''-''
'' Tuan. Ini air dingin nya,'' Gia, kepala pelayan itu memberikan air dingin yang di minta tuan nya juga meberikan jus kepada Lucas.
Rey langsung meneguk habis air dingin itu. Ia kemudian duduk kembali disofa ruang tenga mansion itu. Rey mengatur nafas nya yang memburu.
'' Dia benar-benar menguji kesabaran ku!'' Geram Rey.
'' Kau lihat kekurangajaran nya kan?'' tanya Rey pada Lucas.
Demi melindungi nyawa yang anya ada satu, Lucas memilih untuk mengangguk.
'' Kenapa dia tidak merasa beruntung! Padahal aku sudah mempertahankan nya ! Dasar wanita tidak tahu diri!''
Prang!
Rey langsung melempar vas bunga kaca yang harga nya puluhan juta.
'' Apa yang dia lihat dari pria brengsek itu, sampai tega meninggalkan aku dalam keadaan sadar!'
Prang!
Kali ini Rey melempar remot Tv pada gucci mahal seratus juta itu.
Lucas merasa kemarahan Rey sangat merugikan!
Drttt drttt
Telpon dari Adam membuat Rey yang hendak membanting tv seketika menghentikan aksi nya membuat Lucas bernafas lega.
''Halo katakan cepat!'' Bentak Rey
''Aku menemukan sabu di markas mu,kau pengguna nya?''
''Aku masih menyayangi nyawa ku yang satu ini. Hentikan omong kosong mu, cepat katakan ada apa?!'' bentak Rey lagi pada ponsel nya.
''Mama menyuruhku mengundang mu datang ke acara makan malam,''
''Oke.'' sahut Rey. Singkat, Padat dan jelas.
''Adam ini nomor baru mu?'' tanya Rey serius.
''Iya,''
''Tidak usah di ganti. Repot jika aku memblokir nya dua kali!''
Rey langsung melempar ponsel nya ke sofa setelah mengakhiri panggilan itu.
''Lucas,'' panggil Rey.
''Iya Tuan?''
''Handle meeting di LN hari ini, Aku mau istirahat. Jangan lupa,suruh anak buah mu terus mengawasi Devina!'' perintah Rey. Lucas hanya mengangguk patuh.
Lucas pun berdiri dan meraih tablet pintar milik nya. Kemudian mengeluarkan ponsel nya dan menghubungi seseorang.
Sedangkan Rey langsung naik ke atas kamar nya. Saat membuka pintu, Wangi parfum Devina masih mendominasi.
Rey mengumpat kasar!
Walau hanya bau wangi parfum, Tapi itu mampu meredakan emosi Rey! Sial, Tidak bisa semua itu! Rey kembali keluar dari kamar nya dan langsung menuju bagasi, Mencari kunci mobil nya dan segera pergi dari tempat yang sangat mencintai Devina.
^--^
Pagi-pagi sekali Ayana sudah harus bekerja. Walau perut ya terasa keram, Ia tetap menyempatkan diri nya untuk bekerja.
Clara menyuruhnya membawakan sarapan pagi ke kamar 214 yang sudah memesan lewat telfon tadi.
Sebenarnya Clara sangat tidak enak menyuruh Ayana, Tapi mengingat hanya itu pekerjaan ringan saat ini, Ia pun menugaskan Ayana. Ayana berjalan ke lantai tiga. Mencari kamar yang sudah Clara beri tahu. Dapat!
Ayana segera menekan bel, Dan menunggu pintu nya di buka. Tangan Ayana cukup pegal juga membawa Trey yang berisi Slow poached salmon.
Tak lama kemudian. Pintu di buka, Nampak seorang pria yang bertelanjang dada, Namun Ayana tak menatap wajah nya karena sedikit menundukan jah nya, Ayana hanya menyodorkan makanan ada orang itu.
''Eh!'' Ayana kaget saat tangan nya tiba-tiba di tarik oleh seorang pria. Dan alangkah terkejut nya Ayana saat melihat pria yang bertubuh tegap itu mengunci pintu dan mendorong nya hingga menabrak tembok.
''Aww,'' Ayana meringis kecil saat menabrak tembok membuat perut nya sakit.
Ayana menaikan pandangan nya. Dan Bom!
BOM!
Next.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments