Rahasia Prana

"Gimana? Udah ada kabar?"

Prana sedang berbicara dengan seseorang yang entah siapa di seberang telepon. Nadanya terdengar berbisik. Sepertinya, obrolan rahasia.

"Ya udah. Pokoknya kalau udah ada infonya segera hubungi gue." Setelahnya, cowok itu langsung menutup teleponnya.

Anggi baru saja datang dari kamarnya membawa jaket jeans favorit Prana di tangannya. Cewek itu menghampiri suaminya sambil melempar ulasan senyum khasnya. Ia berdiri di hadapan Prana lalu tangannya terulur hendak memasangkan jaket tersebut ke tubuh Prana.

Namun, Prana menolak dengan merebut paksa jaket jeans miliknya dari tangan istrinya. Raut wajahnya terlihat benar-benar seperti tidak selera memandang Anggi di depannya. Mengapa dia selalu seperti itu? Kapan Prana akan berubah? Anggi pun hanya bisa mengembuskan napas beratnya.

Hari ini merupakan hari Sabtu dan mereka sedang libur sekolah. Prana dan Anggi sudah berencana pergi ke mal untuk membeli beberapa perlengkapan sekolah sekaligus perlengkapan rumah hari ini.

"Mas nggak mau sarapan dulu?" tanya Anggi mencoba menawarkan.

"Cepet masuk mobil," suruhnya dingin tanpa menggubris tawaran dari istrinya. Anggi pun hanya bisa mengangguk patuh meski hatinya sedikit teriris karena perhatiannya diabaikan.

Prana berjalan terlebih dahulu menuju garasi diikuti Anggi di belakangnya. Cewek itu ragu untuk menyejajarkan langkahnya di sebelah suaminya sehingga membiarkan Prana berjalan di depannya.

Saat akan membuka pintu mobil, tiba-tiba ponsel yang berada di saku celana Prana berdering. Dengan cekatan tangan cowok itu mengambil benda persegi tersebut dari sakunya dan didekatkannya pada telinga kanannya.

"Udah dapet? Serius? Oke, gue ke sana sekarang." Nadanya terdengar amat girang dan bersemangat, seakan-akan baru saja menemukan sesuatu yang hilang. Dan sesuatu itu amat dicintainya.

Anggi hanya bisa mengernyit di belakang Prana. Cewek itu sebenarnya penasaran dengan apa yang dibicarakan oleh suaminya bersama orang di seberang telepon. Namun, apalah daya. Anggi tidak berani bertanya, takut jika suaminya lagi-lagi akan tersinggung.

"Lo berangkat sendiri, ya. Gue ada urusan," perintahnya sembari mengutik-utik layar ponselnya tanpa menatap istrinya.

Anggi semakin mengerutkan alisnya. "Mendadak gini? Urusan apa, Mas? Mas kan udah janji mau nemenin aku. Aku ikut aja deh kalau gitu." Anggi akhirnya memberanikan diri bertanya karena keputusan sepihak yang mendadak dari suaminya itu. Mengapa tiba-tiba sekali?

Prana menghela napasnya gusar. "Bukan urusan lo, Anggi. Lo juga nggak perlu ikut. Gue udab pesenin ojek online buat lo," ujarnya lalu langsung masuk begitu saja ke dalam mobil dan segera melajukan mobilnya, meninggalkan Anggi yang masih terdiam di tempatnya berdiri.

Anggi menghela napas panjang. Cewek itu lagi-lagi harus mengalah demi suaminya. Tak ada pilihan lain, ia harus menurut demi mempertahankan pernikahannya. Detik berikutnya, ojek yang dipesan oleh Prana datang.

"Mbak Anggi, ya?"

Anggi mengangguk. Mas ojek lantas segera menyerahkan helm pada cewek itu untuk dipakainya. Anggi naik ke jok belakang motor sembari memasang helmnya.

"Ke mal di map, ya Mbak?" tanya Mas ojek sambil mulai melajukan motornya.

"Iya, Mas," balas Anggi sedikit berteriak.

Baru lima menit motor tersebut melaju, tiba-tiba Mas ojek menghentikan motornya. Ia juga menyuruh Anggi untuk turun.

"Kenapa, Mas?" tanya Anggi bingung.

"Aduh, maaf Mbak. Bannya kempes. Mbak pesen ojek lain aja, ya? Soalnya bengkel masih jauh banget dari sini. Takutnya nanti kelamaan," jelas Mas ojek dengan raut wajah panik.

Anggi mengangguk paham dan tidak mau menyalahkan karena ini memang murni musibah. Ia pun segera menyodorkan sejumlah uang beserta helm yang dipakainya pada Mas ojek. Tak lupa, ia juga mengucapkan terima kasih padanya.

Cewek itu terus berjalan di trotoar menyusuri hiruk pikuk kota. Anggi mengecek ponselnya. "Sial! Lowbat segala," gerutunya sambil memukul ponselnya ke telapak tangannya sendiri.

Anggi memang sedikit pelupa. Cewek itu tadi lupa belum mengisi baterai ponselnya dan itulah yang terjadi. Ia tidak bisa berbuat apa-apa tanpa ponselnya. Anggi sudah gopah-gapah seperti orang hilang mencari angkutan umum ke sana kemari. Namun, nahasnya tidak ada angkutan umum di sana.

Tiba-tiba sebuah motor mendekatinya dan dengan cepat seseorang yang duduk di jok belakang menarik paksa tas dari Anggi. Spontan, cewek itu terkejut dan berusaha mempertahankan tasnya. Ia tidak bisa berteriak karena amat syok dengan apa yang dialaminya kini. Seperti kilatan petir, tangannya tiba-tiba berdarah dan begal tadi berhasil kabur bersama tas milik Anggi.

"Aw!" pekiknya sembari meniup tangannya yang sudah berlumuran darah. Sepertinya, begal tadi berhasil melukai tangannya dengan senjata tajam yang ia bawa.

Dengan tubuh yang lemas, Anggi berusaha terus berjalan sambil sesekali merintih kesakitan dan menitihkan air mata. Cewek itu tidak tahu hendak ke mana dan meminta pertolongan pada siapa. Ponselnya mati sehingga ia tidak bisa menghubungi siapa-siapa. Bahkan, uangnya sudah ludes karena dijambret oleh begal tadi.

***

"Ini foto-fotonya. Dia ternyata pindah ke luar kota karena orang tuanya meninggal dan akhirnya ikut sama salah satu saudaranya di sana."

Maman sudah menjelaskan dan memberitahukan semua informasi yang ia dapat pada temannya, yakni Prana. Selama ini Mamanlah yang menjadi tangan kanan Prana untuk membantunya mencari keberadaan pujaan hatinya. Renata Tasya. Ya, Rena merupakan mantan Prana yang masih sangat dicintainya. Entah mengapa cowok itu bersikukuh ingin mencari dan menemui mantannya. Padahal, alasan perpisahan mereka ialah karena keegoisan Rena. Mungkin, Prana sudah dibutakan oleh cintanya terhadap Rena.

"Orang tuanya meninggal?"

Maman mengangguk. "Iya. Katanya sih karena kecelakaan," jelasnya kembali.

Prana menggebrak meja dengan kesal. Entah mengapa rasanya ada sesuatu yang sangat mengganjal di dalam dadanya. Ia memijat keningnya, pusing karena semuanya menjadi semakin rumit.

Maman memajukan kursinya. Kini mereka berada di salah satu kafe di kota tersebut. "Gue juga denger kalau Rena ternyata punya alasan kuat kenapa dia minta putus waktu itu," katanya membuat Prana ikut memajukan badannya. Tanda kalau cowok itu penasaran dan ingin tahu lebih banyak.

"Alasan? Alasan apa, Man?" tanyanya dengan nada penuh penekanan, berharap supaya Maman segera memberikan keterangan lebih lanjut.

"Gue gak tahu, Pra kalau soal itu."

Bagaikan sebuah peluru yang menembus jantungnya, Prana seketika merasa lemas tak berdaya. Rasa kecewa kembali menyeruak dalam relung hatinya. Ia lagi-lagi menggebrak meja kesal.

"Gue harus ketemu dia secepatnya, Man."

Raut wajah Maman berubah panik mendengar penyataan dari temannya itu. "Nggak bisa, Pra. Gimana sama istri lo sekarang? Lo nggak pernah mikirin gimana perasaannya?" tanyanya beruntun.

"Man. Kan, dulu lo sendiri yang nyuruh gue buat kejar cinta gue. Cinta gue itu cuma Rena, Man. Gue juga gak pernah cinta sama Anggi selama ini. Pernikahan kita ini karena terpaksa," terang Prana membuat Maman geleng-geleng kepala.

"Tapi, itu dulu. Setelah keadaannya sekarang kaya gini, gue gak bakal dukung lo lagi buat terus ngejar Rena. Inget, Pra! Lo itu udah menikah, ada hati yang harus bener-bener lo jaga. Gue paham sama perasaan lo ke Anggi. Tapi, gimana sama perasaan Anggi sendiri? Gimana kalau ternyata dia cinta sama lo?" Maman jadi geregetan sendiri karena temannya itu.

Prana menggeleng cepat seolah ia sangat yakin pada pemikirannya. "Nggak mungkin dia cinta sama gue. Kita dijodohin karena terpaksa, Man. Gue yakin banget kalau Anggi juga nggak nyaman sama pernikahan ini," jelas Prana masih kukuh pada keyakinannya.

"Terus apa rencana lo setelah ini?"

"Gue bakal ceraiin Anggi secepatnya setelah gue ketemu sama Rena."

Terpopuler

Comments

🔵🍁⃟𐍹 𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ⬪ᷢ♛⃝꙰ ❤

🔵🍁⃟𐍹 𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆 ⬪ᷢ♛⃝꙰ ❤

ihhh pengen jitak sampe bocor tuh cowo

2020-10-11

1

Al Aros Iris Afa

Al Aros Iris Afa

kurang ajar

2020-10-11

1

Adam Nadira

Adam Nadira

apa km bilang pra???? 😡😡😡

2020-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Wasiat
2 Kejutan
3 Hari H
4 Akad dan Malam Pertama
5 Kebiasaan Baru
6 Rahasia Kami
7 Pasangan Suami-Istri
8 Cemburu
9 Rahasia Prana
10 Suara Hati Anggi
11 Permintaan Maaf Prana
12 Romansa Suami-Istri
13 Ciuman Pertama
14 Cerai
15 Kekhawatiran Prana
16 Prana Membutuhkan Anggi
17 Sakit, Cemburu, dan Rindu
18 Ancaman
19 Bahagia yang Sesaat
20 Skandal
21 Usai
22 Skenario Awal Semesta
23 Kemurkaan Besar
24 Ini Saatnya
25 Pulih yang Tertunda
26 Ngapa-Ngapain?
27 Malam yang Hangat (Semoga Kita)
28 Paras Itu Mengalihkan Semua
29 Budak Cinta?
30 Mengungkap
31 Dongeng Puteri dan Pangeran
32 Kabar Masa Lalu
33 Tahu yang Terbaik
34 Baru Permulaan
35 Curiga
36 Ini Tentang Kepercayaan
37 Momongan
38 Momongan 2
39 Sebuah Pengkhianatan
40 Terima Kasih atas Lukanya
41 Terpaksa Menunda
42 Anggi Kenapa? (BONUS)
43 Anggi Kenapa? 2 (BONUS)
44 Orang Ketiga
45 Cowok Asing
46 Panas Dingin
47 Bahagia Memiliki Kamu
48 Ratu Ular
49 PENGUMUMAN PENTING
50 Misi Rahasia
51 VISUAL + DISKUSI
52 Menyegerakan
53 Sindiran Tajam
54 Bilah Pisau
55 Ponakan Cakep
56 Mengikhlaskan
57 Sandiwara
58 Kembalinya Masa Lalu
59 Wajah Familiar
60 Dia di Sini
61 Kedatangan Perdana
62 Sebuah Pembelaan
63 Pertemuan Istimewa
64 Dia Menepati Janji
65 ANNOUNCEMENT!
66 Kejujuran yang Menyakitkan
67 Mawar
68 Sikap yang Tak Dirindu
69 Secarik Kertas
70 Filosofi Duri
71 ANNOUNCEMENT
72 Rumah dan Arah
73 Sesuatu yang Lain
74 Rintik Hujan
75 Pernah Hampir Berakhir
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Wasiat
2
Kejutan
3
Hari H
4
Akad dan Malam Pertama
5
Kebiasaan Baru
6
Rahasia Kami
7
Pasangan Suami-Istri
8
Cemburu
9
Rahasia Prana
10
Suara Hati Anggi
11
Permintaan Maaf Prana
12
Romansa Suami-Istri
13
Ciuman Pertama
14
Cerai
15
Kekhawatiran Prana
16
Prana Membutuhkan Anggi
17
Sakit, Cemburu, dan Rindu
18
Ancaman
19
Bahagia yang Sesaat
20
Skandal
21
Usai
22
Skenario Awal Semesta
23
Kemurkaan Besar
24
Ini Saatnya
25
Pulih yang Tertunda
26
Ngapa-Ngapain?
27
Malam yang Hangat (Semoga Kita)
28
Paras Itu Mengalihkan Semua
29
Budak Cinta?
30
Mengungkap
31
Dongeng Puteri dan Pangeran
32
Kabar Masa Lalu
33
Tahu yang Terbaik
34
Baru Permulaan
35
Curiga
36
Ini Tentang Kepercayaan
37
Momongan
38
Momongan 2
39
Sebuah Pengkhianatan
40
Terima Kasih atas Lukanya
41
Terpaksa Menunda
42
Anggi Kenapa? (BONUS)
43
Anggi Kenapa? 2 (BONUS)
44
Orang Ketiga
45
Cowok Asing
46
Panas Dingin
47
Bahagia Memiliki Kamu
48
Ratu Ular
49
PENGUMUMAN PENTING
50
Misi Rahasia
51
VISUAL + DISKUSI
52
Menyegerakan
53
Sindiran Tajam
54
Bilah Pisau
55
Ponakan Cakep
56
Mengikhlaskan
57
Sandiwara
58
Kembalinya Masa Lalu
59
Wajah Familiar
60
Dia di Sini
61
Kedatangan Perdana
62
Sebuah Pembelaan
63
Pertemuan Istimewa
64
Dia Menepati Janji
65
ANNOUNCEMENT!
66
Kejujuran yang Menyakitkan
67
Mawar
68
Sikap yang Tak Dirindu
69
Secarik Kertas
70
Filosofi Duri
71
ANNOUNCEMENT
72
Rumah dan Arah
73
Sesuatu yang Lain
74
Rintik Hujan
75
Pernah Hampir Berakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!