SELAMAT MEMBACA
💚💚💚💚💚
"Siap bidadariku" jawab Rendy dengan sikap hormatnya.
"Oke, ini aku hubungi Fathan dulu ya, nanti hp silahkan anda sita tuan Rendy" jawab Sofi sambil terkekeh.
Sofi pun menyendok kan lontong sayur dan mengunyah makanannya, sambil menulis pesan pada Fathan untuk terakhir kalinya, kalau bukan dari niat diri sendiri dari siapa lagi. Aku harus move on karena hubungan ini harus selesai, tidak akan ada ujungnya, sama sama tidak mau berjuang, sama sama hanya mengikuti alur seperti air sungai mengalir. Jadinya tidak akan pernah ada titik temunya. Sekali kali aku egois tanpa memperdulikan orang lain, semua untuk kebahagiaan ku sendiri.
Dibuka ya room chat bersama Fathan.
Fathan
Fathan, uang sudah aku transfer 1jt. Maaf mungkin ini yang terakhir, jangan hubungi aku lagi. Karena sebentar lagi aku akan menikah pilihan orang tuaku.
Ditutupnya room chat itu dan HP diserahkan pada Rendy, orang yang akan membantunya melupakan segala sesuatu tentang Fathan.
"Ini Rendy HP nya, bantu aku ya untuk melupakan masa laluku. Aku mau membuka lembaran baru untuk hidupku. Membuka kembali hatiku untuk orang lain.", Ucap Sofi.
Seraya menghabiskan suapan terakhirnya dan menyeruput teh manis hangat itu hingga menyegarkan tenggorokan dan bagian dada pun menjadi ikut hangat. Semangat menjalani hari yang baru tanpa nama Fathan.
"Aku ambil ya Sofi, ini demi kebaikanmu juga, nanti siang kita beli HP dan nomor baru" jawab Rendy sambil tersenyum tipis. Rendy senang setelah ini bisa cek HP sang pujaan hati. Yang lebih membuatnya bahagia, Sofi mau menuruti keinginannya, entah dasar apa yang penting niat baiknya bisa diterima oleh Sofi. Dari berpakaian lebih tertutup, ganti HP, dan setelah ini mengajak Sofi ke kampung halamannya untuk mengenalkan Sofi sebagai calon istrinya. Tapi masih ada satu hal yang berat, perbedaan keyakinan yang harus disatukan. Entah caranya seperti apa nantinya.
" Udah selesai ngelamunnya," ucap Sofi pada Rendy yang masih terdiam.
Tentu hal itu mengejutkan Rendy sampai membuat Rendy sedikit tergagap.
"I...Iya Sofi, maaf sof udah kangen rumah, kamu ikut kan?" Tanya Rendy penuh harap.
" Iya sayang, aku ikut mau ketemu Umi sama Abah kan? Gak cuma lewat telepon aja kan", ucap Sofi yakin.
Deg.... Jantung Rendy seakan berhenti dan meloncat tak tentu arah. Sambil mengerjapkan matanya, dan memejamkan sebentar dan membuka matanya kembali. Menetralisir jantungnya kembali dan mencerna semua jawaban Sofi satu per satu.
"Sayang?", Tanya rendy.
"Iya, sayang kenapa? Salah?", Ucap Sofi dengan pembenarannya. " Kan sayang sebagai kakak atau jangan jangan " ,ucap Sofi mengetahui salahnya yang membuat salah paham dan menutup mulutnya dengan telapak tangannya. " Opssss maaf ya ren" , ucap sofi penuh penyesalan.
"Gak papa sof, kirain udah bisa Nerima aku, udah seneng nih" ucap Rendy polos.
"Ya maaf", ucap sofi sembari mengajak Rendy keluar dan pergi ke kantor.
-Di kantor-
Rendy pun membuka room chat di hp Sofi. Ada beberapa notif, ada Fathan, ada Ronal hemmm siapa Ronal, ada Ada group chat dari SMP,SMA dan teman kulaihnya.
"Penasaran dengan Ronal baca dulu lah."gumam Rendy.
Oh Ronal ini sainganku juga, dia mau jemput Sofi ke kantor. Aku akan tanya pada sofi.
"Yang dari Fathan, hemm dia tidak terima, biarkan saja tak perlu dibalas menambah masalah" gumam Rendy.
Rendy berdiri dan melangkahkan kaki menuju ruangan Sofi kebetulan sudah mau jam istirahat, Rendy berjanji akan memberikan Sofi ponsel baru.
Ceklek...
Sofi terkejut mengalihkan pandangannya ke arah pintu masuk. Dengan tenang Rendy pun masuk tanpa rasa bersalah sedikit pun. Dengan santainya Rendy menarik kursi dan duduk tepat dihadapan Sofi yang masih sibuk mengecek berkasnya. Sofi pun mengangkat kepalanya dan melihat jam di pergelangan tangannya.
" Sebentar lagi ya ren, tinggal sedikit lagi" ucap sofi sambil menanda tangani sebagian berkas yang belum selesai.
" Hemm ya sof, tenang aja, aku tunggu, sof... Ronal siapa? Sainganku?" Tanya Rendy enteng sambil terkekeh dengan senyum tipisnya.
Sofi pun mendongakkan kepalanya dan tersenyum " Kenapa cemburu?", Entah apa ada perasaan senang membuat cemburu, entah perasaan apa yang menyelimuti hatinya saat ini. Bersama Rendy hati Sofi menjadi tenang dan nyaman, tapi belum bisa menerima menjadi kekasihnya karena perbedaan keyakinan.
"Gak, siapa yang cemburu itu kan hak kamu, emang aku siapa kamu?" Jawab Rendy kesal. Iyalah aku cemburu, kamu mau janjian dengan ronal. Aku kesal Sofi, tapi apa hak aku, gumam Sofi.
"Bener nih, ntar aku dijemput sama Ronal lho? Gak cemburu? Yakin? Berati kamu gak bener bener suka donk sama ? tanya Sofi sambil meledek. Sofi tersenyum lebar. Sambil membereskan berkas berkasnya bersiap siap untuk pergi.
Skak MAT Rendy pun cuma terdiam menghela nafasnya dalam dalam dan mengeluarkannya pelan pelan.
"Bukan aku tidak cemburu, tapi aku nenghargaimu Sofi, aku bukan siapa siapa mu dan aku gak ada hak, aku sadar Sofi." Jawab Rendy melemah.
"Maaf Rendy, aku tidak bermaksud apa apa, kamu tahu kan maksudku aku nyaman dan kamu tapi ada hal yang buat aku belum bisa Nerima kamu.", Ucap Sofi mohon maaf.
"Apa maksud kamu belum bisa Sofi, apa itu artinya masih ada kesempatan buatku? Jawab fi, aku akan menunggumu sampai kamu siap", jawab Rendy penuh harap.
"Mudah mudahan Rendy, setiap orang punya kesempatan, buatku siapapun itu, yang penting orang itu bisa membuatku lebih baik. Saat ini aku fokus untuk kebahagiaan orang tuaku, mengerti posisiku ren" ucap Sofi pelan.
" Yuk berangkat keburu siang" ajak Sofi sambil menarik Rendy agar segera bangkit dari duduknya dan berjalan beriringan keluar menuju parkiran.
........
" Pilih yang mana sof? Pilihlah yang kamu suka dan nomor ini aku patahin ya" ucap Rendy tegas.
Krek kartu SIM pun patah menjadi dua dan dibuang oleh Rendy, dan HP lamanya di restart kemudian disimpan oleh rendy. Rendy mengambil HP baru pilihan Sofi dan membelikan kartu perdana baru, dan Rendy simpan beberapa nama orang kantor yang penting serta menginfokan nomor baru Sofi dengan alasan HP hilang, tidak lupa menyimpan kontak Rendy dengan tilisan calon imam tentu tanpa sepengetahuan Sofi.
Betapa bahagianya Rendy, minimal satu langkah ada kemajuan bagi hubungannya.
Skip....
"Ren, maaf ya gak bisa pulang bareng aku udah dijemput Ronal, tadi telepon kantor, karena hp ku kan ganti. Tadinya ku pikir dia bercanda ternyata serius" ucap Sofi polos.
" Kamu suka Ronal?" Tanya Rendy penuh selidik.
" Dulu waktu SMP, sekarang gak sama sekali dia itu playboy, aku tau dari teman temanya jadi ilfil. Tapi kalo dia nyatain perasaan sih mau aku terima" ,jawab suci tersenyum.
Mendengar jawaban suci pun Rendy melotot " Apa? Hem itu hak kamu" ucapnya datar. Rendy sempat menyentak, kemudian melemah sadar bahwa Sofi bukanlah kekasihnya.
Hidup itu pilihan "HIDUP ATAU MATI, DITINGGALKAN ATAU MENINGGALKAN, SETIA ATAU SELINGKUH, BAIK ATAU JAHAT"
Semua itu pilihan, keputusan ada dalam diri masing masing.
MINAL AIDIN WAL FAIDZIN
MAKASIH SUDAH MEMBACA
MAKASIH JUGA LIKE DAN KOMENTNYA
💚💚💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
jeje
mau juga dong dibeliin HP baru wkwk
2020-10-19
1
It's Cars
Assalamualaikum,thor.
Aku udah mampir nih,nyicil baca sampai sini dulu ya.5 like telah mendarat🤗🤩🥰
2020-10-19
1
Dhina ♑
omegot 😱😱😱
2020-10-18
1