Bab 20

Tiga hari berlalu sejak Ayah menyampaikan niatan Pak Hermawan untuk nya. Semua masih berharap seperti biasa nya.

Nazia baru saja selesai sholat Isya, Ayah pun belum pulang dari masjid, tapi tiba-tiba terdengar suara pintu yang di ketuk.

"Dek, coba buka pintu nya, Ayah udah pulang tuh.." Pinta Nazia sembari melihat sajadahnya

"Kayaknya bukan ayah lah kak, sejak kapan Ayah selesai ngetuk-ngetuk pintu malah diam..??" Balas Salwa

"Ya udah buka aja dulu, mungkin ada tetangga yang mau belanja, soalnya Astari lagi ke kamar mandi "

Salwa pun menurut kata sang kak, berjalan menuju pintu rumah lalu membukakan, Salwa terdiam sejenak saat melihat sosok yang datang.

Salwa bukan mempersilahkan orang yang ada di depan pintu untuk masuk, tapi malah memanggil sang kak.

"Kak, kak Zia..." Panggil Salwa

"Iya sebentar dek, siapa yang datang..??" Tanya Nazia sembari berjalan keluar kamar.

Betapa kaget nya Nazia saat melihat sosok yang ada di depan pintu. Satu dari mereka adalah orang yang Nazia kenal, tapi tidak dengan dua orang yang di belakang, bahkan wajah nya juga tidak terlihat jelas.

Nazia pun berjalan mendekat.

"Pak Hermawan.." Sapa Nazia sedikit canggung

"Assalamu'alaikum.." Salam Pak Hermawan

"Waalaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh " Jawab Nazia dan juga Salwa

"Hmmm, Ayah ada??" Tanya Pak Hermawan

"Ayah masih di masjid pak, mungkin sebentar lagi.." Jawab Nazia

"Iya ayah perginya jalan kaki, jalan nya juga harus pelan-pelan, jadi agak lambat kadang pulang nya.." Kali ini Salwa yang angkat bicara

"Silahkan duduk pak.." Nazia mempersilahkan dua lelaki satu wanita itu masuk ke dalam rumah

"Iya gak papa, kami siap kok nunggu pak Wahyu "

Nazia pun mempersilahkan tamu nya untuk masuk dan menunggu di ruang tamu.

"Saya Gendis, istri dari pak Hermawan, mama dari Fatih." Ujar istri dari Pak Hermawan sembari mengusap lengan Nazia.

Nazia pun mencium takzim tangan Bu Gendis.

"Saya Nazia bu dan ini adik saya Salwa, silahkan masuk.."

Salwa pun ikut mencium takzim tangan ini Gendis

Setelah para tamu duduk Nazia dan Salwa pun menuju dapur. Salwa dapat melihat kecanggungan dari raut wajah Nazia. Bahkan Salwa sempat menanyakan apakah sang kakak baik-baik saja, tapi Nazia meyakinkan Salwa bawa dirinya baik-baik saja.

Saat Astari keluar dari kamar mandi , Nazia pun memintanya untuk mengambil beberapa roti ataupun camilan, dan tak berselang lama Ayah pun sampai rumah

"Assalamu'alaikum" Salam Ayah Wahyu

"Waalaikumusallam.." Jawab tamu yang sedang duduk di ruang tamu.

"Pak Hermawan..."

"Iya nih pak Wahyu ,maaf jadi ganggu nih malam-malam kerumah.."

"In Syaa Allah masih jam bertamu, udah lama? maaf baru pulang dari Masjid.."

"Gak papa, saya paham kok.."

"Ada nak Fatih juga , dan ini..??" Ujar Ayah Wahyu sedikit berfikir saat melihat wanita yang duduk di samping pak Hermawan.

Fatih hanya membalas dengan senyuman, sesekali mata nya melihat ke sekitar.

Pak Hermawan pun memperkenalkan sang istri kepada Ayah Wahyu , dan sambut ramah oleh Ayah Wahyu.

Nazia dan Salwa terdengar sibuk di dapur menyiapkan minuman dan juga camilan untuk tamu mereka.

Setelah semua selesai Nazia yang di bantu oleh Salwa pun keluar membawa minuman dan beberapa kue dan camilan, lalu menyajikan untuk para tamu.

"Duduk kak.." Pinta Ayah Wahyu

"Salwa juga boleh kok kalau mau gabung, atau temani Astari di warung.."

"Salwa di warung aja yah sama adek, nanti panggil aja yah kalau ada yang harus Salwa kerjakan.."

Nazia pun duduk tepat di samping sang Ayah. Nazia lebih banyak menunduk, sedangkan Ayah Wahyu dan pak Hermawan nampak asik dengan obrolan mereka.

"Walaupun dalam keadaan seperti ini pak Wahyu masih menyempatkan sholat di masjid ya.."

"Malu saya pak, ke masjid yang dekat dan gratis lagi aja berat, gimana Allah mau panggil saya ke rumah nya yang lebih jauh. Baitullah "

"Masyaallah, saya banyak belajar dari Pak Wahyu.."

" Wah pak Hermawan berlebih, saya juga belajar pak" Balas Ayah Wahyu

"Jadi ini malam-malam kesini adalah yang mau di sampaikan??" Tanya Ayah Wahyu

Pak Hermawan yang mendapat pertanyaan itu pun langsung menyampaikan niat nya malam ini untuk menjalin silaturahmi. Sekaligus untuk memperkenalkan Fatih kepada Nazia.

"Kak, ni nak Fatih, anak dari pak Hermawan, yang pernah Ayah ceritakan dan juga ayah sampaikan niat pak hermawan untuk kakak.."

"Assalamu'alaikum " Salam Fatih

DEG

Jantung Nazia berdegup kencang saat mendengar Fatih mengucap salam.

"Suara itu.." Batin Nazia

Suara itu adalah suara seseorang yang malam itu ada di depan rumah.

Batin Nazia saat ini sedang berperang, ada rasa percaya, tapi dia sekarang tak ingin mempercayai nya.Mendengar suara Fatih membuat Nazia teringat akan malam itu.

"Kak, kok gak di jawab salam nya.."

"Waalaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh " Jawab Nazia setelah di sadarkan oleh sang Ayah

"Fatih..." Fatih memperkenalkan diri sembari mengulurkan tangan nya.

Namun Nazia membalas nya dengan menangkupkan kedua tangan nya di depan dada sembari menyebut kan nama nya

"Nazia.."

Fatih pun kembali menarik tangan nya, entah apa yang ada di pikiran Fatih saat ini.

"Tenang, om dan Fatih ke sini bukan menuntut jawaban, om hanya ingin kalian bisa saling mengenal, ya siapa tahu gak sengaja ketemu di tempat lain bisa saling sapa"

"Iya , kami gak memaksa nak Zia untuk menjawab sekarang, Tante juga mau kenalan sama Zia" Ujar Bu Gendis

"Tapi kalau Zia mau kasih jawaban, dengan senang hati kami mau mendengarkan nya.." Tambah pak Hermawan

Nazia terdiam, dia benar-benar bingung, entah mengapa Nazia merasa beberapa waktu ini begitu banyak kejutan yang Nazia dapatkan. Karna begitu banyak nya kejutan membuatku Nazia dilema. Tapi Nazia sadar dia tidak bisa berlarut dalam kedilemaan ini, Nazia harus bisa menentukan sikap dan juga memberikan jawaban.

"Sebelum nya Zia berterima kasih atas niat baik Pak Hermawan.."

"Panggil om saja, biar lebih akrab.."

"Hmmm, iya Om.." balas Nazia sedikit kaku

"Zia mengucapkan terimakasih atas niat baik om kepada Zia, jujur Zia kaget, Zia juga bingung harus menjawab apa, karna ini begitu tiba-tiba.."

"Om dan Tante tidak memaksa Zia harus jawab secepatnya.."

"Cepat atau lambat Zia harus menjawabnya, Zia sudah pikirkan, Zia gak mau Om dan Tante sudah menunggu lama tapi Zia pada akhirnya mengecewakan.."

"Jdi maksud Zia...??" Tanya Pak Hermawan dengan raut wajah sendu, cemas, bercampur jadi satu.

🌹🌹🌹

Lanjut...???

Jazaakumullah khairon untuk semua dukungan nya, dalam bentuk apapun itu.,🥰

Like, Komen, Vote, Gift , Tips... Dan jangan lupa untuk rate bintang 5 🌟🌟🌟🌟🌟 ya

Ingat ini hanya coretan kecil yang berharap bisa bermakna besar untuk kita semua.

Karna....

Sebaik-baik nya Bacaan itu adalah Al-Qur'an

Dan jangan lupa follow IG kak Ajeng ya @ajeng_kirana90

Terpopuler

Comments

Sadiah

Sadiah

😅😅😅 ,, di buat penasaran sama ka ajeng... knp jd yg baca dag.. dig.. dug..semoga fatih benar² memperlakukan zia dengan baik kalau memang mereka berjodoh, mas bas buang kelaut gak jelas gak balik²..😏

2024-03-22

1

Irfan Ramadhan

Irfan Ramadhan

sepertinya fatih jawaban dari tahajud nazia...
jadi ingat kak, wktu sy akan menentukan pilihan perihal jodoh..
saat itu ada 3 laki2 yg mau serius dg saya, yg 2 sdh mapan, yg 1 masih baru lulus dan blm kerja...
sekasat mata pilihan pd yg udh mapan, tapi setelah saya solat tahajud, pilihan jatoh pd yg blm bekerja..
alhamdulillah petunjuk Allah ga pernah salah, skrg sdh 14 thn pernikahan kami, alhamdulillah jg baik semua2 nya...

2024-03-21

1

Pujiati Astuti

Pujiati Astuti

aduh makin penasaran nih kak Ajeng sama apa yang akan dikatakan sama Nazia

2024-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!