Pagi itu Ayana yang diantarkan kedua anak buah Lucas di pinggir jalan yang tak jauh dari rumah gadis itu.
"Turun,"mereka pun mendorong Ayana hingga terjatuh di trotoar jalanan sepi itu. Dan mobil itu pun bergegas meninggalkan gadis itu.
Brukk...
"Aduh!"
Ayana meringis kesakitan.
Namun gadis itu segera berdiri dan berjalan menuju rumahnya. Sesampainya di depan rumah, gadis itu sedikit kaget karna pintu rumah pun terbuka lebar .
Ayana mendapati ibu dan kakak perempuan nya sedang menangis dengan memegang sebuah bingkai foto di tangan mereka.
"Ibu..kakak!"panggil gadis itu membuat ibunya juga kakak Ayana pun langsung menoleh .
"DARIMANA SAJA KAU ANAK SIALAN?"teriak Diana ibu dari Ayana.
Seketika Ayana ketakutan dengan suara dan raut wajah marah ibu nya itu.
Diana pun berjalan mendekati Ayana,dan kembali berteriak di depan Ayana. "Bisa-bisa nya kau baru pulang sekarang, DARIMANA KAU HAH?"ucap bu Diana lebih keras lagi kepada anaknya itu.
"Maaf bu!" Ayana hanya bisa menundukan kepalanya dan meminta maaf.
"Ayah mana bu?" gadis itu pun mencoba kembali bertanya.
"Ayah?"Bu Diana pun mengulangi ucapan Ayana dengan wajah sinis dan airmata kembali bercucuran.
"Ayah? Ayah mu sudah tiada Ayana,suami ku sudah pergi , suami ku sudah meninggal Ayana!"Teriak bu Diana sambil terisak-isak .
"APA?"
Ayana seketika mematung....
"Kau senang sekarang? Kau senang kan aku jadi anak yatim?"ucap Marinka yang tak lain adalah anak pertama dari Hutama dan Diana.
Ayana hanya diam dan masih mematung...
"Kau senang kan melihat ku sekarang Ayana?"Ucap Marinka sambil menyeka air matanya.
"Kak, Jika kau anak yatim? lantas apa beda nya dengan aku,kak?" Ayana pun bersuara.
Mata nya kembali mengeluarkan air, Belum sudah penderitaan nya dan sekarang ditambah lagi dengan kabar kematian Ayah nya .
" Bu, kenapa bisa?" tanya Ayana menatap wajah Diana.
"Kau tanya kenapa bisa?"
"Ayah mu itu menabrak orang Ayana,dan dia mencoba kabur dan akhirnya pulang kerumah ini hanya mayat nya saja,paham kau."ketus bu Diana.
"Tidak, tidak mungkin. Ayah adalah lah laki-laki bertanggung jawab,tidak mungkin Ayah ku mau melarikan diri!"ucap Ayana seakan tidak meyakinkan jika ayahnya seperti itu.
"Bu,ayo kita ke kantor polisi. kita harus cari keadilan untuk Ayah, bu." ajak Ayana sambil memegang tangan ibunya, Namun secepat kilat Diana pun menepis tangan itu.
"Jangan membuang waktu ku,pergi mandi sana dan carilah pekerjaan. kau harus bisa menggantikan Ayah mu!" Ucap Diana lalu meninggal kan Ayana sendirian di sana .
"Jika ayah ku saja di balas nyawa oleh mereka,l Lantas kenapa aku juga di hukum? Apakah kurang?" Ayana bertanya-tanya sendirian ,merasa semua ini tak adil bagi dirinya.
********
Disisi lain
"Bagaimana,apakah kau sudah membalaskan dendam kakak ku?"
Rey yang sedang fokus bekerja mengalihkan pandangannya pada Revina yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.
"Iya," jawab Rey singkat. Ia kembali fokus pada laptop nya.
"Bagus! Kakak ku harus berapa didalam kursi roda dalam jangka waktu yang lama,sial,aku tidak tega melihat nya," Ucap Revina sambil duduk di kursi depan Rey .
"Apa yang membawa mu kemari?" tanya Rey tanpa menatap wajah istrinya. Rey ingat bahwa jadwal istrinya itu padat tiap harinya .
Revina menaikkan alis nya saat mendengar pertanyaan konyol suaminya barusan." Bukan kah aku berhak kesini kapan saja?" tanya nya.
"Tentu, Tapi tidak biasanya. bukan kah ini hari-hari sibuk?"kali ini Rey menatap Revina dengan wajah datar nya.
"Oh iya ,kau tau betul. Baiklah aku pergi dulu,dan ya aku mempercepat keberangkatan ku ke luar negri besok,"ucap Revina tanpa rasa bersalah. Ia berjalan keluar tanpa menoleh sedikit pun kepada Rey.
Melihat tanggapan Revina tangan Rey semakin erat menggenggam pulpen itu. Membuat benda itu patah seketika.
Saat emosinya sedang naik tiba-tiba pintu nya pun di ketok . "Masuk!" ucap Rey tanpa menatap wajah orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan nya itu dam sudah pasti Rey sudah tau siapa yang masuk tersebut .
"Ada apa Lucas?"tanya nya tanpa menatap sama sekali.
"Tuan, Ayah gadis itu ternyata sudah meninggal kemarin sore saat kita menyekap anak nya, Tuan!" ucap Lucas dengan sungguh-sungguh.
"Lalu,apa urusannya dengan ku? apa kau tidak punya pekerjaan lain?" ucap Rey merasa waktu nya terbuang-buang saja oleh kabar tersebut dan tanpa sadar Lucas menjadi tempat pelampiasan nya saat itu juga .
"Maaf,permisi Tuan!" Lucas pun langsung meninggalkan ruangan itu juga .
Rey menatap pulpen yang hancur di tangan nya tadi .
"SIALAN,"
Rey mengerang..
"Jika Laki-laki itu sudah meninggal kemarin, kenapa Revina tidak memberitahukan kepada ku? shit!"
next
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments