitan seperti awal mula dia menikah dulu. "Lagipula, Alfath belum bekerja, belum bisa menafkahi Kimmy."

Alfath bersyukur ayahnya berfikir seperti itu. Ayahnya memang the best, makin ter love love deh.

"Saya tidak keberatan dengan itu," ucapan Pak Bram membuyarkan kebahagiaan Alfath yang baru sesaat itu. "Saya bisa menanggung biaya hidup mereka sebelum Alfath bekerja," Pak Bram seperti tak mau kehilangan kesempatan emas ini. Setelah kejadian ada kiss mark di leher Kimmy, dia sangat takut putrinya itu kebablasan dan berujung hamil di luar nikah. Menurutnya, Alfath adalah jodoh yang paling tepat untuk putrinya.

Sebenarnya ada alasan lain kenapa Pak Bram kekeh mau memasukkan Kimmy ke pesantren. Kasihan juga jika Kimmy harus mengulang sekolah setahun lagi, tapi dia tak punya pilihan lain, istrinya terkena kanker rahim stadium 2 tanpa sepengetahuan Kimmy. Ratih akan di rawat di rumah sakit di US karena kebetulan, kakak laki-laki Ratih yang seorang dokter ahli kanker, bekerja di sana. Dia harus bolak balik Indonesial - US, dan meninggalkan Kimmy di rumah sendiri, bukan pilihan yang tepat.

"Memang Kimmy mau menikah dengan Al?" tanya Om Raka yang sejak tadi hanya diam. Dia tahu tentang penyakit Dokter Ratih dan kegalauan Pak Bram yang harus bolak-balik Indonesia US, tapi menikahkah paksa, bukan pilihan yang tepat menurutnya. Pernikahan yang didasari cinta saja, kadang tak berjalan mulus, apalagi tanpa cinta.

Semua mata langsung melihat ke arah Kimmy, gadis yang sedang duduk di kursi makan itu seketika gemetaran.

"Gimana, Kim?" tanya Om Raka.

"A-aku terserah Papa aja." Kimmy tahu, kalau dia pasti harus ikut kemauan papanya, jadi apa gunanya pendapatnya.

"Kalau kamu, Al?" tanya Om Raka.

"Mau dong pastinya," desak Pak Bram. "Alfath itu gentleman, berani macarin, yang berani nikahin, iya gak, Al?"

Di sudutkan terus, membuat Alfath dengan berat hati akhirnya mengangguk. Demi harga dirinya sebagai laki-laki, yang berani memacari gadis, berani pula menikahi, bukan hanya tukang PHP.

Alula mengangkat kedua jempolnya. "Alfath memang selalu keren." Dia jadi teringat dulu saat dia bilang hamil. Dengan gentleman, Alfath menyatakan siap menikahinya jika pria yang menghamili tak mau tangggang jawab. Meski gayanya suka becanda, tapi Alfath seserius itu kalau sudah jatuh cinta. "Kalau udah suka sama cewek, gak pernah main-main."

"Hem," Aydin berdeham sedikit kencang.

Astaga, salah ngomong lagi kayaknya, batin Alula.

"Tapi gak langsung nikah hari ini kan, Om?" tanya Alfath.

"Ya enggaklah, palingan besok atau lusa."

What! Mata Alfath langsung membulat sempurna.

Disaat yang lain sedang berkumpul di ruang keluarga untuk membicarakan tentang rencana pernikahan Alfath dan Kimmy, Tante Kinan baru muncul. Wanita itu sedikit bingung dengan yang mereka obrolin.

"Ini ngomongin apa sih, Mas?" dia berbisik di telinga Om Raka.

"Rencana pernikahan Al sama Kim."

Mulut Tante Kinan seketika menganga dengan kedua bola mata membulat sempurna. "Ke-kenapa tiba-tiba nikah?"

"Semua udah setuju," sahut suaminya. Mereka masih tetap bicara sambil berbisik.

Enggak, ini gak benar. Dia tak rela Alfath, keponakannya yang baik dan ganteng, nikah sama Kimmy.

Tante Kinan memberi kode pada Mama Nara, mengajak adiknya itu mengobrol berdua di dalam.

"Kamu kok setuju sih, Ra, Al nikah sama Kimmy?" tanyanya langsung.

"Memang kenapa? Kimmy anaknya baik, dari keluarga baik-baik juga. Daripada numpuk dosa dengan pacaran, bukankah lebih baik nikah?"

"Kamu belum tahu tentang Kimmy, Ra."

"Memangnya kenapa?"

"Kamu tahu kenapa kemarin aku telepon kamu nyuruh buru- buru datang?"

"Kenapa?"

Tante Kinan menceritakan semua kejadian kemarin pada Mama Nara. Dia saja yang bukan melahirkan Alfath geram, gimana Mama Nara.

"Aku itu heran sama Mas Raka, kenapa dia diam saja?" Tante Kinan kesal sekali pada suaminya itu. "Mentang-mentang mereka berteman dan Pak Bram seniornya, dia jadi kayak kerbau yang di cucuk hidungnya, nurut aja. Awas saja nan_" Kalimatnya menggantung di udara saat melihat Mama Nara sudah pergi dari hadapannya. "Heis, main pergi saja tuh emak-emak." Sambil menggerutu, dia mengikuti Mama Nara. Ternyata, wanita itu memanggil Kimmy, mengajaknya bicara di halaman belakang.

Tante Kinan tak mau ketinggalan, ikut ke halaman belakang bersama Kimmy dan Nara.

Cukup lama mereka mengobrol di dalam, sampai Om Raka merasa khawatir dan menyuruh Alfath menyusul. Feelingnya mengatakan, istrinya mengatakan semua tentang kejadian kemarin pada Nara.

Alfath celingukan di dalam, tak tahu Mamanya mengajak Kimmy ngobrol dimana. Sampai akhirnya dia mendengar suara langkah kaki. Kimmy muncul dari arah halaman belakang, berjalan cepat sambil menangis.

"Kim, kamu kenapa?" Alfath menahan langkahnya.

Kimmy hanya menggeleng.

"Kok nangis?"

"Aku gak papa."

"Tapi kok nangis?"

"Aku gak papa, Al," dia mencoba melepaskan tangan Alfath yang memegangi lengannya. "Kita gak usah nikah."

"Kenapa?" Bukan kecewa, tapi kaget karena tadi, Kimmy setuju-setuju saja.

"Aku mau pulang." Kimmy berjalan cepat menuju ruang keluarga begitu tangannya terlepas dari Alfath.

"Pah, ayo pulang," Kimmy tak mau duduk dulu, langsung mengajak papanya pulang.

"Loh, kamu kenapa?" Pak Bram terkejut melihat wajah sembab Kimmy.

"Kimmy gak jadi mau nikah, batalkan saja. Permisi," dia membungkuk sopan lalu keluar lebih dulu tanpa menunggu papanya.

Om Raka yakin, ini pasti karena istrinya dan Nara ngomong sesuatu pada Kimmy.

Terpopuler

Comments

rae

rae

tuh kan,,,salah lagi lula /Facepalm/

2025-02-11

0

Ima Kristina

Ima Kristina

penasaran dengan kelanjutannya Thor

2024-12-19

0

rin

rin

yah gajadi lucu deh 😓😅

2024-09-10

1

lihat semua
Episodes
1 Tutor baru
2 Gak boleh kalah
3 Bab 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 Bab 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 Bab 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 S2 ( Bab 21 )
22 S2 ( Bab 22 )
23 S2 ( Bab 23 )
24 S2 ( Bab 24 )
25 S2 ( Bab 25 )
26 S2 ( Bab 26 )
27 S2 ( Bab 27 )
28 S2 ( Bab 28 )
29 S2 ( Bab 29 )
30 S2 ( Bab 30 )
31 S2 ( Bab 31 )
32 S2 ( Bab 32 )
33 S2 ( Bab 33 )
34 S2 ( Bab 34 )
35 S2 ( Bab 35 )
36 S2 ( Bab 36 )
37 S2 ( Bab 37 )
38 S2 ( Bab 38 )
39 S2 ( Bab 39 )
40 S2 ( Bab 40 )
41 S2 ( Bab 41 )
42 S2 ( Bab 42 )
43 S2 ( Bab 43 )
44 S2 ( Bab 44 )
45 S2 ( Bab 45 )
46 S2 ( Bab 46 )
47 S2 ( Bab 47 )
48 S2 ( Bab 48 )
49 S2 ( Bab 49 )
50 S2 ( Bab 50 )
51 S2 ( Bab 51 )
52 S2 ( Bab 52 )
53 S2 ( Bab 53 )
54 S2 ( Bab 54 )
55 S2 ( Bab 55 )
56 S2 ( Bab 56 )
57 S2 ( Bab 57 )
58 S2 ( Bab 58 )
59 S2 ( Bab 59 )
60 S2 ( Bab 60 )
61 S2 ( Bab 61 )
62 S2 ( Bab 62 )
63 S2 ( Bab 63 )
64 S2 ( Bab 64 )
65 S2 ( Bab 65 )
66 S2 ( Bab 66 )
67 S2 ( Bab 67 )
68 S2 ( Bab 68 )
69 S2 ( Bab 69 )
70 S2 ( Bab 70 )
71 S2 ( Bab 71 )
72 S2 ( Bab 72 )
73 S2 ( Bab 73 )
74 S2 ( Bab 74 )
75 S2 ( Bab 75 )
76 S2 ( Bab 76 )
77 S2 ( Bab 77 )
78 S2 ( Bab 78 )
79 S2 ( Bab 79 )
80 S2 ( Bab 80 )
81 S2 ( Bab 81 )
82 S2 ( Bab 82 )
83 S2 ( Bab 83 )
84 Bab 84
85 S2 Bab 85
86 S2 Bab 86
87 S2 ( Bab 87 )
88 S2 ( Bab 88 )
89 S2 ( Bab 89 ) END
90 Promo novel baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tutor baru
2
Gak boleh kalah
3
Bab 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
Bab 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
Bab 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
S2 ( Bab 21 )
22
S2 ( Bab 22 )
23
S2 ( Bab 23 )
24
S2 ( Bab 24 )
25
S2 ( Bab 25 )
26
S2 ( Bab 26 )
27
S2 ( Bab 27 )
28
S2 ( Bab 28 )
29
S2 ( Bab 29 )
30
S2 ( Bab 30 )
31
S2 ( Bab 31 )
32
S2 ( Bab 32 )
33
S2 ( Bab 33 )
34
S2 ( Bab 34 )
35
S2 ( Bab 35 )
36
S2 ( Bab 36 )
37
S2 ( Bab 37 )
38
S2 ( Bab 38 )
39
S2 ( Bab 39 )
40
S2 ( Bab 40 )
41
S2 ( Bab 41 )
42
S2 ( Bab 42 )
43
S2 ( Bab 43 )
44
S2 ( Bab 44 )
45
S2 ( Bab 45 )
46
S2 ( Bab 46 )
47
S2 ( Bab 47 )
48
S2 ( Bab 48 )
49
S2 ( Bab 49 )
50
S2 ( Bab 50 )
51
S2 ( Bab 51 )
52
S2 ( Bab 52 )
53
S2 ( Bab 53 )
54
S2 ( Bab 54 )
55
S2 ( Bab 55 )
56
S2 ( Bab 56 )
57
S2 ( Bab 57 )
58
S2 ( Bab 58 )
59
S2 ( Bab 59 )
60
S2 ( Bab 60 )
61
S2 ( Bab 61 )
62
S2 ( Bab 62 )
63
S2 ( Bab 63 )
64
S2 ( Bab 64 )
65
S2 ( Bab 65 )
66
S2 ( Bab 66 )
67
S2 ( Bab 67 )
68
S2 ( Bab 68 )
69
S2 ( Bab 69 )
70
S2 ( Bab 70 )
71
S2 ( Bab 71 )
72
S2 ( Bab 72 )
73
S2 ( Bab 73 )
74
S2 ( Bab 74 )
75
S2 ( Bab 75 )
76
S2 ( Bab 76 )
77
S2 ( Bab 77 )
78
S2 ( Bab 78 )
79
S2 ( Bab 79 )
80
S2 ( Bab 80 )
81
S2 ( Bab 81 )
82
S2 ( Bab 82 )
83
S2 ( Bab 83 )
84
Bab 84
85
S2 Bab 85
86
S2 Bab 86
87
S2 ( Bab 87 )
88
S2 ( Bab 88 )
89
S2 ( Bab 89 ) END
90
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!