"Jika aku tidak menyukaimu, lantas kenapa aku merasa cemburu padanya?"
.
"Kio!! Semangat!!"
"Akihiko Aishiteru!"
"Woaaa!! Akihiko hebat sekali!!"
Suasana di lapangan basket cukup ramai di jam istirahat ini. Akihiko dan timnya sedang latihan untuk persiapan turnamen, ia menjadikan anggota cadangan mereka sebagai lawannya. Ini bukanlah pertandingan yang akan berakhir dengan perpecahan, tapi mereka saling serang untuk membuktikan apakah mereka siap untuk diikut lombakan. Lagipula kemampuan bermain basket mereka cukup setara, hanya saja Akihiko dan Kekai berada di posisi pertama.
Aihara juga berada di sana, ia duduk di kursi penonton bersama teman teman lainnya. Awalnya ia begitu bersemangat dan terkagum kagum dengan pesona Akihiko, tapi setelah seorang gadis memanggilnya dengan sebutan Kio, Aihara jadi sedikit kecewa. Karena Akihiko pernah mengatakan bahwa hanya orang orang terdekatnya saja yang memanggilnya dengan sebutan Kio. Itu membuat pikiran Aihara bercabang, Mungkinkah gadis itu kekasih Akihiko?
"Yeaa!! Kau memang yang terbaik Kio!" Sekali lagi, gadis itu bersorak setelah Akihiko berhasil melempar bola ke dalam ring.
Aihara tidak menyangkalnya, Akihiko memang hebat. Tapi untuk bersorak dan tersenyum saja rasanya begitu sulit, kini hatinya merasa gundah. Aihara merasakan perasaan lain, perasaan yang sama yang ia rasakan ketika Aihara melihat Roki bersama teman wanitanya. Iya, perasaan cemburu. Aihara juga merasakan perasaan itu untuk Akihiko ketika seseorang memanggil Akihiko dengan sebutan yang hanya orang orang terdekatnya saja yang memanggilnya dengan itu.
"Woahh!! Kalian hebat sekali!"
Suasana kembali riuh dengan sorakan, tapi Aihara tetap diam dan tidak menunjukkan kebahagiaanya setelah Akihiko dan Timnya menjadi juara. Di sana Aihara bisa melihat Matsuo yang melambaikan tangan ke padanya yang kemudian Aihara membalasnya dengan senyuman kecil. Akihiko juga sempat menatapnya meski sebentar, lelaki itu terlihat begitu kelelahan terbukti dari pakaiannya yang sudah basah oleh keringat. Merasa iba, Aihara membangkitkan tubuhnya untuk menemui Akihiko. Tapi baru saja ia hendak berbalik menuju pintu keluar, pandangannya telah menangkap seorang gadis yang sudah lebih dulu menyodorkan sebotol air minum kepada Akihiko. Sekali lagi, Aihara merasa kecewa.
Langkah demi langkah berhasil menjauhkan Aihara dari kerumunan orang orang yang didominasi oleh wanita. Padahal baru saja Aihara merasakan kebahagiaan setelah bertemu dengan Akihiko, tapi kenapa ia justru kembali merasa sakit?
Siapa gadis itu?
"Hei Aihara!"
Aihara menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke belakang, di sana Matsuo tengah berdiri di depannya dengan nafas terengah-engah.
"Ada apa?"
Matsuo mencoba menetralkan nafasnya sebelum menjawab pertanyaan Aihara, "Kenapa kau buru buru pergi? Kau bahkan belum mengucapkan selamat kepadaku, kepada Akihiko, Kekai dan Timku!"
Oh benar, Aihara belum mengatakan selamat untuknya. "Ah Maaf, kalo begitu selamat Matsuo, kau dan Tim-mu sudah siap untuk turnamen!" Aihara menunduk, menyembunyikan senyumannya yang berubah kecut. "Aku harus pergi, Matsuo." Setelah itu ia kembali membalikan tubuhnya dan berjalan meninggalkan Matsuo yang menatapnya bingung.
"Ada apa dengannya?" Tanpa pikir panjang Matsuo kembali mendekati Aihara sembari mengalungkan lengannya ke pundak Aihara, "Lebih baik kau temani aku ke kantin, oke?"
"Tapi aku..."
"Ck, Seharusnya kau berada di sana bersama Kio! Beri dia ucapan atau hadiah semacamnya, jangan biarkan dia sendiri bersama gadis lain!"
Aihara terkesiap mendengar ucapan Matsuo, kenapa ia harus berada di sekitar Akihiko? Aihara dan Akihiko tidak sedang berada dalam status apapun selain teman.
"Memangnya aku siapanya Kio?" Aihara masih berjalan sembari menunduk menuju kantin. Ia membiarkan lengan Matsuo bertengger di bahunya, lagipula ia tidak sedang berkencan dengan siapapun jadi tidak akan ada yang cemburu ketika melihat Aihara bersama Matsuo.
"Setidaknya jangan biarkan dia berdekatan dengan Hanna!"
"Hanna? Siapa dia?"
Huft, Matsuo menekan giginya merasa kesal dengan Aihara yang sama sekali tidak peka! "Sudahlah lupakan!"
****
"Ini belum cukup, kita tidak tahu lawan kita sehebat apa." Kekai berucap di samping Akihiko, ia mengusap keningnya dengan lengannya guna menghapus keringat di dahinya.
"Hm, aku tahu." Akihiko berucap lirih, ia masih memikirkan Aihara yang sedari tadi tertangkap oleh matanya sedang melamun dan menatap kosong ke arahnya. Sebenarnya apa yang di pikirkan gadis itu? Dia terlalu sering melamun dan menangis, mungkinkah dia memiliki masalah yang cukup berat?
"Untuk persiapan peluncuran album, sepertinya harus kita undur. Kau harus mendapatkan liburan."
Kekai hanya merasa prihatin pada sahabatnya itu, dia tahu seberapa keras Akihiko menyelesaikan semua persiapan untuk peluncuran album baru mereka. Tapi sepertinya pemikiran Kekai tidak sependapat dengan Akihiko, pria itu menghela nafasnya berat menanggapi Kekai.
"Tidak perlu, kita sudah membuat para penggemar menunggu. Aku tidak suka mengulur waktu."
Ceklek!
Perhatian Akihiko, Kekai dan Hanna teralih pada pintu yang terbuka menampakkan Matsuo yang merangkul bahu Aihara sementara sebelah lengannya menenteng kantong kresek besar. Matsuo sedikit menarik sudut bibirnya ketika mendapati tatapan Akihiko yang menajam ke arahnya.
Di lapangan basket saat ini hanya menyisakan 12 orang, diantaranya 5 orang dari Tim Akihiko, 5 orang lainnya adalah anggota cadangan, dan dua orang lainnya ialah Hanna dan Aihara. Semua anggota basket mendapat toleransi dari para guru kecuali untuk ketua osis.
"Woaa!! Kau membawa siapa Matsuo!" Hanna yang sedari tadi mengobrol dengan anggota basket itu bersorak ria ketika melihat Matsuo berjalan ke arah mereka dengan seorang gadis yang tengah di rangkulnya.
Aihara menunduk, mengalihkan atensinya dari Akihiko yang sempat menatapnya tajam. Ugh, seharusnya Aihara tidak mengikuti Matsuo tadi, dengan begitu ia tidak akan bertemu dengan Akihiko ataupun dengan gadis itu.
"Aku membawakan minuman dingin untuk kalian." Matsuo meletakkan kantong keresek itu di depan semua anggota basket yang segera di sambut ria oleh mereka. Setelah itu Matsuo mendudukan diri di antara Akihiko dan Hanna, bermaksud untuk memisahkan jarak di antara mereka berdua.
"Duduklah." Kekai menarik lengan Aihara untuk ikut duduk di sampingnya, karena sedari tadi Aihara hanya berdiri dan terdiam. "Kenapa kau bisa bersama Matsuo?"
Aihara terdiam sejenak, "Aku tidak sengaja bertemu dengannya tadi."
"Ouh." Kekai menyodorkan sebotol minuman dingin yang dibeli Matsuo tadi kepada Aihara, membuat gadis itu mengernyit bingung. "Berikan ini pada Kio."
"Eung?" Padahal Akihiko berada di samping Kekai, tapi kenapa dia menyuruh Aihara untuk melakukannya? Posisi Aihara berada di depan Kekai, karena itu ia bisa melihat Akihiko yang terus terfokus pada layar ponselnya dengan raut masam. "Kio-kun, kau haus?" Tanya Aihara sembari menyodorkan botol minuman ke arah Akihiko.
"Aku sudah minum." Aihara kembali menarik tangannya setelah mendengar penolakan ketus dari Akihiko. Iya, Aihara tahu jika gadis tadi sudah memberinya minuman. "Kekai-"
"Untukmu saja." Kekai tersenyum ramah padanya sembari mengusak kepala Aihara pelan. "Kau ini kenapa hm? Selalu saja terlihat murung." Kekai tidak sadar jika perlakuannya pada Aihara mengundang atensi semua orang yang berada di sana, kecuali Akihiko yang semakin mengeraskan rautnya.
"Aku baik baik saja."
Hanna yang melihat itu mengernyit, kemudian ia beralih menatap Matsuo di sampingnya, "Kupikir dia kekasihmu?"
"Apa yang kau pikirkan? Aihara itu kekasih sahabatku." Balas Matsuo sebelum meneguk minumannya.
"Maksudmu kekasih Kekai? Bukankah Kekai sudah memiliki kekasih?" Hanna semakin penasaran, melihat kedekatan gadis itu dengan Kekai. Jika teman tidak harus sedekat itu juga, lagipula Kekai sudah memiliki kekasih. Pikir Hanna begitu.
"Bukan, sayangku." Matsuo beralih merangkul Hanna yang sudah menatapnya ngeri, "Sebenarnya dia itu kekasih-Argh!!" Matsuo segera mencengkram lengan kirinya ketika Akihiko memukulnya dengan sekuat tenaga. "Hei kau ini kenapa?!"
Hanna dan yang lainnya menatap Akihiko terkejut ketika pria itu bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah Aihara.
"Ikut aku." Aihara mengangguk pelan ketika Akihiko menatap matanya intens.
Kekai yang berada di sana tersenyum, karena usahanya untuk membuat Akihiko cemburu membuahkan hasil, begitupun dengan Matsuo yang meski lengannya menjadi korban tapi setidaknya usahanya untuk menjauhkan Akihiko dari Hanna berjalan lancar pula. Tapi tidak ada keuntungan yang Hanna dapat, ketika melihat gadis yang tidak ia kenali itu pergi bersama Akihiko, yang ia dapati hanya nyeri di hatinya.
"Jadi, dia kekasih Kio?" Gumam Hanna bermonolog sembari menatap kosong ke arah lantai.
#TBC#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
Yayan Yayan
seruuu
2020-10-13
0
Aska
lanjut
2020-10-13
0
Keyzo yanndy
upnya kapan.
2020-10-13
0