"Perasaan menggebu yang asing, namun menyenangkan. Dan kau yang menyebabkan aku merasakan semua rasa itu."
.
Brak!!
Sontak pintu yang dibuka paksa itu mengundang atensi seorang wanita yang tengah membaca buku di atas sofa. Kedua matanya kian menukik ketika tahu siapa yang menyebabkan pintu itu hampir lepas dari tempatnya.
"Apa kau tidak bisa membuka pintu dengan pelan?" Tanyanya sinis. Namun sekali lagi ia mengernyit geli ketika senyuman lebar yang justru ia dapati dari pria bertubuh tinggi itu.
"Apa kau tahu rasanya jatuh cinta?" Akihiko berjalan melewati sang kakak menuju kamarnya, sama sekali tak menanggalkan senyumnya. Itu karena perasaan membuncah di balik dadanya yang membuatnya tak bisa untuk tidak tersenyum.
"Apa kau menjadi gila karena cinta? Cih, Menggelikan!"
"Ya ya, itu karena cintamu bertepuk sebelah tangan!" Balas Akihiko tak mau kalah.
"APA MAKSUDMU HAH?!"
BRUKK!!
Buku yang wanita itu lemparkan jatuh mengenaskan di atas lantai, karena Akihiko dengan cepat menutup pintunya hingga akhirnya buku yang ia lemparkan tidak dapat mengenai tubuhnya. Kasai Kahito, Wanita itu mendengus kesal sembari kembali memungut bukunya di atas lantai, menatap iri pintu kamar Akihiko.
"Siapa gadis kurang beruntung itu yang menjadi kekasihmu?!" Sekali lagi ia mendengus ketika hanya hening yang ia dapati sebelum ia kembali mendudukan diri di atas sofa dan kembali membaca bukunya.
.
.
.
.
.
Dengan tanpa berperasaan Akihiko kembali merobek kertas itu lantas ia meremat kertas itu hingga menjadi bulatan padat yang kemudian ia lempar ke sembarang arah. Hal itu terus terjadi berulang, hingga kamar Akihiko telah nampak seperti kapal pecah, sangat berantakan.
Akihiko kembali meraih gitar listriknya lantas ia petik beberapa nada yang kemudian menghasilkan bunyi beragam. Ia terus mencocokkan setiap nada yang ia petik untuk menjadi sebuah irama. Iya, Akihiko tengah menciptakan Rhythm untuk lirik lagu yang akan ia buat nanti. Beberapa Minggu lagi Band mereka akan mengeluarkan album baru, maka dari itu ia akan bekerja keras untuk itu. Perasaan menggebu itu terus ia rasakan, karena semua irama dan lirik yang akan ia tulis itu akan ia peruntukkan untuk Aihara. Hal itulah yang memicu betapa semangatnya ia sekarang.
"Sempurna!" Ia menatap binar kertas yang penuh dengan coretan tangannya itu. Akihiko akan merasa begitu percaya diri dengan semua karya yang ia ciptakan, namun kali ini entah bagaimana perasaan itu tergantikan dengan perasaan ragu. Karena karya yang ia ciptakan itu tidak hanya bagus untuknya tapi juga bagus menurut Aihara.
Jujur saja ia senang. Akihiko benar benar merasa hidupnya tak lagi nampak abu abu. Ada seorang gadis yang telah berhasil menabur banyak warna di hidupnya hanya dengan waktu yang singkat, dia Aihara. Entahlah kenapa ia begitu mencintainya, meski pertemuan pertama mereka terjadi secara tak sengaja. Itu membuat Akihiko mengingat bagaimana kedua mata sembab itu menatapnya, ia jadi ingin menciptakan binar bahagia di kedua matanya yang akan terus mengarah padanya. Dan sekarang ia telah berhasil melakukan itu, bahkan ia telah berhasil untuk mendapatkan Aihara. Meski ia sedikit yakin bahwa Aihara belum sepenuhnya melepas mantan kekasihnya itu, ia akan tetap bertahan dan berusaha untuk membuat pandangan Aihara hanya tertuju padanya, hanya dirinya. Dan ia akan menunggu hari itu, hari di mana rasa yang dinamakan cinta itu bersemi tulus di kedua hati mereka.
Jreng~ Jreng jreng~ jreng~
Perekam audio yang semula menyala untuk merekam petikan gitar Akihiko yang menghasilkan irama baru itu, Akihiko matikan kemudian ia dengarkan kembali irama ciptaannya itu. Hanya ingin memastikan bahwa irama itu sudah pantas untuk ia jadikan lagu utama di album mereka. Dan setelah ia rasa itu sudah cukup menarik, ia kembali membereskan semua kekacauan di kamarnya karena sang Kakak yang berteriak memanggil namanya menyuruh ia untuk segera makan malam.
****
Atap sekolah,
Yang semula menjadi tempat rahasia Akihiko untuk mengistirahatkan tubuhnya itu kini beralih menjadi tempat rahasia untuknya dan Aihara. Tempat yang dimana ia dan Aihara bertemu untuk pertama kalinya, tempat dimana ia menghabiskan waktunya untuk mengajari seseorang untuk pertama kalinya, dan kini atap sekolah menjadi tempat kencan di jam Istirahat untuk mereka berdua.
"Kemarin malam aku membuat ini, instrumen untuk laguku. Mau mendengarnya?" Tawar Akihiko yang segera mendapat anggukan dari Aihara.
Gadis itu menerima benda kecil itu dari tangan Akihiko sebelum ia memasangkan headphone di kedua telinganya. Petikan demi petikan terdengar nyaring, Tempo yang bagus menurut Aihara. Dan irama yang seakan menggetarkan hatinya.
Kenapa dengan hanya mendengar saja bayangan Roki kembali berputar di benaknya? Apa mungkin karena ini salah satu irama yang Roki sukai? Tidak, tidak lagi. Ia benar benar ingin mencintai Akihiko, namun kenapa banyak sekali persamaan di antara mereka? Ini benar benar sulit. Tak terasa petikan gitar itu terhenti, sudah selesai. Aihara dengan lengan bergetar nya membuka sepasang headphone di kedua telinganya. Pandangannya masih nampak kosong hingga bahkan ia tak bisa mencerna apa yang Akihiko katakan.
"Hei Aihara!"
Hingga sebuah suara yang sedikit di tinggikan itu berhasil membuatnya kembali tersadar dan menoleh pada Akihiko yang sudah nampak khawatir.
"Kenapa? Apa iramanya terdengar jelek? Atau kau tidak menyukainya-" Akihiko menghentikan kalimatnya dengan kedua mata yang sudah melebar karena terkejut ketika tiba tiba saja Aihara menubrukan tubuhnya memeluk Akihiko. "Hei ada apa?"
"Kio, aku sangat mencintamu. Percayalah."
Rasa khawatirnya kian menghilang dengan sekejap saja, digantikan dengan gerumuhan lain yang menggila di balik dadanya membuatnya ikut membalas pelukan Aihara sembari mengusap punggungnya lembut.
"Aku tahu itu. Aku lebih mencintaimu, bahkan jika aku menambahkan kata 'sangat' sekalipun, itu tidak akan mampu mewakilkan seberapa besar cintaku untukmu." Akihiko merasakan seragam di bagian dadanya terasa basah oleh sesuatu, yang ia yakini adalah Air mata Aihara. "Ada apa denganmu hari ini?" Apakah kekasih cantiknya itu tengah memikul beban berat?
"Ck, aku benar benar terharu." Aihara menjauhkan kepalanya dari dada Akihiko sembari mengusap kedua matanya lantas ia kembali menyuguhkan senyuman indahnya. "Irama yang kau ciptakan itu benar benar indah, bahkan sampai terngiang di benakku."
"Benarkah?"
"Eung."
"Aihara apa kau bisa bernyanyi?" Tanya Akihiko tiba tiba, membuat Aihara membulatkan matanya lucu. Semalam Akihiko sempat berpikir bahwa akan sangat bagus jika ia dan Aihara berada di atas panggung dengan ia yang bermain gitar dan Aihara yang menyanyikan lagu itu.
"Aku... Tidak tahu." Aihara segera mengepalkan lengannya kuat sembari menghembuskan nafas pelan, ia tak akan lari lagi. Jika ia terus saja menjauhi sesuatu yang membuatnya mengingat Roki itu artinya ia masih menginginkan keberadaan. Ia akan melakukannya, ia akan pergi kemanapun yang ia suka bersama Akihiko. Ini bukan lagi tentang melupakan seseorang, ini adalah sebuah tantangan untuknya untuk melawan masa lalunya dan mengatakan bahwa ia baik baik saja. Aihara akan kembali bangkit dan kembali berpijar dengan cahaya baru yang akan menuntunnya berjalan melewati dunia yang gelap. Iya, Aihara bisa melakukannya. "Kupikir Aku bisa. Eung, tapi suaraku tidak begitu bagus." Ia kembali tersenyum ke arah Akihiko.
"Itu bagus, nyanyikanlah salah satu lagu yang kau tahu. Aku ingin mendengarnya."
Tiba tiba saja Aihara merasa begitu gugup, itu karena ia sudah lama sekali tidak bernyanyi. Tapi ia masih ragu, sungguh, "Aku tidak tahu lagu apapun." Oh sial, ia benar benar mengatakannya. Sungguh, kenapa sulit sekali untuk ia terbuka pada Akihiko. Seakan Roki terus saja menghalanginya, "Hanya.. Ah tidak ada." Meski ia sudah mencoba, ternyata ia memang tidak bisa meyakinkan dirinya sendiri.
"Baiklah tak apa jika-"
"La lalala~ lala la lala lalalalala~"
Akihiko terkesiap mendengar suara merdu yang keluar dari belahan bibir Aihara, benar benar merdu hingga ia bisa merasakan sesak yang menyakitkan dari nyanyian yang mendayu itu. Bahkan Akihiko merasakan tubuhnya panas dingin, ketika Aihara membuka kedua matanya dan menatapnya dengan senyuman. Suaranya benar benar indah.
"Itu.." Akihiko seakan masih terhipnotis dengan suara Aihara. Ia menatapnya dengan kosong dan takjub. Sedang Aihara merasa tak enak sendiri mendapat reaksi Akihiko yang seperti itu.
"Maaf jika suaraku tak enak di dengar."
"Apa maksudmu? Itu, itu benar benar indah." Menurunkan tatapannya, entah kenapa Akihiko seakan masih merasakan sesuatu tak mengenakan di balik dadanya. Gerumuhan aneh yang benar benar tak ia sukai keberadaannya akan rasa itu, kenapa lagi lagi Akihiko seakan merasa cemburu? Dan sekelibat rasa ingin tahunya mengenai alasan putusnya Aihara dan mantannya itu sedikitnya membuat otaknya bekerja ekstra. Akihiko meraih lengan Aihara kemudian ia elus pelan sebelum Akhirnya mereka bersitatap, "Aihara, tolong jangan pikirkan siapapun kecuali aku. Hatimu, tolong berikan sepenuhnya hatimu untukku."
Aihara terkesiap mendengar itu, apakah Akihiko merasakannya? Rasa kehilangan yang sekali lagi Aihara peruntukan untuk Roki?
"Ah tentu saja! Aku... Bukankah kau tahu jika aku hanya mencintaimu, hanya dirimu." Ia membalasnya dengan senyuman hangat dan mengelus pipi tirus kekasihnya itu pelan.
"Apa kau mau menjadi vokalis utama di Band ku?" Mengingat Hanna sepertinya tidak akan ikut rekaman bersama mereka, bukankah akan bagus jika ada Aihara yang menggantikannya?
"Itu.." Aihara benar benar masih ragu. Ia takut jika kembali ia selipkan kerinduan mendalam di balik alunan lagu yang ia nyanyikan. "Aku mau." Itu seolah refleks terucap ketika sekali lagi bayangan Roki hendak memprovokasi hatinya untuk yang kesekian kalinya.
"Benarkah? Itu bagus sekali," Jelas saja Akihiko merasa begitu senang, "Dan ah aku belum menulis satupun lirik. Apa kau juga mau menulis sesuatu?"
"Akan ku coba."
"Terimakasih." Untuk semuanya, Aihara.
"Eung."
Mata itu yang menyipit dengan senyuman manis memenuhi wajah cantiknya, benar benar sempurna. Betapa beruntungnya Akihiko mendapatkan Aihara? Gadis cantik yang selalu membuatnya penasaran, seorang gadis yang memiliki banyak rahasia di dalamnya. Aihara gadis unik yang membuatnya semakin tertarik, sungguh betapa Akihiko sudah jatuh terlalu dalam ke pelukan Aihara.
"Cantik."
"Eung? Apa?"
"Aku ingin menciummu."
Eh?!
#TBC#
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 20 Episodes
Comments
chicken
/Whimper//Whimper/
2023-12-26
0
ARSY ALFAZZA
🎆🎆🎆🎆
2020-10-30
0
Yayan Yayan
up lagi seru
2020-10-13
0