Bab 13

Mereka kembali ke ruang keluarga setelah itu. Tak lupa, membawa sepiring kue yang masih hangat untuk yang pada ngobrol.

"Ya Allah, Ra, kayak masih gak bisa percaya aja, sekarang kamu udah jadi nenek." Tante Kinan memperhatikan Kilau yang berceloteh gak jelas, yang jelas baru ngomong mama sama papa doang.

"Tapi meski nenek, masih muda kan?" Mama Nara beraksi menunjukkan pesonanya sebagai nenek muda.

"Banget. Gak bakalan ada yang nyangka, kalau kamu udah punya cucu," sahut Tante Kinan. "Bagi rahasianya dong, aku juga mau awet muda, belum punya cucu nih." Anak pertamanya memang sudah menikah, tapi belum juga dapat momongan.

"Ini nih, rahasianya," Ayah Septian menunjuk dirinya sendiri. "Kasih sayang sama duit suami yang bikin istri awet muda," ujarnya bangga.

Mama Nara mencebikkan bibir, tapi dalam hati, membenarkan ucapan Ayah Septian. Bahagia memang salah satu kunci awet muda. Sahabat baiknya yang bernama Nova saja, sudah kelihatan tua banget gara-gara suaminya nikah lagi. Dia jadi merasa beruntung banget karena dapat suami seperti Ayah Asep.

"Kayaknya nanti, aku juga bakalan awet muda kayak mama," celetuk Alula. "Secarakan, dapat suami yang sebelas dua belas sama Ayah," dia bergelayut manja di lengan suaminya.

"Apaan, yang sebelas dua belas sama Ayah itu, gue," Alfath menunjuk dirinya sendiri. Haduh... lagi-lagi, dia salah ngomong. Liat muka abangnya yang masam, dia jadi merutuki diri sendiri. Ini gara-gara Alula sih, kalau saja dia gak keceplosan, abangnya gak tahu kalau dia pernah cinta sama Lula. Dan pastinya, situasi gak akan kaku kayak gini.

Sejak dulu, dia dan Bang Aydin memang tak pernah sangat dekat, mungkin karena abangnya itu selain pendiam, juga kerjaan cuma di kamar, belajar dan belajar. Apalagi sejak koas, langsung sibuk banget. Tapi seenggaknya, saat kumpul, bisa ngobrol santai, gak kayak sekarang, terkesan kaku.

"Tapi nanti pas Kilau gede, kamu sama dia pasti kayak adik kakak," ujar Tante Kinan. "Secara beda umurnya gak jauh, cuma 19 tahun. Kamu masih muda banget La, masih produktif."

"Banget, Tan," sahut Aydin. "Nih udah isi lagi," dia mengusap perut Alula.

"Masyaallah," Tante Kinan terkekeh sambil geleng-geleng. "Itu bukannya salah Lula, Ay, tapi kamunya yang terlalu bersemangat bikin anak." Semua yang ada disana langsung tertawa, begitu pun dengan Kilau yang gak ngerti apa-apa, ikut ngakak aja melihat semua orang ketawa.

"Mau bikin pabrik, La," cibir Alfath.

"Iya, biar cepet kaya," sahut Alula sambil mendelik kesal pada Alfath.

Mereka lanjut ngobrol sambil membuka oleh-oleh dari Jakarta. Kali ini tak terlalu banyak karena datangnya dadakan.

"Gimana kerjaan kamu, Al?" tanya Ayah. Sebelum memutuskan mengambil kerja sampingan, Alfath meminta izin dulu pada orang tuanya.

"Udah berhenti, Yah."

"Loh, kok kilat banget. Kirain yang ada cuma pesantran kilat, ternyata kerja kilat juga ada toh?"

Ngomongin pesantren, Alfath jadi teringat Kimmy. Kira-kira, cewek itu sudah pulang atau belum?

"Gak cocok ama kerjaannya, Yah."

"Ya seperti itu seluk beluk pekerjaan, Al. Kadang kerjaan cocok, gajinya gak cocok. Gajinya cocok, kerjaannya yang gak cocok. Susah-susah gampang pokoknya kalau urusan kerjaan."

"Kayak ayah kamu," Mama Nara menginterupsi. "Kuliah jurusan teknik, eh.... kerjaannya jadi barista. Kerja yang lain gak cocok katanya, gak sesuai passion."

"Yang penting duitnya banyak, iya gak?" Ayah Septian tersenyum penuh arti sambil menyenggol lengan istrinya. "Udah punya kafe di mana-mana."

Kilau, batita itu tiba-tiba rewel, sepertinya dia mengantuk. Aydin mengajak Alula masuk ke dalam kamar tamu yang sudah disediakan untuk beristirahat sekaligus menidurkan Kilau.

Baru dinenenin sebentar, Kilau udah langsung tertidur. Lula yang lapar, mengajak Aydin ke dapur untuk makan. Maklum, ini pertama kali dia ke rumah Tante Kinan, jadi kurang tahu seperti apa seluk beluk rumah ini. Tadi Tante Kinan sudah berpesan, kalau mau makan, ambil sendiri di dapur, anggap kayak rumah sendiri.

"Mas, kamu gak makan sekalian, sepiring berdua yuk?" ajaknya.

"Aku gak lapar."

"Ngambek?" Alula duduk di sebelah suaminya, meletakkan piring berisi makanan di atas meja. Menatap wajah Aydin yang sedikit cemberut.

"Kamu itu sudah dibilngan jangan terlalu dekat sama Al, kok susah banget. Ngapain tadi kalian berduaan di dapur? Yang lain pada ngumpul di depan, malah berduaan di sini."

"Cuma makan kue," Alula membela diri.

"Kan bisa di depan sama yang lain."

"Tadi ngobrolin kenangan saat SMA, jadi lupa waktu. Maaf," dia memeluk lengan Aydin, menatapnya sambil memasang ekspresi puppy eyes biar si suami luluh.

"Aku gak suka, La."

"Iya, iya, aku minta maaf."

Alfath yang kebetulan hendak ke dapur untuk mengambil air, tak sengaja mendengar obrolan pasutri tersebut. Dugaannya benar, abangnya cemburu melihat kedekatannya dengan Alula.

"Sejak dulu, aku gak pernah cinta sama Al, Mas."

Alfath memegangi dadanya, kok nyeri banget ya, mendengar ucapan Alula. Padahal dia sudah kabur ke Bandung biar bisa move on, tapi kenapa sesusah itu move on dari cinta pertama.

"Aku cuma nganggep dia sahabat, gak lebih," Lula berusaha meyakinkan suaminya. "Aku cintanya cuma sama kamu. Udah dong, gak usah cemburuan, apalagi sama adik sendiri. Cintanya Lula cuma buat Mas Dokter. Udah mentok dah." Alula menyiumi pipi suaminya berkali-kali, yang terakhir, mencium bibir dengan sangat mesra.

Alfath hanya bisa mengelus dada, lalu pergi.

...-------------...

Setelah cukup lama duduk di depan minimarket, Kimmy memutuskan pergi. Bukan untuk pulang, melainkan ke rumah Rachel. Mungkin setelah ini dia bakalan jarang ketemu teman-temannya, jadi sebelum pergi, dia ingin kumpul dulu dengan yang lain. Dia mengirim pesan pada Puput dan Kezia untuk kesana juga. Tak lupa, mengirim pesan pada si tuan rumah alias Rachel kalau dia mau datang, tapi ponsel temannya itu sedang tidak aktif.

"Non Rachel nya belum pulang," ujar ART yang kerja di rumah Rachel.

"Gak papa, Bi, saya tungguin dia aja." Tadi kata Puput, mereka sudah pulang sekolah sejak tadi, entah Rachel kemana dulu, paling shoping atau apa. Tapi sedikit aneh juga sih, kalau emang keluar, kenapa gak sama Puput atau Kezia, padahal biasanya, mereka kemana-mana selalu berempat.

ART tersebut mempersilakan Kimmy masuk untuk menungu di ruang tamu. Sekitar tiga puluh menit kemudian, terdengar suara motor. Suara itu sangat familiar di telinganya, Kimmy keluar untuk melihat.

"Makasih ya, Sayang, udah nganterin aku pulang," ujar Rachel sambil melepas helm lalu menyerahkan pada Farel.

"Sama-sama, Cinta."

"Kamu gak mau mampir dulu?"

"Kapan-kapan aja, sekarang aku ada urusan."

"Ya udah kalau gitu." Rachel mendekat ke arah Farel, mengalungkan lengannya di leher cowok itu. "Love you," dia lalu memagut bibir Farel.

"Jadi kayak gini kelakuan kalian dibelakang aku?" teriak Kimmy yang sejak tadi memperhatikan mereka. Rachel dan Farel sama-sama terkejut melihat di sana ada Kimmy. "Kita baru putus 2 hari, tapi kamu udah... " dia tak kuasa melanjutkan kalimatnya, hatinya sangat sakit. Seperti inikah cinta yang selalu digembar gembor kan Farel? Baru putus 2 hari, udah mesra sama cewek lain.

Terpopuler

Comments

Hafifah Hafifah

Hafifah Hafifah

kan sifarel emang cowok g bener

2024-05-27

1

Katherina Ajawaila

Katherina Ajawaila

nmnya juga Farel biaya buntung demen keliaran cari ekornya yg lain🤭

2024-05-23

0

istrina onet

istrina onet

bang Ay kamu cemburu karna kamu sangat mencintai Lula tpi ingat bang, Al ngga mungkin jdi pebinor.
Kim itu kelakuat teman baik dan mantan kekasih mu...

2024-04-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!