Kasih Orang Tua

"Glekk...", Mutia hanya bisa menelan ludah mendengar ucapan Sinta.

Sementara Rangga melirik saja tidak peduli. Bu Anggi bisa melihat ada yang janggal dengan sikap Sinta ke Mutia tadi

"Aduh...Rangga, kenapa wanita itu diundang juga sih...", gerutu Bu Anggi, jelas ia merasa kesal.

"Kenapa Mi...?", Pak Dwi menatap istrinya yang tampak bicara sendiri.

"Kenapa Sinta pake diundang segala", geram Bu Anggi lagi.

"Biar saja Mi..., ini kan yang terakhir, setelah Rangga menjadi suami Mutia, dia tidak akan menemui wanita itu lagi", ucap Pak Dwi.

"Sekarang fokus saja pada acara Mi..., jangan bikin kacau lagi, bisa malu kita",

"Iya Pi..., Mami ngerti", Bu Anggi kembali tersenyum menyambut para tamu yang masih berdatangan walau hatinya masih kesal dengan kedatangan teman-teman Rangga, terutama Sinta.

Awalnya Bu Anggi menyetujui hubungan Rangga dengan Sinta, namun setelah mengetahu siapa ibunya Sinta, Bu Anggi berubah seratus delapan puluh derajat.

Ternyata ibunya Sinta itu wanita yang pernah hampir merusak hubungannya dengan Pak Dwi, boleh dibilang , ibunya Sinta itu adalah pelakor, yang hampir berhasil memporak-porandakan rumah tangganya sebelum Rangga lahir.

Sejak itulah Bu Anggi melarang Angga berhubungan dengan Sinta, namun rasa cinta yang sudah terjalin antara mereka rupanya begitu besar, sehingga Rangga dan Sinta nekad kembali menjalin hubungan walau harus sembunyi-sembunyi.

Itulah sebabnya Pak Dwi langsung setuju saat sahabat lamanya, yaitu Pak Yuda menawarinya untuk besanan setelah mengetahui anak mereka laki-laki dan perempuan.

Bukan hanya orang tua Rangga, Bu Marni dan Pak Yuda pun tidak menyukai kehadiran Sinta dan teman-teman Rangga yang datang bersamanya.

Mereka mengira dialah wanita yang tadi sempat disebutkan namanya oleh Rangga yang hampir membuat acara ijab qabulnya batal.

Namun, walau bagaimanapun, acara pestanya berjalan lancar sampai selesai, tidak terjadi insiden apa pun , dan itu semua tidak lepas dari usaha Bu Anggi .

Secara diam-diam Bu Anggi mendatangi meja Sinta dan teman-temannya. Di sana Bu Anggi memohon agar mereka semua tetap menjaga suasana pesta tetap kondusif, dengan diiming-imingi sebuah amplop tebal.

Siapa yang tidak tergiur dengan isinya, Mahes dan Edwar berusaha memberi pengertian kepada semua rekannya yang hadir agar tidak berbuat onar.

Alhasil, acarapun berjalan lancar, semua tamu sudah mulai meninggalkan tempat resepsi, yang tinggal hanyalah keluarga inti saja .

Mutia pun tampak sudah berganti pakaian, ia sedang bercengkrama bersama keluarganya.

Pak Yuda, Bu Marni, dan juga Arman, harus pulang malam ini, mereka akan diantar oleh sopirnya Pak Dwi sampai ke rumah.

"Nak..., apa kamu baik-baik saja?", tatap Bu Marni.

"Lho..., Ibu ini kenapa?, aku baik-baik saja Bu, memangnya ada yang aneh dengan aku Bu?", Mutia balik bertanya.

"Nggak..., bukan begitu, hanya saja mulai hari ini, kami akan jauh dari kamu, kalau ada apa-apa dengan kamu, kami tidak bisa langsung membantu", tatap Bu Marni.

"Tidak apa Pak, Bu, Mutia kini sudah bukan tanggung jawab Ayah dan Ibu lagi, kini sudah ada suami Mutia yang akan bertanggung jawab penuh terhadap kehidupan Mutia, kalian tidak usah khawatir", Mutia tersenyum, ia ingin memperlihatkan kepada orang tuanya, kalau ia akan baik-baik saja walau tanpa kehadiran mereka disisinya.

"Tetap kabari kami tentang keadaanmu, itu yang terpenting", ucap Bu Marni lagi.

"Baik Bu, jangan khawatir, aku pasti akan baik-baik saja bersama Mas Rangga", yakinkan Mutia.

"Tenang saja Yud, ada aku yang akan selalu mengawasi anakku, kalau sampai dia membuat Mutia sedih, aku yang akan langsung menegur Rangga", ucap Pak Dwi yang tiba-tiba muncul dibelakang mereka.

"Maafkan kami jika membuat kalian kecewa", Pak Dwi menunduk.

"Maafkan kami juga, jika apa yang dilihat, tidak sesuai dengan apa yang didapat, tapi percayalah, tidak ada maksud kami untuk menipu atau membohongi kalian", Pak Dwi tampak menunduk.

"Semua sudah terjadi Dwi, mungkin ini sudah takdirnya Mutia",

"Iya Yud, mungkin ini sudah takdir mereka, semoga Mutia bisa menbuat Rangga berubah menjadi lebih baik , walau mungkin sulit, tapi kalau sudah kehendak-Nya, semua akan dipermudah",

"Kami titip Mutia pada kalian", Pak Yuda tampak merangkul pundak Pak Dwi.

"Tenang saja, aku akan selalu mengawasi mereka",

"Kalau begitu, kami pamit pulang, lain kali, kalian main ke rumah, kita bisa memanen sayuran bareng", sentyum Pak Yuda.

"Ok gampang, bisa diatur itu",

setelah berpamitan kepada semua, Pak Yuda dan keluarga pulang, mereka pulang diantar oleh supirnya Pak Yuda.

"Mana Rangga?", Bu Anggo mendekati Mutia yang sedang berada di ruangan rias.

"Mungkin sudah di kamar Bu", ucap Mutia sambil tersenyum.

"Cepat susul dia, ini malam pengantin kalian, buat dia bahagia malam ini, biar selalu kembali padamu", senyum Bu Anggi.

" Eum..., i...iya... Bu", ucap Mutia agak gelagapan, ia sendiri tidak bisa menjamin kalau malam ini mereka bisa melakukannya.

Mutia pun tampak ragu, ia berjalan perlahan menuju kamar pengantinnya yang pintunya sudah tertutup rapat.

Di depan pintu, Mutia kembali mematung, ia terlihat ragu untuk memasuki ruangan itu.

Namun tanpa di duga, ia mendengar suara langkah kaki mendekati dirinya. Mutia dengan cepat meraih gagang pintu dan masuk ke dalam, ia berdiri tepat didepannya.

Mutia akan sangat malu jika ada orag tahu saat dirinya hanya mematung dan tampak ragu saat di depan pintu kamarnya.

"Syukurlah...", gumam Mutia, ia tahu Ayah dan ibu mertuanya kini sudah ada di depan pintu kamarnya.

"Aman Mi...", senyum Pak Dwi tidak jelas, ia kembali meraih tangan istrinya untuk segera turun ke lantai bawah.

Mutia memutar badan, ia tidak mendapati Rangga di dalam. "Kemana dia?", gumam Mutia. Ia berjalan mendekati tempat tidur dan duduk dipinggirnya.

Sayup-sayup ia mendengar suara orang tertawa dari arah dalam kamar mandi. Mutia mentautkan kedua alisnya.

"Siapa itu?, apa dia ada di dalam?", gumam Mutia. Ia berjalan jinjit mendekati kamar mandi, ia tempelkan telinganya dengan pintu kamar mandi.

Mutia akhirnya mengambil sebuah botol minuman dan menjatuhkannya ke lantai.

"Bruukkk", sementara Mutia langsung berlari dan kembali duduk dipinggir tempat tidurnya.

Kontan Rangga yang sedang berada didalamnya keluar dari kamar mandi, dengan bertelanjang dada, ia menghampiri Mutia.

"Ada apa..., kenapa sampai jatuh?", tatap Rangga kepada Mutia.

"Aku baru saja masuk", alasan Mutia, ia menunduk karena baru kali ini melihat laki-laki bertelanjang dada , tepat dihadapannya.

"Maaf sayang..., nanti saja aku hubungi lagi",

"Iya..., tenang saja sayang..., aku hanya bergairah padamu saja, tidak akan terjadi apa-apa kepada kami malam ini", ucap Rangga , ia tidak peduli walau Mutia bisa mendengarnya.

Lagi-lagi ucapan Rangga barusan begitu memukul hatinya. "Ya Allah, aku sudah menduga sejak awal akan berakhir seperti ini, ia sudah menjadi seorang istri, tapi istri yang tidak diinginkan oleh suaminya sendiri.

Episodes
1 Bismillah, Aku Mau
2 Semoga Berjodoh
3 Semoga Cocok
4 Ternyata Cantik
5 Semua Bahagia
6 Langsung Menikah Saja
7 Cincin Kawin
8 Bayang-bayang Masa Lalu
9 Bercabang Dua
10 Aku Akan Bertahan
11 Cari Kesempatan
12 Belum saatnya
13 Bersandiwara
14 Cobaan Pertama
15 Bikin Dag Dig Dug
16 Baru Star
17 Kasih Orang Tua
18 Dia Mutia, bukan Sinta
19 Kamu Keterlaluan
20 Harapan Orang Tua
21 Curahan Isi Hati
22 Ternyata Ia Menyukainya.
23 Dialah Permata
24 Dia Suamiku
25 Petaka Membawa Bahagia
26 Sebatas Fatamorgana
27 Tidak Biasa
28 Sate Tornado
29 Sisi Lain Rangga
30 Semua Ada Waktunya
31 Harapan Bersama
32 Tamu Kejutan
33 Terulang Lagi
34 Hanya Sandiwara
35 Do'a dari Hati
36 Berusaha Sendiri.
37 Masa Lalu Kembali
38 Taktik Cantik
39 Kejutan
40 Masih Kondusif
41 Hadapilah
42 Pengorbanan
43 Bertemu juga
44 Anugerah dan Musibah
45 Ketahuan
46 Batas Kesabaran
47 Sakit yang Aneh
48 Firasat jitu
49 Kok Bisa
50 Dasar Ulat Bulu
51 Inilah Aku
52 Bawaan Orok
53 Semoga tidak Terulang lagi
54 Tidak Ada Maaf
55 Kenapa lagi Aku
56 Bos Terbaik
57 Siapa Dia
58 Isi juga
59 Tamu Dadakan
60 Firasat Orang tua
61 Penjara Mertua
62 Ketahuan
63 Dia Lagi
64 Kamu Keterlaluan
65 Cemburu?
66 Kenapa Dik?
67 Alhamdulillah Selamat
68 Darah Siapa ini?
69 Biar Tahu Rasa
70 Tidak kapok
71 Langkah Awal
72 Aku Harus Maju
73 Perjuangan Awal
74 Awal Karma
75 Hari Baik
76 Kejutan
77 Tercium juga
78 Kena Batunya
79 Simalakama
80 Menyesalkah?
81 Balik Kanan
82 Benarkah Bertaubat?
83 Nasehat Berharga
84 Bukan Dia
85 Khawatir
86 Satu Per satu Kembali
87 Kecewa
88 Tersandung
89 Adakah Kesempatan?
90 Scoursing
91 Musibah
92 Sang Penolong
93 Semoga Selamat
94 Siapa Dia
95 Dia Kabur
96 Penyesalan
97 Tulus
98 Terbaik
99 Salah Duga
100 Bukan orang baik
101 Bertemu juga
102 Sudah Dekat
103 Maafkan
104 Sadar
105 Saat Terakhir
106 Memaafkan
107 Maafkanlah
108 Bahagia sesaat
109 Adakah kesempatan
110 Terima Kasih
111 Kecewa
112 Harapan
113 Akhir cerita
114 kata terakhir
Episodes

Updated 114 Episodes

1
Bismillah, Aku Mau
2
Semoga Berjodoh
3
Semoga Cocok
4
Ternyata Cantik
5
Semua Bahagia
6
Langsung Menikah Saja
7
Cincin Kawin
8
Bayang-bayang Masa Lalu
9
Bercabang Dua
10
Aku Akan Bertahan
11
Cari Kesempatan
12
Belum saatnya
13
Bersandiwara
14
Cobaan Pertama
15
Bikin Dag Dig Dug
16
Baru Star
17
Kasih Orang Tua
18
Dia Mutia, bukan Sinta
19
Kamu Keterlaluan
20
Harapan Orang Tua
21
Curahan Isi Hati
22
Ternyata Ia Menyukainya.
23
Dialah Permata
24
Dia Suamiku
25
Petaka Membawa Bahagia
26
Sebatas Fatamorgana
27
Tidak Biasa
28
Sate Tornado
29
Sisi Lain Rangga
30
Semua Ada Waktunya
31
Harapan Bersama
32
Tamu Kejutan
33
Terulang Lagi
34
Hanya Sandiwara
35
Do'a dari Hati
36
Berusaha Sendiri.
37
Masa Lalu Kembali
38
Taktik Cantik
39
Kejutan
40
Masih Kondusif
41
Hadapilah
42
Pengorbanan
43
Bertemu juga
44
Anugerah dan Musibah
45
Ketahuan
46
Batas Kesabaran
47
Sakit yang Aneh
48
Firasat jitu
49
Kok Bisa
50
Dasar Ulat Bulu
51
Inilah Aku
52
Bawaan Orok
53
Semoga tidak Terulang lagi
54
Tidak Ada Maaf
55
Kenapa lagi Aku
56
Bos Terbaik
57
Siapa Dia
58
Isi juga
59
Tamu Dadakan
60
Firasat Orang tua
61
Penjara Mertua
62
Ketahuan
63
Dia Lagi
64
Kamu Keterlaluan
65
Cemburu?
66
Kenapa Dik?
67
Alhamdulillah Selamat
68
Darah Siapa ini?
69
Biar Tahu Rasa
70
Tidak kapok
71
Langkah Awal
72
Aku Harus Maju
73
Perjuangan Awal
74
Awal Karma
75
Hari Baik
76
Kejutan
77
Tercium juga
78
Kena Batunya
79
Simalakama
80
Menyesalkah?
81
Balik Kanan
82
Benarkah Bertaubat?
83
Nasehat Berharga
84
Bukan Dia
85
Khawatir
86
Satu Per satu Kembali
87
Kecewa
88
Tersandung
89
Adakah Kesempatan?
90
Scoursing
91
Musibah
92
Sang Penolong
93
Semoga Selamat
94
Siapa Dia
95
Dia Kabur
96
Penyesalan
97
Tulus
98
Terbaik
99
Salah Duga
100
Bukan orang baik
101
Bertemu juga
102
Sudah Dekat
103
Maafkan
104
Sadar
105
Saat Terakhir
106
Memaafkan
107
Maafkanlah
108
Bahagia sesaat
109
Adakah kesempatan
110
Terima Kasih
111
Kecewa
112
Harapan
113
Akhir cerita
114
kata terakhir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!