SELAMAT MEMBACA
💚💚💚💚💚
Tin....tin......
Suara klakson mobil Rendy pun sudah terdengar di depan gerbang kontrakan Sofi.
Kenapa juga harus kesiangan, gara gara ngantuk habis sholat subuh ketiduran lagi, gumam sofi.
Mas Rendy juga gak bangunin, jadi grubak grubuk sendiri, batin Sofi. Sofi pun langsung menyambar tasnya dan keluar menuju gerbang kontrakannya berjalan menuju mobil Rendy. Tanpa aba aba pun Sofi langsung masuk ke dalam mobil Rendy.
"Assalamualaikum mas rendy, maaf ya aku tadi telat bangun, tadi ketiduran lagi habis sholat subuh." ucap Sofi menjelaskan sambil mencium tangan Rendy.
Sungguh rutinitas yang tak biasa, tapi harus dilakukan, mengingat statusnya sudah berubah dari teman menjadi istri.
Rendy pun langsung melajukan mobilnya agak cepat mengingat sudah jam 7 pagi, belum lagi kalau jalanan semakin padat dan macet, bisa telat sampai kantor, gumamnya.
"Waalaikumsalam, sayang gak papa, sarapan pagi ku mana nih? kan janjinya mau buatin sarapan buatku?" ucap Rendy meledek.
"Astaghfirullah, sayang maaf ya aku lupa buat sarapan, kan aku juga kesiangan bangunnya, kamu juga bukannya bangunin aku, ih sebel...., kita sarapan dulu di mbok yum masih keburu gak?" ucap Sofi.
"Gak keburu sayang, udah nanti pesen online aja, aku ada meeting pagi sama Pak Jae, tadi pagi telepon, mungkin besok aku berangkat ke Bali." ucap Rendy datar.
Sungguh Rendy pun masih ingin bermanja manja dengan istrinya, tapi apa boleh buat pekerjaan penting sedang menantinya di Bali. Mungkin ini menjadi langkah awal untuk kesuksesan karir nya.
"Oke ntar aku pesenin makan buat kamu sarapan." ucap sofi dengan nada kecewa.
Sofi sama sekali tidak menanggapi sedikit pun tentang kepergian Rendy ke Bali besok. Walaupun acara kantor, tetap saja Sofi merasa kecewa. Disaat lagi sayang sayangnya, pekerjaanlah yang menjadi tembok penghalangnya.
"Kamu marah? kan Rabu kamu juga pulang sayang, jangan marah dong? senyum ya, aku gak mau liat kamu dikantor cemberut, ada juga aku jadi gak konsentrasi kerja." ucap Rendy sambil mengelus elus pipi chubby Sofi.
"Iya sayang, gak papa, aku juga harus terbiasa kan, memang sekarang kan di kantor lagi banyak proyek besar di luar kota. Aku dukung mas pekerjaanmu, kerja yang baik ya, buat istrimu ini dan anak anak mu nanti." ucap Sofi sambil terkekeh.
"Udah siap jadi ibu nih, Abang halalin dulu ya, tunggu Abang, sekarang udah halal tapi masih terganjal." ucap Rendy mantap.
" Terganjal apa?" Sofi pun bingung.
"Terganjal restu ibu mertua.... hahahaha", ucap Rendy dengan tawa menggelegar.
"Ck...CK... sittt, nyebelin." ucap Sofi dengan memukul pelan lengan Rendy yang kekar.
- Di Kantor -
Suasana kok kayak beda kurang enak nih hawa hawanya. Sofi pun menuju ruangannya dan duduk di kursi kebesarannya.
Ika datang membawa berkas setumpuk, yang harus di tanda tangani oleh Sofi.
"Tumben siang, biasanya pagi juga udha datang, denger denger loe lagi deket sama Ronal anak pusat?" ucap Ika penasaran.
"Ini udah dicek, apa aku juga harus ngecek lagi Ika sebelum aku tanda tangani." ucap Sofi datar.
Sofi paling tidak suka urusan pribadinya jadi konsumsi publik. Jadi sebisa mungkin mengalihkan pembicaraan. Lagi pula saat ini yang ada dipikiran Sofi hanya Rendy.
"Dicek dulu dong Bu manager, nanti ada kesalahan loe juga yang repot. Jadi gimana? Rumornya nih, besok pak Ronal diperbantukan disini untuk menggantikan posisi Pak Rendy yang tugas ke Bali ." ucap Ika semangat.
Sofi pun tampak kaget, matanya pun seketika melotot ke arah Ika dan menatap tajam ke arah Ika seolah meminta penjelasan.
"Maksudmu Ronal akan menggantikan posisi Rendy selama di Bali, emang Rendy tugasnya berapa lama sampai ada yang menggantikan posisinya. Biasanya juga aku sama kamu yang gantiin tugas Rendy, kalau Rendy ke luar kota. Jawab Ika?" ucap Sofi tajam kepada Ika.
"Kata Pak Jae, satu bulan Sofi, selain ada proyek baru di Bali, cabang baru disana bermasalah, dan Rendy akan di promosikan jadi pimpinan disana, makanya pagi ini ada rapat penting." ucap Ikan jelas.
"Satu bulan? ya ampun apa jadinya aku tanpa dia satu bulan." lirih Sofi yang masih terdengar oleh Ika.
Ika pun tersenyum "Sofi los suka Pak Rendy ya? kok kayak khawatir gitu?" ucap Ika tepat sekali.
"Kalau suka kenapa? kalau gak suka kenapa? ada masalah? secara kamu tahu sendiri kan, aku sama Rendy itu deket banget, udah kayak apa juga deketnya." ucap Sofi enteng tanpa menimbulkan rasa curiga.
"Iya juga sih, itu si Rere juga mau nembak Rendy lho sebelum berangkat ke Bali, secara Rere yang akan jadi asisten Rendy, wah gimana tuh?" ucap Ika membuat hati Sofi kian panas.
Ika pun cepat keluar setelah mendengar panggilan iPhone di mejanya sudah berulang kali berdering.
Sofi pun kesal dan marah mendengar Rere akan menjadi asisten nya selama satu bulan di Bali. Apa apaan coba, kok jadi begini urusannya. Rahang Sofi pun mengeras, nafasnya pun cepat dan tidak beraturan.
Sofi segera menarik nafasnya dalam dalam agar dadanya tidak terasa sesak dan mengeluarkannya secara perlahan.
Aku harus tenang, Sofi tenang oke, gumam Sofi menenangkan hatinya yang kaget mendengar berita itu.
ceklek....
"Maaf Bu Sofi ini pesanan Go Foodnya, bener pesen 2 steak, 2 cappucino, dan 2 puding coklat? semuanya 180 ribu Bu Sofi." ucap OB.
"Iya betul, ini uangnya, makanannya taruh meja aja" ucap Sofi dengan mengeluarkan uang seratus ribuan dua lembar.
Rendy masih meeting lagi. Aku selesain kerjaan ku dulu, nanti aku tunggu di ruangannya buat makan bareng.
Sofi pun berkutat pada berkas berkas untuk dicek dan ditanda tangani. Waktu berjalan dengan cepat, sudah menunjukkan pukul 11.15 wib, tapi belum ada tanda tanda meeting selesai.
Menyebalkan......
"Selesai juga Alhamdulillah," batin Sofi.
Sofi beranjak dari duduknya dan membawa plastik berisi makanan yang tadi di pesan.
Sofi berjalan menuju ruangan rendy. Ada Hana disana, dia sekretaris Rendy.
"Assalamualaikum Hana, Rendy sudah ada di ruangan belum?" ucap Sofi lembut.
"waalaikumsalam Bu Sofi, Pak Rendy belum kembali meeting Bu Sofi, tunggu saja diruangannya." ucap Hana tak kalah lembut.
Sofi pun masuk ke dalam ruangan Rendy, dan mulai menata makanannya di meja kerjanya.
Sofi pun duduk di depan meja, dan melihat sekeliling ruangan. Sofi jarang masuk ke ruangan Rendy, bahkan bisa dihitung dengan jari.
Ada figura siapa tuh dipojokkan ruangan, Sofi pun segera mendekat ke arah figura karena rasa penasarannya.
APA?! bisa bisanya meletakkan foto orang disudut ruangan yang mudah dilihat orang lain. Dasar Mas Rendy menyebalkan.
Iya itu fotoku setahun silam waktu ikut Family Gathering di puncak. Foto itu aku sedang tersenyum membawa es krim, benar benar foto yang diambil diam diam. Aku saja lupa kapan itu kejadiannya.
---------++------+++++----------
TERIMA KASIH SUDAH MELIPIR
JAZAKALLAH KHAIRAN
💚💚💚💚💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Elis
lanjut baca sama like nya kak..
.
Mampir juga ya kak. udah di rate 5 juga
2020-10-30
1
👑⁹⁹Fiaᷤnͨeͦ🦂
Ku like sampe sini dulu ya kak, bacanya nanti nyusul, semamgat!
mari saling mendukung.
2020-10-11
1
Hijaudaun_birulangit~🍀⃝⃟💙
10 like sudha mendarat yaa...
ttp semagat 💪
2020-09-22
1