Bab 3

Pulang dari rumah sakit, Pak Bram mendapati Alfath masih di rumahnya. Ini sudah melewati jam kesepakatan, yakni 2 jam sehari.

Melihat pria itu, Alfath langsung menghampiri dan mencium tangannya.

"Kok belajarnya disini?" tanya Pak Bram.

"Biar nyaman, Om. Vibes nya biar kayak lagi belajar kelompok, gak terlalu tegang."

"Benar juga," Pak Bram manggut-manggut. Memperhatikan meja yang diatasnya ada laptop dan beberapa buku. Juga Kimmy yang masih duduk lesehan di atas karpet. "Kalau ngeliat kalian kayak gini, beneran kayak lagi belajar kelompok, secara usia kalian hampir sama. Om suka cara kamu, Al."

Kimmy mencebikkan bibir mendengar sang papa memuji Alfath. Hatinya meronta-ronta, tak terima.

"Tapi dia gak pinter, Pah," Kimmy menginterupsi. "Masa tadi pas aku tanya, gak bisa jawab. Tutor macam apa kayak gitu."

Alfath langsung melotot. Kapan dia ditanya tidak bisa jawab? Gadis itu sedang ingin menjatuhkannya saat ini. Dan dia harus bisa membalikkan situasi dengan elegan.

"Benar, Al?" Pak Bram menatap Alfath.

"Benar, Om." sahut Al sambil tersenyum. Tentu saja, responnya itu membuat Kimmy kaget sekaligus tak percaya. Padahal dia fikir, Alfath akan langsung menyangkal. "Saya memang gak jawab, tapi bukan berarti gak bisa, melainkan sengaja gak jawab."

Pak Bram mengerutkan kening.

"Kimmy tanya apa saya sudah punya pacar atau belum," Alfath berakting tersenyum malu-malu, sementara Kimmy langsung melotot tajam. "Rasanya pertanyaan itu.... " Dia sengaja menjeda, menatap Kimmy penuh arti.

Pak Bram tertawa ngakak sambil memandangi putrinya yang saat ini mukanya merah padam. "Kamu naksir sama Al, Kim?"

"Apaan sih, Pah, enggaklah," sangkalnya sambil tertawa absurd. Dia melihat ke arah Alfath, melemparkan tatapan kesalnya.

"Gimana Kimmy, gak bikin kamu naik darahkan?" tanya Pak Bram.

"Em.... lumayan," sahut Alfath sambil garuk-garuk tengkuk.

"Sabar ya, Al. Kimmy itu sebenarnya anak manis." Alfath pengen muntah dengar Pak Bram bilang Kimmy anak manis. Masih manisan juga, kucing yang ada di rumah Om Raka, batinnya. "Kim, contoh ini Alfath," Pak Bram menepuk bahu Alfath. "Mamanya dwkan, terus papanya pengusaha kafe yang sukses, tapi Alfath masih mau kerja, nyari duit sendiri."

Kimmy memutar kedua bola matanya malas. Makin Alfath dipuji, dia makin kesal.

"Ya sudah, Om, saya mau pamit," ujar Alfath. Dia lalu mengambil tasnya yang ada di atas sofa. Karena salah satu talinya putus, dia jadi tak bisa memakainya.

Pak Bram mengambil dompet yang ada di dalam tas, mengambil tiga lembar uang merah lalu menyodorkan pada Alfath. "Buat jajan."

"Pah, apa-apaan sih," Kimmy mendelik kesal.

"Gak usah Om, saya sudah digaji," tolak Alfath sopan.

"Anggap aja uang lembur. Ini kan sudah melebihi jam. Udah ambil aja." Pak Bram memaksa. Mau tak mau, Alfath mengambilnya, lumayan bisa buat jajan. Untuk ukuran mahasiswa seperti dia, dapat ang 300 ribu udah lumayan banget.

Alfath pamit sambil mencium tangan Pak Bram. Kimmy, malas banget dia pamit sama cewek itu, mending langsung pergi, tapi ternyata, Kimmy malah mengikutinya ke luar.

"Ngapain sih ngikut, masih kurang les nya?" Alfath tersenyum penuh arti sambil mengenakan helm.

Kimmy menengadahkan telapak tangan. "Mana duit dari Papa. Kamu udah digaji, gak berhak dapat uang lagi."

Alfath membuang nafas kasar lalu tersenyum pada Kimmy. Dia menunjukkan tali tasnya yang putus. "Kamu tahu berapa harga tas ini? Uang 300 ribu, gak cukup buat ganti." Dia lalu merogoh saku celana, mengeluarkan uang 300 ribu pemberian Pak Bram. "Nih, ambil! Tapi ganti tas ku yang kamu rusakin."

Kimmy mendengus kesal. Menghentakkan kaki kasar lalu berbalik badan, berjalan cepat masuk ke rumah.

Alfath tersenyum melihat tingkah gadis itu. Ada-ada saja, mengingatkan dia pada Alula. Iya Alula, kakak iparnya. Ah.... kenapa dia jadi kangen cewek itu. Enggak, gak boleh! Ini gak bener. Dia membuang jauh pikirannya tentang Alula.

Sesampainya di dalam, Kimmy melihat ada banyak sekali chat di grup geng nya. Besok mereka berencana akan nonton dan jalan-jalan di mall untuk mengisi liburan.

[ Sorry guys, aku gak bisa ikut. Harus les ]

Tulis Kimmy. Dan teman-temannya, langsung ramai-ramai merespon.

[ Gak seru kamu Kim ]

[ Pokoknya besok harus ikut, titik ]

[ Awas kalau sampai kamu gak ikut. Kamu kita keluarin dari geng ]

Kimmy berdecak kesal melihat komen teman-temannya. Geng mereka yang paling hits di sekolah. Enggak, dia gak mau dikeluarin. Dia harus cari cara agar besok bisa lepas dari Alfath.

...----------------...

Alfath yang baru datang, disambut Kimmy dengan wajah pucat nya.

"Aku sakit," ucap Kimmy pelan sambil memijat-mijat kepalanya. "Kepalaku pusing." Berakting sebagus mungkin agar Alfath percaya. Satu jam lagi, dia janjian dengan teman-temannya di mall.

"Ambil buku, kita mulai belajar," titah Alfath.

"Aku sakit," rengek Kimmy. "Besok saja ya. Hari ini aku mau tidur."

"Ya udah kamu tidur. Aku disini saja, jam kerjaku 2 jam, jadi 2 jam lagi, aku baru akan pulang."

Kimmy menggeleng cepat. "Kamu pulang sekarang saja." Dia memegang lengan Alfath, membalikkan badannya lalu mendorong ke arah pintu.

"Kamu demam?"

"Iya demam. Pusing, panas, mual muntah, semua pokoknya. Udah kamu pulang aja." Kimmy terus mendorong Alfath.

"Ok, Ok, aku akan pulang, tapi tunggu sebentar." Alfath menahan tubuhnya yang sejak tadi didorong Kimmy.

"Apa lagi?"

Alfath membalikkan badan, meletakkan punggung tangan di kening Kimmy. "Gak panas," cowok itu mengernyit.

"Gak panas, tapi pusing. Udah, buruan pulang."

"Kamu bohong ya?"

"Enggak," Kimmy menggeleng cepat.

"Ya sudah, aku disini dulu dan pulang 2 jam lagi."

"Sekarang! Aku bilang sekarang."

"Ya sudah. Aku teleponin Papa kamu ya, biar dia atau mama kamu pulang dan me_"

"Enggak! Gak perlu," Kimmy menggeleng cepat. "A-aku udah telepon mereka."

Alfath tak peduli, mengambil telepon lalu mencari nomor Pak Bram.

"Aku bilang gak usah," Kimmy merebut ponsel Alfath, mematikan telepon yang belum diangkat. Dia menatap Alfath kesal, lalu menyerahkan kembali ponsel tersebut. Namun saat ponsel baru saja kembali ke tangan Alfath, benda itu berdering. Pak Bram menelepon.

"Hallo, Om Bram."

Mata Kimmy membulat sempurna saat tahu yang menelepon papanya.

"Ini, Om, Kimmy katanya sa_" Kalimat Alfath terpotong karena Kimmy merebut ponselnya.

"Hallo, Pah," Kimmy bicara di telepon sambil menatap Alfath nyalang. "Gak ada apa-apa kok, Pah, ini mau mulai belajar."

Setelah panggilan terputus, dia mendengus kesal lalu mengembalikan ponsel pada Alfath.

Alfath terkekeh pelan. Akhirnya berhasil membongkar tipu daya gadis nakal itu.

"Puas kamu!" salak Kimmy sambil melotot.

"Belum," sahut Alfath sambil ketawa cekikan. "Belum puas sebelum kamu pintar." Dia menjitak pelan kening Kimmy. "Jangan coba-coba lagi buat ngebohongin aku."

Dengan berat hati, Kimmy memulai belajar, membuang segala khayalan indah tentang jalan-jalan di mall bersama teman-temannya.

Terpopuler

Comments

Ima Kristina

Ima Kristina

muga Kimmy bisa bikin ALFAT move on dari Lula

2024-12-19

0

Ais.

Ais.

jail sama Alfath auto di bales lah. ayleen aja ngk sanggup klu musuh sama Alfath😅

2024-11-11

1

Ais.

Ais.

oh inget dulu pernah baca cerita Lula sama Aydin tapi berhenti tengah jalan karna lula ngk sesuai karakter yg aku suka. terlalu bodoh sih. dan Alfath notabene adiknya Aydin suka sama istrinya kakak nya jadi berhenti baca dulu tahun berapa lupa sih

2024-11-11

2

lihat semua
Episodes
1 Tutor baru
2 Gak boleh kalah
3 Bab 3
4 BAB 4
5 BAB 5
6 BAB 6
7 BAB 7
8 Bab 8
9 BAB 9
10 BAB 10
11 BAB 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 BAB 15
16 BAB 16
17 Bab 17
18 BAB 18
19 BAB 19
20 BAB 20
21 S2 ( Bab 21 )
22 S2 ( Bab 22 )
23 S2 ( Bab 23 )
24 S2 ( Bab 24 )
25 S2 ( Bab 25 )
26 S2 ( Bab 26 )
27 S2 ( Bab 27 )
28 S2 ( Bab 28 )
29 S2 ( Bab 29 )
30 S2 ( Bab 30 )
31 S2 ( Bab 31 )
32 S2 ( Bab 32 )
33 S2 ( Bab 33 )
34 S2 ( Bab 34 )
35 S2 ( Bab 35 )
36 S2 ( Bab 36 )
37 S2 ( Bab 37 )
38 S2 ( Bab 38 )
39 S2 ( Bab 39 )
40 S2 ( Bab 40 )
41 S2 ( Bab 41 )
42 S2 ( Bab 42 )
43 S2 ( Bab 43 )
44 S2 ( Bab 44 )
45 S2 ( Bab 45 )
46 S2 ( Bab 46 )
47 S2 ( Bab 47 )
48 S2 ( Bab 48 )
49 S2 ( Bab 49 )
50 S2 ( Bab 50 )
51 S2 ( Bab 51 )
52 S2 ( Bab 52 )
53 S2 ( Bab 53 )
54 S2 ( Bab 54 )
55 S2 ( Bab 55 )
56 S2 ( Bab 56 )
57 S2 ( Bab 57 )
58 S2 ( Bab 58 )
59 S2 ( Bab 59 )
60 S2 ( Bab 60 )
61 S2 ( Bab 61 )
62 S2 ( Bab 62 )
63 S2 ( Bab 63 )
64 S2 ( Bab 64 )
65 S2 ( Bab 65 )
66 S2 ( Bab 66 )
67 S2 ( Bab 67 )
68 S2 ( Bab 68 )
69 S2 ( Bab 69 )
70 S2 ( Bab 70 )
71 S2 ( Bab 71 )
72 S2 ( Bab 72 )
73 S2 ( Bab 73 )
74 S2 ( Bab 74 )
75 S2 ( Bab 75 )
76 S2 ( Bab 76 )
77 S2 ( Bab 77 )
78 S2 ( Bab 78 )
79 S2 ( Bab 79 )
80 S2 ( Bab 80 )
81 S2 ( Bab 81 )
82 S2 ( Bab 82 )
83 S2 ( Bab 83 )
84 Bab 84
85 S2 Bab 85
86 S2 Bab 86
87 S2 ( Bab 87 )
88 S2 ( Bab 88 )
89 S2 ( Bab 89 ) END
90 Promo novel baru
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Tutor baru
2
Gak boleh kalah
3
Bab 3
4
BAB 4
5
BAB 5
6
BAB 6
7
BAB 7
8
Bab 8
9
BAB 9
10
BAB 10
11
BAB 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
BAB 15
16
BAB 16
17
Bab 17
18
BAB 18
19
BAB 19
20
BAB 20
21
S2 ( Bab 21 )
22
S2 ( Bab 22 )
23
S2 ( Bab 23 )
24
S2 ( Bab 24 )
25
S2 ( Bab 25 )
26
S2 ( Bab 26 )
27
S2 ( Bab 27 )
28
S2 ( Bab 28 )
29
S2 ( Bab 29 )
30
S2 ( Bab 30 )
31
S2 ( Bab 31 )
32
S2 ( Bab 32 )
33
S2 ( Bab 33 )
34
S2 ( Bab 34 )
35
S2 ( Bab 35 )
36
S2 ( Bab 36 )
37
S2 ( Bab 37 )
38
S2 ( Bab 38 )
39
S2 ( Bab 39 )
40
S2 ( Bab 40 )
41
S2 ( Bab 41 )
42
S2 ( Bab 42 )
43
S2 ( Bab 43 )
44
S2 ( Bab 44 )
45
S2 ( Bab 45 )
46
S2 ( Bab 46 )
47
S2 ( Bab 47 )
48
S2 ( Bab 48 )
49
S2 ( Bab 49 )
50
S2 ( Bab 50 )
51
S2 ( Bab 51 )
52
S2 ( Bab 52 )
53
S2 ( Bab 53 )
54
S2 ( Bab 54 )
55
S2 ( Bab 55 )
56
S2 ( Bab 56 )
57
S2 ( Bab 57 )
58
S2 ( Bab 58 )
59
S2 ( Bab 59 )
60
S2 ( Bab 60 )
61
S2 ( Bab 61 )
62
S2 ( Bab 62 )
63
S2 ( Bab 63 )
64
S2 ( Bab 64 )
65
S2 ( Bab 65 )
66
S2 ( Bab 66 )
67
S2 ( Bab 67 )
68
S2 ( Bab 68 )
69
S2 ( Bab 69 )
70
S2 ( Bab 70 )
71
S2 ( Bab 71 )
72
S2 ( Bab 72 )
73
S2 ( Bab 73 )
74
S2 ( Bab 74 )
75
S2 ( Bab 75 )
76
S2 ( Bab 76 )
77
S2 ( Bab 77 )
78
S2 ( Bab 78 )
79
S2 ( Bab 79 )
80
S2 ( Bab 80 )
81
S2 ( Bab 81 )
82
S2 ( Bab 82 )
83
S2 ( Bab 83 )
84
Bab 84
85
S2 Bab 85
86
S2 Bab 86
87
S2 ( Bab 87 )
88
S2 ( Bab 88 )
89
S2 ( Bab 89 ) END
90
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!