SELAMAT MEMBACA
LIKE KOMENTNYA YA...
💚💚💚
Lalu dibuatlah kamu patah hati oleh Allah, demi menyelamatkanmu dari orang yang salah
"Assalamualaikum umi, abah, sehat?" tanya Rendy dengan sopan dan mengecup punggung tangan kedua orang tua tersebut, dilanjutkan dengan Sofi yang melakukan hal yang sama.
"Waalaikumsalam, Alhamdulillah sehat nak, makin sehat ternyata pulangnya tidak sendiri makin semangat." ucap Abah Rendy.
Sofi pun melirik Rendy, meminta maksud dari tujuan Abah berbicara seperti itu. Tidak lama umi masuk dan keluar kembali membawa empat gelas teh panas dan cemilannya. Sungguh nikmat sepertinya cemilan itu, cireng dan combro. Makanan sederhana namun nikmat mendunia.
"Ayo dimakan jangan cuma dilihatin, kata orang tua dulu kalau lelah terus minum teh buatan mertua, lelahnya hilang." ucap umi dengan pedenya.
Sofi yang sedang meminum teh itu langsung tersedak mendengar ucapan umi.
"Uhukk uhukkkk, maaf umi." ucap Sofi dengan senyum tipis.
"Maafkan umi mu ini nak Sofi, suka nyeletuk wae, kumaha sehat nak sofi?" tanya abah menyelidik.
"Sehat Abah, Alhamdulillah." jawab sofi tulus.
"Ya sehat donk Abah, ada Rendy yang jagain Sofi, iya gak yank?" Ucap Rendy sambil mengedipkan satu matanya ke arah Sofi.
Sofi pun hanya meringis ke arah Abah sambil tersenyum kecut setelah mendapat perlakuan gak jelas dari Rendy.
Rendy pun mengambil cireng kemudian dipotong jadi dua yang satu dimakannya cireng itu dan yang satu lagi disuapkan ke arah Sofi. Sofi hanya mendelik kaget, malu bercampur jadi satu, ini di depan umi dan Abah, bener bener gak ada akhlak.
"Ini makan dulu, tadi di mobil katanya mau cireng buatan Umi, nih aaaaa, tuh kan beda rasanya sama yang dijual di abang abang kaki lima, karena ini Umi khusus membuatnya untuk calon mantu tersayang, iya kan Umi", tanya Rendy pada Umi sambil tersenyum menggoda Uminya.
Muka Sofi yang udah malu gak karuan, udah pasti ini muka merah banget, tapi cuma bisa pasrah, lha wong yang gombalin Rendy.
"Iya umi enak banget, beda umi, boleh tahu resepnya?" jawab Sofi asal karena bingung otaknya sudah tidak bisa berpikir jernih.
"Bener nih calon mantu Umi mau belajar masak cireng, besok Umi ajarin ya sayang." ucap umi semangat.
Ternyata calon mantunya juga hobby memasak seperti dirinya, bisa klop jeung calon mantu, mana geulis pisan, moal dikandikeun deui ieu mah kudu jadi jeung Rendy, batin Umi.
"Iya umi bener ya." ucap sofi.
Udah kepalang tanggung. Umi dan abahnya sungguh baik, menyenangkan punya keluarga yang care seperti ini. Tapi aku dan Rendy gak pacaran, ini gimana sih Rendy kok malah santuy gitu. Harus dipertanyakan, batin Sofi.
"Umi, Abah, Rendy dan Sofi ke dalam dulu, biar mandi dulu, cape, Rendy mau sholat Maghrib juga. Kamarnya yang mana Umi, apa Rendy dan Sofi bareng" , ucap Rendy santuy.
"Enak wae bilang bareng, Mun hoyong dikawinkeun ayeuna mangga. Kamar Sofi di sabelah kamar Otong ya." jawab Umi sambil mempersilahkan masuk.
Sofi pun sudah diantar ke kamarnya oleh Rendy, dibawakan barang barangnya. Sudah selesai mandi, Sofi pun keluar menuju teras depan. Sofi berjalan menuju halaman, ada sebuah amben terbuat dari bambu. Satu kata untuk keadaan rumah ini sederhana, sungguh hangat. Kamu beruntung Rendy punya keluarga hangat dan selalu ceria. Akan berbeda ceritanya kalau kamu yang aku ajak ke rumahku, canggung, kaku, entahlah sebenarnya aku ingin mengenalkan kamu pada orang tuaku tapi kalau keadaan yang memaksa kita tidak boleh egois dengan keinginan kita. Takutnya harapan itu pupus ditengah jalan, sebelum sempat berjuang.
"Dicari disini rupanya, itu dicari Umi sama Abah, mau makan malam bareng di belakang rumah, mau?" tanya Rendy lembut.
Rendy tahu aku sedang gugup, Rendy menggenggam kedua tanganku, diciumnya punggung tanganku dengan lembut.
"Sofi, semua akan baik baik saja, percaya padaku, yakin sama Allah, takdir Allah itu terbaik untuk kita." ucap Rendy meyakinkan.
Digandengnya tangan ini menuju teras belakang rumah. Ada rumah panggung kecil, tepatnya gubug kecil, semua makanan tersedia dan sudah tertata rapi. View yang bagus di depannya ada tambak ikan gurame milik Abah, sebelahnya kebun dan sawah. Sunyi sepi hanya terdengar suara kodok dan jangkrik. Tenang dan damai rasanya.
"Ayo makan dulu nak, jangan malu malu, habiskan saja ya." ucap Umi
Sofi hanya menganggukan kepalanya. Kemudian mengambil piring untuk Rendy dan mengambil kan nasinya. Sudah terbiasa dan lincah, karena terlalu sering makan di kontrakan Sofi, Sofi pun terbiasa mengambilkan semuanya. Seperti tanpa skenario semuanya berjalan begitu saja. Abah dan umi hanya saling tatap dan tersenyum. Entah apa yang ada dalam pikiran kedua orang tua itu.
Kalau Rendy, jangan ditanya, memang sudah terbiasa, Rendy hanya cukup mengatakan pake ini itu cukup sayang. Kata kata yang sukses membuat Abah dan Umi tersenyum lebar.
"Nasinya cukup Ren, pake apa ayam, sambal lalapan, sayur asemnya dipisahin?" tanya Sofi lembut.
"Iya sayang cukup pake itu, iya sayurnya pisahin aja di mangkok, minumnya teh anget." ucap Rendy.
Acara makan dimulai, sangat khidmat sekali.
"Umi ini ayam gorengnya enak banget, kayak direstoran." ucap Sofi memuji masakan mertuanya.
"Masa sih Sofi, bumbu sederhana ala kampung, jangan samain sama yang direstoran atuh beda geulis." ucap Umi setengah malu dan merendah.
Sofi cuma tersenyum mendengar jawaban umi yang bijak, lalu melirik rendy, "Mau nambah, aku ambilin?" tawar Sofi dengan suara pelan.
"Iya boleh, jarang kan makan masakan umi, jadi kalap." ucap Rendy asal.
"Masa bukannya emang doyan makan." jawab Sofi sambil terkekeh.
"Nak Sofi, kapan Umi bisa kerumahmu." tanya Umi yang serius sambil menatap mata Sofi dengan lembut. Yang ditatap gugup tidak bisa memberikan jawaban karena syok mendengar pertanyaan Umi.
Deg...
Deg...
Deg...
Sofi melirik Rendy meminta bantuan untuk menjawa. Rendy pun cuek tidak melihat seolah tidak mendengar pertanyaan tadi. Rendy sengaja, jawaban apa yang akan diberikan oleh Sofi.
Sofi kembali menatap ini yang masih meminta jawaban. Namun hasilnya nihil. Rendy pura-pura tidak melihat Sofi yang sedang menatapnya.
"Nanti Umi ya, biar Rendy dulu datang ke rumah untuk kenalan mama dan bapak, nanti baru Umi sama Abah ya, bener kan Rend?" tanya Sofi sambil melirik Rendy yang masih asyik dengan ayam gorengnya.
Rendy mengangkat kepalanya dan menganggukan kepalanya tanda setuju.
"Emang jadinya kapan ke rumahmu Sofi?" tanya Rendy sambil fokus dengan ayam gorengnya.
Skak MAT...... Mampus nih jawab apa nih...
Umi dan Abah juga menunggu jawaban dengan tidak sabar.
"Dua Minggu lagi, kan ada libur tuh sekalian mau jalan jalan ke Yogya, kamu lupa Rend?" ucap Sofi sekenanya seolah sudah pernah membicarakan masalah ini.
"Tuh umi, Abah, dua Minggu lagi Rendy silaturahmi ke rumah Sofi, mungkin setelah itu Abah dan Umi kesana buat melamar Sofi." ucap Rendy tenang dan lembut kepada orang tuanya, seakan udah persetujuan Sofi ingin melamarnya.
Sofi mendelik, lehernya tercekat degub jantung terasa kencang seperti bekejar kejaran. Gimana menetralisirkannya kalau kamu malah ikut drama dalam skenariomu Rend. Kenapa kamu menjebak perasaanku.
Rendy... Brengsek..!!!, batin Sofi kesal.
YUHUUU
Segini dulu ntar dilanjut ya
Terima kasih sudah membaca
💚💚💚💚💚
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Uswatun Khasanah
sofi plus2 bgt rendi baik ganteng sopan. sabar LG. ngertiiin km LG. 😂😂😂😉😉😉 d jebak senggaja omongaan supa nurut sofi y Sama Kan ren
2020-11-07
1
jeje
cemburu aku tuh sofi di gandeng terus😭
2020-10-19
1
Radin Zakiyah Musbich
up yg banyak kak... ❤️❤️❤️
ijin promo 😀
jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🎉🎉🎉
kisah cinta beda agama 🍦🍦🍦
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🍦🍦🍦
2020-10-18
1