"Apa yang kau lakukan, tak lebih dari sekedar menyakiti."
.
Setelah kronologi ia yang tak sadarkan diri di kelasnya, Hanna tak lagi terlihat baik-baik saja. Ia lebih banyak diam dari biasanya, bahkan tak jarang ia mengundur jadwal rapat para osis karena dirasa hati dan pikirannya sedang porak-poranda. Matsuo juga sama sekali tak terlihat menyapanya hari ini, itu karena ia sudah memiliki kekasih, entahlah.
Kini di kelas 12A, hanya menyisakan Hanna dan Kekai. Bel istirahat sudah berbunyi beberapa saat tadi, semua siswa sudah berbondong pergi ke kantin. Pengecualian untuk Akihiko dan Matsuo, Hanna tak terlalu memikirkan Akihiko yang sekarang memiliki jadwal temu dengan kekasihnya di jam-jam istirahat. Kini benaknya di penuhi Matsuo, mengenai ia yang pergi bersama wanita yang entah siapa dan apa hubungannya dengan Matsuo. Itu membuatnya bertanya-tanya meski ia sudah tau jawabannya.
Hanna cepat-cepat mengalihkan atensinya pada Kekai yang baru saja menyelesaikan tugasnya yang terlambat ia selesaikan tadi, pria itu sudah akan pergi dari kelas, beruntung Hanna segera menghentikannya.
Pria tinggi itu menoleh, "Ada apa?"
Hanna Tampak gelisah terbukti dari ia menggulirkan maniknya ke segala arah, "Aku hanya ingin bertanya, Gadis yang bersama Matsuo tadi, itu.."
"Ah, dia kekasihnya. Haha, itu berita bagus bukan? Matsuo akhirnya memiliki kekasih." Ia tertawa bangga, tak tahu jika ada hati lain yang tengah hancur setelah mendengar perkatannya. Kekai mengernyit ketika mendapati Hanna yang hanya menatap kosong ke arahnya, "Hei kenapa?"
"T-tidak! Ahaha syukurlah akhirnya Matsuo memiliki seorang gadis." Meski ia bersikap seolah baik-baik saja, tetap saja Kekai bisa melihat bahasa tubuhnya dan juga bisa mendengar tawaan paksanya.
"Hm, lalu bagaimana denganmu?"
"Eung?"
"Apa kau sudah memiliki seorang pria?"
Diam sejenak, kemudian ia tertawa kencang setelah menyadari maksud dari perkataan Kekai. Jujur saja, mendengar pertanyaan seperti itu membuatnya tersinggung. "Ahaha, tentu saja tidak! Aku tidak terlalu memikirkan pasangan, urusanku sebagai ketua osis saja sudah banyak menyita pikiranku. Ck, tidak ada waktu untuk memikirkan pria."
Bohong. Buktinya selama lebih dari satu tahun ia selalu memikirkan Akihiko, membayangkan jika mereka menjadi sepasang kekasih. Dan sekarang pikirannya lebih didominasi sosok Matsuo yang akhir-akhir ini selalu mampu untuk memporak-porandakan hatinya. Sudah jelas, bahwa kini ia sudah jatuh hati pada sosok lain selain Akihiko.
"Hah, Baiklah. Semoga kau selalu dalam keadaan sehat, mengingat urusan osis banyak sekali mengandalkan tenaga dan pikiran. Aku harus ke ruang guru, sampai nanti."
Nyatanya tidak, Hanna menunduk sembari tersenyum miris. Dengan memikirkan kisah cintanya saja sudah mampu membuatnya tak berdaya. Tak ada harapan untuk Akihiko, apalagi Matsuo.
****
"Kio!" Aihara segera menyambut kedatangan Akihiko, pria itu kemudian ikut mendudukan dirinya di depannya.
"Selamat siang kekasihku."
Ugh, hampir saja Aihara tersedak oleh ludahnya sendiri. Ada apa dengan kekasihnya itu, kenapa ia jadi bertingkah manis seperti itu!
Dengan semu pink di kedua pipinya, Aihara menyodorkan kotak berisi nasi dan lauk Pauk yang segera di raih oleh pria itu.
"Woah, kau memasak ini untukku?"
Menggeleng pelan, "Sayangnya tidak, ibu memintaku untuk memberikannya padamu." Ucapnya sembari membuka kotak nasi miliknya juga.
Akihiko menghentikan kunyahannya, tampak terkejut dengan pernyataan Aihara. "Ibumu mengenalku? Atau kau memberi tahunya-"
"Iya, tentu saja aku memberi tahunya! Bukankah ibuku harus tahu bahwa putrinya sudah memiliki kekasih, lagipula ibu sudah pernah bertemu denganmu saat kau mengantarku pulang di hari pertamaku sekolah."
Ah benar, saat itu Akihiko mengantar pulang Aihara karena khawatir jika ia pulang sendiri maka akan ada orang jahat yang akan melukainya. Huft, bahkan sejak awal bertemu saja Akihiko sudah menunjukkan rasa sukanya pada gadis itu.
Akihiko menarik senyuman simpul, ia senang sekali mendapati kekasihnya itu banyak bicara. Terlebih memperhatikannya yang sedang makan membuatnya terpesona, kedua pipi yang mengembung itu sukses membuat Aihara terlihat sangat menggemaskan. Ia menyendokkan nasi bersama lauk pauk kemudian ia arahkan pada Aihara meminta gadis itu untuk membuka mulutnya, dan terjadilah acara saling menyuapi. Beruntung mereka hanya berdua di atap, tak terbayangkan jika mereka melakukannya di kantin, akan berapa banyak siswa dan siswi yang iri melihat mereka?
Acara makan sudah selesai, Aihara meneguk minumannya hingga menyisakan setengah botol. Mengingat Akihiko tidak membawa botol minuman, ia berinisiatif memberikan air yang yang tersisa padanya.
Aihara mengeluarkan lipatan kertas di saku seragamnya, kemudian ia sodorkan pada Akihiko yang masih meneguk minumannya. "Aku sudah menyelesaikannya, hanya satu."
Pria tinggi itu meraih kertas itu setelah ia menaruh botol yang sudah tak tersisa isinya. "Wah, kau benar-benar menyelesaikannya." Ia buru-buru membuka kertas itu dan membacanya.
"Kau tidak memberitahuku mengenai apa yang harus ku tulis, aku tidak pandai menulis sajak cinta. Jadi begitulah hasilnya."
Senyuman lebarnya surut, Akihiko hanya mempertahankan tarikan di sudut bibirnya. Entah kenapa, bait demi bait terasa menyayat hatinya. Lirik lagu itu memang tentang hati, tapi bukankah semua yang Aihara tulis itu berhubungan dengan patah hati? Ini tentang mantannya lagi? Kenapa seolah bayang mantan kekasihnya itu selalu membuat Akihiko geram. Ck, seberapa special kah dia Aihara sehingga kau masih senang untuk mengenangnya?!
****
"Oy, Suo!" Hanna melihat Kekai menyikut temannya itu yang berjalan mendahuluinya, "Ck, sombong sekali kau! Mengabaikan ku hanya karena kau sudah memiliki kekasih!" Ia tahu, Kekai hanya bercanda tapi kenapa Hanna sama sekali tidak melihat raut riang seorang Matsuo? Pria itu hanya diam, sesekali menarik senyuman kecil. Dimana tawa Matsuo?
Gadis itu masih berjalan menunduk di belakang mereka sebelum ia kembali menoleh ke sisi lain, Akihiko dan Aihara yang tengah berbincang entah apa. Sepasang kekasih itu semakin terlihat serasi saja, mungkin Hanna tak perlu mengatakan apapun pada Akihiko, mengingat gadis itu Sepertinya benar-benar menaruh hati pada Akihiko. Berbicara mengenai mantan kekasihnya yang kabarnya mati di tangan Aihara, kemungkinan saja itu hanya berita karangan. Huft, Hanna sudah tak peduli lagi. Tapi ia tetap tak akan menyerahkan Akihiko pada Aihara, jika gadis itu ternyata hanya menjadikan Akihiko sebagai pelampiasan karena kekasihnya mati, atau mungkin hanya mempermainkan perasaannya.
"Hei Hanna!"
Refleks Hanna mengangkat atensinya pada Kekai, "Apa?"
"Apa kau tidak berniat memberi selamat pada sahabatmu ini, hm?" Kekai menggoda Matsuo yang sedari tadi hanya diam, dan leluconnya itu dihadiahi tatapan tajam dari Matsuo. Itu aneh sekali, sangat jarang Matsuo menatapnya seperti itu. Memang tak jarang Matsuo menatapnya tajam, namun disemua tatapannya itu Kekai selalu mendapati candaan di dalamnya, tapi kali ini benar-benar Seperti seseorang yang tengah marah.
"Ah Iya, Matsuo." Hanna melangkah ke samping Matsuo hingga mereka akhirnya berjalan beriringan, "Selamat ya!" Ia tersenyum manis sembari mendongakkan kepalanya pada Matsuo. Tak tahu saja, jika hatinya tak rela mengatakan itu, pun pria yang di beri selamat itu tak mengharapkan kata itu keluar dari belahan bibir Hanna.
Keduanya hanya saling menyakiti diri mereka sendiri.
#TBC#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Arisal Backharry
Semangat uup.lanjut
2020-11-03
0
Kaito mizuzawa
uuuup
2020-11-03
0
meme
lanjut kak
semangat nulisnya, aku tunggu up selanjutnya
ditungu feedbcknya💪☺️
2020-11-03
0