Bab 18

Entah kenapa hari ini Nazia benar-benar malas untuk keluar rumah, padahal biasanya di hari libur sebelum buka warung Nazia dan kedua adiknya menyempatkan untuk sekedar jalan pagi. Tapi hari ini mood nya benar-benar kacau.

Saat Nazia sedang dengan dunia nya tiba-tiba dari luar ada yang mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum pak Wahyu" Terdengar salam dari luar rumah

Nazia yang awal nya sedang duduk di meja belajar yang ada di ruang tamu pun keluar.

"Waalaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh..." Jawab Nazia

"Bu Reni, silahkan masuk Bu, ada yang bisa Zia bantu Bu?" Tanya Nazia saat sudah tahu siapakah tamu yang datang

"Kebetulan nih Zia ada di rumah, begini ibu ada pengajian di rumah, In Syaa Allah nanti ada ustad yang akan mengisi ceramah, siapa tahu Ayah kamu dan kamu juga berkenan hadir..." Undang Bu Reni

"Masyaallah nanti Zia sampaikan ke Ayah, kebetulan Ayah lagi di kamar mandi Bu.."

"Zia datang juga ya nanti, Salwa dan Tari di ajak aja sekalian.."

"Insyaallah, acara jam berapa Bu?"

"Bada Dzuhur, nanti kita sholat ashar berjamaah sekalian..."

Saat asik berbincang tiba-tiba terdengar suara Ayah Wahyu

"Eh Bu Reni, ada apa nih Bu..?? " Terdengar suara Ayah

Bu Reni pun menyampaikan niat kedatangan nya ke pada Ayah Wahyu, dan Ayah Wahyu pun menyambut nya dengan suka cita.

Ayah Wahyu pun menyanggupi undangan Bu Reni dan dengan izin Allah akan membawa ketiga putri nya juga.

Bu Reni merupakan orang terpandang di daerah Nazia tinggal, bahkan Bu Reni dan keluarga sangat terkenal dengan kedermawanan nya.

Bahkan Nazia menyatakan bahwa dia iri dengan Bu Reni. Berharap jika suatu saat nanti Nazia pun bisa mencontoh Bu Reni.

🌹

Pukul 14:30 WIB di kediaman Bu Reni, dimana sebelumnya ada beberapa anak Tahfiz Quran yang berTilawah dan ber Sholawat bersama.

Ternyata tamu undangan bukan hanya dari lingkungan sekitar, tapi juga di hadiri teman Bu Reni dari luar.

Kini masukkan acara Ceramah yang diisi salah satu ustadz yang cukup terkenal di kota ini.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh..." Salam pak Ustadz

"Waalaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh" Jawab tamu undangan kompak dan penuh semangat.

" Masyaallah semangat ya Bapak, ibu.. Alhamdulillah kita masih di berikan umur hingga detik ini, hingga Allah gerakkan hati kita untuk bisa berkumpul di kediaman Bapak Bagus dan Ibu Reni"

"Saya mengucapkan Tabarakallah untuk tuan rumah, kabar nya tuan rumah kali ini sedang mengadakan tasyakuran atas peringatan hari pernikahan mereka.."

"Semoga bertambah nya usia pernikahan bertambah pula cinta nya, bertambah pula keimanan nya, bertambah berkah semua nya.."

"Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah. Aamiin..."

"Aamiin..."

"Karna ini memperingati hari pernikahan, saya ingin menyampaikan sedikit nasihat tentang pernikahan, sebenarnya nasihat ini di sampaikan oleh salah satu ulama besar, saya percaya bapak ibu disini semua mengenal nya.."

"Tapi saya ingin memperkenalkan ulang beliau, beliau adalah seorang ulama dari Yaman, yang kini tinggal di Tarim , beliau adalah Habib Umar bin Hafidz, Habib Umar juga dikenal karena nasabnya yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW"

"Saya pernah mendengar nasihat beliau mengenai pernikahan di salah satu acara tabligh Akbar beliau saat beliau berkunjung ke Indonesia, beliau bilang begini.."

"Jika menikah hanya di dasari oleh rasa saling Cinta, lalu dimanakah kedudukan IMAN..??"

"Betapa banyak yang saling mencintai, tapi pernikahan mereka tidak berkah"

"Bahkan berakhir dengan cekcok maupun Perceraian "

"Karna Iman, Rasulullah sabar ketika di rumah hanya ada cuka lalu memakannya "

"Karna Iman, Ali bin Abi Thalib sabar menjadi kuli menimba air dengan upah segenggam Kurma"

"Karna Iman, Fatimah Az-Zahra sabar menggiling gandum hingga tangan nya melepuh"

"Pernikahan sungguh tak seindah apa yang dikatakan motivator ataupun buku pranikah. Akan banyak cobaan dan ujian, maka pahamilah, rasa cinta kadang tak bisa ikut berperang. Hanya Iman yang kuat dengan pedang kesabaran di kala susah, dan senjata syukur di kala senang, yang mampu menghadapi bala cobaan dan ujian"

"Oleh karena nya, boleh-boleh saja menikah karna saling mencintai. Namun pastikan perasaan itu hanya menjadi Makmum, dan Iman lah yang harus menjadi Imamnya"

"Pahamilah, tak semua cinta melahirkan Iman, tapi semua Iman insyaallah melahirkan Cinta.."

"Itu adalah nasihat beliau. Semoga kita semua yang berada di sini mampu melahirkan cinta dari keimanan, hingga surga nya yang kita dapatkan.."

"Aamiin..." Seru semua yang ada di kediaman Bu Reni

Acara demi acara pun berlangsung dengan lancar tanpa ada hambatan sedikit pun.

Satu persatu tamu undangan pun mulai undur diri, begitu pula Ayah Wahyu dan kedua putri nya.

Sesampainya di rumah Nazia menuju kamar nya, duduk bersila di ranjang nya.

Nazia tiba-tiba teringat akan pertanyaan salah satu jamaah yang tadi hadir yang membahas mengenai jodoh adalah cerminan diri.

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula).

Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga),” (QS An-Nur : 26)

"Jodoh itu ada tiga jenis.."

"Pertama sebagai cerminan. Yang baik akan bertemu dengan yang Baik, yang kurang baik akan bertemu dengan yang kurang baik, sebagai mana arti dari (QS An-Nur :26) yang tadi saya bacakan "

"Kedua, untuk saling melengkapi kekurangan dan menyempurnakan kelebihan "

"Dan yang ketiga, sebagai Ujian"

"Ingat, pasanganmu bisa jadi membawa dua kemungkinan dalam takdirmu. Bisa membawa kebahagiaan untuk terus mengingatkan di jalan Allah. Atau membawa Ujian yang akan menguji kuatnya Ke-Imananmu, Ke-Taatanmu , Ke-Istiqomahanmu"

"Kembali sebagai mana nasihat Habib Umar bin Hafidz, kunci pernikahan itu dalam Iman, dimana posisi jodoh kita nanti, jika kita memiliki Iman yang kuat dengan pedang kesabaran dan senjata syukur , In Syaa Allah ujian cobaan mampu kita hadapi, dengan hadiah Surga - Nya"

Sebenarnya dalam pernikahan tidak ada pasangan yang benar-benar cocok dan sempurna.

Yang ada hanyalah pasangan yang memiliki Hati luas untuk menerima ketidak cocokan tersebut.

Nazia tertegun mengingat nasihat demi nasihat yang ustadz itu sampaikan, bahkan Nazia menulis nya di buku diary.

Mungkin ini salah satu cara Allah merangkul Nazia.

Allah punya cara nya sendiri dalam merangkul hamba nya, hamba nya yang selalu berhusnudzan kepada - Nya.

Karna kita tidak pernah tahu takdir apa yang menanti kita di depan sana.

"Ya Allah ikhlaskan hatiku untuk menerima, walau kadang apa yang Kau beri untuk ku tak sesuai dengan ekspektasi ku.

Karena sesungguhnya apa yang Kau beri untuk itu adalah yang terbaik untuk ku.

Dan sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baiknya Perencana" Batin Nazia

🌹🌹🌹

Lanjut...???

Jazaakumullah khairon untuk semua dukungan nya, dalam bentuk apapun itu.,🥰

Like, Komen, Vote, Gift , Tips... Dan jangan lupa untuk rate bintang 5 🌟🌟🌟🌟🌟 ya

Ingat ini hanya coretan kecil yang berharap bisa bermakna besar untuk kita semua.

Karna....

Sebaik-baik nya Bacaan itu adalah Al-Qur'an

Dan jangan lupa follow IG kak Ajeng ya @ajeng_kirana90

Terpopuler

Comments

Ummi Ksh

Ummi Ksh

mungkinkah nazia pilih pak bas

2024-03-20

1

Sadiah

Sadiah

kenapa filling aku nazia milih fatih ya?... tapi kasian sama pak bas yg selalu membantu nazia smpi lulus kuliah,sungguh dilema 🤔🤔

2024-03-20

2

Elly Elma Tastho

Elly Elma Tastho

siapakah jodoh Zia

2024-03-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!