SELAMAT MEMBACA
💚💚💚💚💚
🎶 Peluklah diriku dan jangan kau lepas, peluk dan jangan kau lepaskan ku darimu 🎶
Mobil yang mereka tumpangi melaju dengan kecepatan sedang, mereka sungguh sangat bahagia, sesekali melirik, bertatap dan tertawa bersama, seakan pernikahan yang mereka jalani ini adalah konyol. Hanya dalam waktu sehari persiapan, lebih tepatnya hanya enam jam untuk mempersiapkan semunya.
Tangan Sofi pun digenggam erat oleh Rendy, dan satu tangannya lagi fokus memegang setir. Mereka seperti kekasih yang baru bertemu kembali. Maklum mereka tidak pernah lebih dari sekedar ngobrol santai.
Keberanian Sofi, memang patut diacungi jempol, mengambil keputusan besar tanpa ada campur tangan orang tuanya.
"Kamu capek sayang, tidur aja dulu, nanti aku bangunin", ucap Rendy lembut sambil melepaskan tangan sofi.
" Gak kok mas, aku temani kamu ya, apa gak boleh seorang istri menemani suaminya?, ucap Sofi tersenyum.
" Boleh banget sayang, aku seneng ditemenin nyetir, tapi aku laper, kamu mau makan sayang?", tanya Rendy.
"Kita berhenti di rest area ya mas, aku mau ke toilet, kita juga belum sholat Maghrib, baru makan sekalian istirahat.", ucap Sofi.
"Ide bagus, pinter banget sih, istri siapa sih uluh uluhhhhhhh gemes.", ucap Rendy sambil mencubit pipi Sofi dengan gemas.
"Ih.... sakit tahu sayang, tuh mas rest area nya kita ambil kiri dulu pelan pelan", ucap Sofi.
"Kita sholatnya berjamaah ya, kamu kan belum hafal surat suratnya, ke toilet terus wudhu, aku tunggu ya di mushola, sini aku bawain mukenanya", ucap Rendy sambil turun dari mobil menuju tempat wudhu.
Rendy dan Sofi, sudah selesai sholat maghrib, keduanya menuju restoran untuk makan malam.
"Kamu pesen apa sayang, aku mau nasi goreng seafood sama es teh manis aja, kamu?", tanya Sofi.
"Samain aja, tambah kopi hitamnya", ucap Rendy.
"Ini pesenam saya, dua nasi goreng seafood dan dua es teh manis tambah kopi hitam satu tambah kentang gorengnya satu." ucap Sofi kepada pelayan.
"Baik ditunggu ya." ucap pelayan restoran.
"Masih belum percaya ya, ternyata kita sudah suami istri." ucap Rendy.
"Maunya kamu, itu sih, mas aku Rabu pulang, gak papa kamu gak ikut?" ucap sofi mengingatkan.
"Gak papa, tapi hubungi aku terus ya, jangan dimatiin itu ponsel." ucap Rendy tegas.
"Iya sayang, aku bawa terus nanti." ucap Sofi
Pesanan mereka pun datang.
"Ayo makan mas, kok diem aja sih, mau disuapin?" ucap Sofi meledek.
"Kalo makan dirumah, aku disuapin ya, pokoknya mulai sekarang kamu masak, aku gak mau sering makan diluar, gak sehat!, kamu mau kan masakin aku tiap hari?" ucap Rendy setengah merengek.
"Iya gak papa mas, sarapan aku buatin sana najan malam, kalo makan siang, kita diluar aja ya, kalo disuruh masak ya belanjaan Ding kebutuhan dapurnya." ucap suci sambil terkekeh.
"Siapa takut, aku belanjain tenang aja, lagipula kan sudah tanggung jawab aku." ucap Rendy mantap sambil merogoh mengambil dompetnya mengeluarkan ATM dan menyodorkannya kepada Sofi.
"Ini apa Rendy?ATM?" ucap Sofi.
"Ini nafkah dari aku, sayang." ucap Rendy.
"Sayang, aku kan masih kerja, gini aja, ini ATM kamu bawa, setiap pergi sama aku, kamu yang ngeluarin uang, biar aku gak boros sayang, gimana?, tapi kalo aku butuh aku pasti minta sama kamu." ucap Sofi lembut.
"Oke, bener ya kalo butuh minta sama aku, jangan sungkan. Sayang kita beli rumah gimana?", ucap Rendy.
"Aku setuju sayang, tapi aku mau buka usaha dulu sayang, sebelum aku resign biar ada kegiatan nantinya." ucap Sofi.
"Aku setuju sayang, kita bicarakan ini nanti kalau sudah dirumah ya, sekarang kita jalan lagi biar cepet sampe rumah." ucap Rendy sambil berdiri mengulurkan tangannya untuk menggandeng tangan Sofi.
Sofi menganggukkan kepalanya, dan bangkit berdiri menerima uluran tangan itu untuk digandeng oleh Rendy. Mereka berjalan berdua menuju mobil.
Mereka sudah berada di dalam mobil kembali. Perjalanan kali ini sungguh tidak terasa lama, mungkin karena sudah memiliki status selevel diatas sahabat.
"Sayang, kamu yakin mau usaha kafe seafood? atau ada yang lain?", ucap Rendy datar.
"Pengennya butik mas, tapi kafe oke juga", ucap Sofi antusias.
"Gak pengen rumah?", tanya Rendy.
"Ya pengen mas, tapi kan mana yang lebih penting. Usaha ini biar pake uang tabunganku mas, kalo kurang aku minta kamu, uang jamu fokus tabung buat beli rumah, gimana?" ucap Sofi semangat.
"Apapun yang kamu mau, kalau Nemu rumah yang kamu inginkan bilang, nanti kita beli ya sayang " ucap Rendy mantap.
"Iya mas, siap.", ucap sofi tegas.
"Sayang, jangan pernah ada yang kamu sembunyikan dari aku, kamu tahu kan? aku paling gak suka dibohongi, apalagi ini sama istri sendiri. Jangan pernah lakukan itu." ucap Rendy tegas.
"Aku paham mas Rendy, aku akan jujur walau itu menyakitkan buat kita berdua." ucap Sofi.
"Itu resiko kita berdua, masalah itu kita hadapi bukan bersembunyi. Satu lagi jangan ganjen dikantor, kamu tahu kan, laki laki di kantor itu banyak yang suka sama kamu, ya Alex, ya Bondan, ya Beben, ya Franky, sebel lihatnya." ucap Rendy dengan nada cemburu.
"Udah gak perlu cemburu gitu, yang penting sekarang aku milik siapa? Hem?" ucap Sofi sambil menarik turunkan alisnya.
"Emang punya siapa? Fathan?" ucap Rendy terkekeh.
"Kamu nyebelin, gak usah bahas Fathan kali, kamu sendiri sana Maryam gimana?" ucap Sofi sewot.
"Gak usah mengalihkan pembicaraan sayang, hahahaha, iya deh Sofi punya sayangnya Rendy, jadi istri yang baik ya sayang." ucap Rendy lembut.
Perjalanan semakin terasa cepat, sebentar lagi sudah sampai di ibukota. Mulai kembali dengan aktifitas yang padat. Pekerjaan kantor yang sudah menunggu, jalanan yang mulai sesak dengan banyaknya kaum urbanisasi.
Kita harus berjuang dan berusaha dengan waktu yang ada. Mengumpulkan pundi pundi uang demi kelangsungan hidup.
Tapi jangan terlena dengan bingar bingar duniawi, terkadang membuat senang sesaat menghancurkan kemudian.
"Alhamdulillah, udah sampai, masuk dulu Rendy, aku buatin air jahe biar badan kamu enak, gimana mau gak? apa mau makan lagi aku buatin?" tanya Sofi lembut. Sofi sadar akan perannya saat ini sebagai seorang istri, sebisa mungkin melayani suaminya dengan baik.
"Boleh, aku pulang agak maleman ya, mau sholat disini dulu, sekalian nemenin kamu." ucap Rendy.
Sofi dan rendy masuk ke kontrakan sambil membawa tas besar Sofi dan beberapa oleh oleh untuk dibagikan kepada tetangga dan teman temanya besok di kantor.
"Mau apa, aku ada roti? mau?" ucap Sofi.
"Apa aja, asal kamu yang buat, pasti aku makan. Ini aku bagiin dulu sana tetangga ya sayang, buat Mbak Reni, mbak sita, dan mas aga ya." ucap Rendy.
"Iya sayang." ucap Sofi sambil membuat air jahe dan membuat roti bakar selai coklat kacang.
" Sudah semua sayang, katanya terima kasih, aku bilang kita sudah tunangan, gak papa kan?" ucap Rendy.
"Gak papa mas, kamu mau sholat dulu atau berjamaah, tutup dulu pintunya, kita sholat dulu." ucap Sofi lembut.
Mereka pun tidak lupa dengan kewajibannya, terlebih Rendy yang sudah memiliki tanggung jawab untuk membimbing dan mengajari Sofi.
ALLAHUAKBAR.....
ASSALAMUALAIKUM....
"Aku buka pintu dulu, aku gak enak tutup pintu lama lama." ucap Rendy beranjak keluar kamar Sofi.
"Iya mas, aku beresin ini dulu, terus mau siapin minuman jahenya, ini udah wangi banget, tinggal seduh aja" ucap Sofi sambil mencium tangan Rendy sambil membereskan sajadah dan mukenanya.
BAHAGIA ITU SEDERHANA, SELALU BERSAMA DENGAN ORANG YANG KITA CINTAI SAJA KITA SUDAH BAHAGIA, APALAGI BISA MEMILIKINYA...
--------++------------------
TERIMA KASIH SUDAH MELIPIR BACA
JAZAKALLAH KHAIRAN
💚💚💚💚💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
miqaela_isqa
Smngat nulisnya kakak
2020-10-22
1
Elis
Boom like ku sampai sini dulu ya kak
2020-10-10
1
₦⑂. Ⓙυ☂€✘
Nyicil 10like,
belum sempat baca 😅
2020-10-02
1