SELAMAT MEMBACA
💚💚💚💚💚
Ekhemmmmmmmmm.......
" Menurutmu apa aku suka bercanda Rendy, aku mau mantapkan", ucap Sofi mantap.
" Besok pagi pulang mampir ke mall sebentar, aku mau beli cincin untuk kamu biar gak ada yang berani godain kamu lagi, apalagi di kantor, mau gak?" ,ucap Rendy dengan senyum.
" Mulai posesif nih ceritanya, huhuhu hak gentle banget, tapi orang kantor jangan pada tau kan gak enak sama bos, ntar salah satu dari kita harus pindah Rendy, kamu mau?," ucap Sofi sambil bergidik membayangkan bila teman temannya tahu bisa di bully Sofi, secara Rendy cowok idaman di kantor.
" hemmmm takut ya di bully? kan emang peraturan kantor gitu, kalau ada yang menikah harus pindah atau resign. Itu resiko sofi. sayang." ucap Rendy.
" Iya, apa aku usaha aja ya, buka kafe gitu, atau seafood? gimana menurutmu?", ucap Sofi.
Sambil mengangkat kedua jempolnya, " MANTAP!! aku suka, aku pengennya memang begitu, kamu siap jadi ibu rumah tangga dan urus kafe tanpa ada karir?", ucap Rendy.
" Siap donk, buka kafe dari sekarang juga gak papa, nanti kalo udah nikah baru resign, emang mau buru buru?", tanya Sofi.
" Emang kamu gak kebelet?" ucap Rendy menggoda hingga membuat wajah Sofi menjadi memerah.
" Umur kita masih muda Rendy, menunda setahun dua tahun, menikmati masa pacaran." ucap Sofi polos.
" Sofi, lebih baik pacaran setelah menikah, gak dosa malah dapat pahala, bener aku gak bohong", ucap Rendy meyakinkan.
" Hahah.... iya ... tapi kan minta restu itu sulit Rendy, gak kayak beli bakso datang beli pulang", ucap Sofi dengan ketus.
" Kita nikah siri aja, disaksikan umi dan Abah, nanti baru nikah di KUA, gimana," ucap Rendy dengan berbinar.
" Gak lah, aku mau yang lurus, serius, menikah bukan main main, yang penting sekarang kamu ajarin aku sholat, ngaji, terus apa lagi, AKU MAU BELAJAR TITIK.", ucap Sofi ketus sambil berdiri dan naik ke atas ranjang.
Rendy hanya menghela nafas panjang dan keluar kamar, duduk di sofa menunggu adzan subuh.
Gimana caranya aku mengajarinya ya, gumam Rendy.
Rendy pun beranjak ke kamar lagi untuk menemui Sofi.
" Sofi, kamu udah tidur? ada yang mau aku bicarakan sama kamu. Sofi...., ucap Rendy sambil duduk di tepi ranjang.
" Hemmmm apa lagi? mau nikah siri lagi? sorry ya, itu enak di kamu gak enak di aku? aku yang bunting kamu pergi, aku gak mau!! , ucap Sofi dengan jengkel.
" Bukan itu Sofi, maksud aku, biar aku lebih mudah mengajarimu, kamu jangan salah paham, kita menikah siri itu biar kamu bisa membaca syahadat itu syarat mutlak untuk masuk ke dalam agama Islam. Setelah itu aku akan bimbing kamu, cara sholat, mengaji, dan menghafal surat surat pendek. Dan itu lebih mudah bila kamu sudah mencintai agamamu, tidak ada alasan untuk malas. Satu hal aku tidak akan menyentuhmu walaupun itu sudah menjadi hak ku. Mumpung ada umi dan Abah, bisa jadi saksi kamu mengucap syahadat dan saksi pernikahan kita. Setelah itu aku berjanji tidak akan menyentuhmu ataupun meminta hak ku untuk melakukan hubungan suami istri sebelum mendapat restu dari orang tuamu dan kita MENIKAH resmi secara hukum, gimana menurutmu?", ucap Rendy dengan tegas.
Sofi mencerna apa yang diungkapkan oleh Rendy. Menurutnya selama ini Rendy cukup bisa menjaganya dan bisa memegang janji itu. Tapi demi belajar agama Islam, aku harus yakin dan teguh, mungkin memang takdir ku seperti ini.
" Baiklah, aku mau. Satu hal jangan menyetubuhiku dan jangan sampai orang kantor tahu, jaga sikapmu. Terus kita tetap berpisah rumah, kamu dan bude mu, dan aku tetap di kontrakan. Gimana setuju? hemmmm satu hal lagi, jangan membatasi ku jalan dengan teman temanku. Oke suamiku?", ucap Sofi mantap. Sudah tidak ada keraguan lagi kepada Rendy dan keluarga Rendy, bener bener care banget. Yang mempersulit malah keluargaku sendiri. Semoga ada jalan.
Rendy berpikir sejenak, " Ekhhmmmmm untuk masalah rumah aku bersedia kita masing masing karena itu perjanjian kita, aku hanya membantumu belajar. Untuk masalah jaga sikap di kantor, aku juga akan menuruti kemauanku, tapi untuk tidak membatasi mu itu yang aku tidak bisa. Aku akan membatasi pergaulan mu, aku tidak mau terseret ke neraka gara gara istrinya durhaka dengan suami? mau? hah? kalo mau nongkrong silahkan tetap ijin dan sama aku. Ngerti?" ,tanya Rendy lantang.
Sofi pun hanya mengangguk pasrah, lagi lagi keputusannya malah menjadi Boomerang baginya.
" Baiklah, yang menurutmu baik aja" , ucap sofi pasrah.
" Ikhlas gak? kalo gak ikhlas jangan dilakukan. Aku gak mau kamu menjalani pernikahan ini karena keterpaksaan, karena aku ingin kamu menjalani dengan kasih sayang dan ketulusan, sudah kamu pikirkan matang matang?", ucap Rendy.
Sofi menganggukan kepalanya dengan mantap.
" Aku siap dan aku ikhlas kmu menjadi suamiku, menjadi imam ku, yang selalu membimbing aku.," ucap Sofi.
" Oke terima kasih, aku persiapkan semuanya pagi ini, nanti ungkapkan semuanya pada umi dan Abah. Oke. Udah adzan subuh aku mau siap siap dulu ke masjid, assalamualaikum.", ucap rendy.
" Oke hati hati, waalaikumsalam", jawab suci.
💚💚💚
Seusai sholat subuh berjamaah di masjid, Rendy pun mengutarakan maksud dan tujuannya kepada Abah dan pak kiyai. Dan kedua orang tua tersebut memberikan dukungan penuh, karena ini sesuatu hal yang baik. Bisa membuat seseorang itu menjadi mualaf walupun karena ikatan pernikahan itu berarti sudah ada hidayah yang turun, tinggal bagaimana kita membimbingnya.
" Anda hebat nak rendy, bisa menjadikan seseorang itu mualaf bukan hal yang mudah dan pahalanya bisa masuk surga apabila kita bisa membimbingnya dengan baik, dan yang dibimbingnya benar benar menjadi Sholehah dan muslimah yang baik. Sudah tentu nak Rendy tahu kan? Tapi benar kalian sudah siap lahir batin, ini pernikahan siri hanya diakui secara agama." ,ucap pak kiyai menjelaskan.
" Saya dan Sofi sudah siap hal ini semata-mata memang membantunya memudahkan budaya ALLOH SWT yang telah turun lewat hatinya. Saya akan membimbingnya dengan baik, seiring berjalan memahami agama Islam, saya akan melamar dan menikah secara hukum pak kiyai.", ucap Rendy mantap.
" Baiklah bapak siap untuk membantumu, gimana bah?" ucap pak kiyai.
" Tentu abah merestui pak kiyai, Sofi itu mantu idaman, nanti suatu saat pak kiyai harus mencicipi masakan menantuku, acaranya kapan Rendy?", tanya abah.
" Gimana Abah dan pak kiyai, yang jelas pagi ini, karena nanti sore saya harus kembali ke Jakarta." ucap Rendy.
" Baiklah saya putuskan jam 9, siap Abah?" tanya pak kiyai.
" Siap pak kiyai" jawab abah dan Rendy.
Suasana rumah mendadak kisruh persiapan pernikahan tiga jam lagi. Bisa dibayangkan mengurus acara penting dan sakral hanya ada waktu 3 jam.
Semua orang turut serta membantu, tidak ada yang tinggal diam.
Tiga jam menuju SAH secara agama.
---------+++---------
TERIMAKASIH SUDAH MELIPIR
LIKE DAN KOMENT DAN VOTE
💚💚💚💚💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
miqaela_isqa
Semangat kakak walau tangan keringting ngetiknya
2020-10-21
1
❤️YennyAzzahra🍒
Mantan Terindah Hadirrr lagii
2020-10-10
1
Bunda Alza
mau merrit aja
2020-09-25
1