Bab 19

Malam bukan hanya tentang waktu dimana hamba - Nya meluangkan lelah dan resah agar kembali rebah.

Tapi juga waktu yang di ciptakan paling hening untuk hamba - Nya lebih nyaman terisak sendirian di atas Sajadah, mengadu kepada - Nya , sang Maha Kuasa.

Percayalah. Setumpuk Pedih mu. Segudang Ingin mu. Luasnya lelah mu. Akan di jawab di sepertiga malam.

Mata Nazia terbuka perlahan, di kucek nya pelan agar pandangannya pun lebih terang.

Di usap nya wajah perlahan, mencoba agar kesadaran benar-benar telah terkumpul sepenuhnya.

Setelah di rasa kesadaran nya telah terkumpul, Nazia bangun dari tidur nya, di raih nya ikat rambut yang dia simpan di bawah bantal.

Nazia pun mengikat rambut nya yang cukup panjang, berusaha berdiri walaupun masih sedikit sempoyongan.

Berjalan perlahan menuju pintu kamar lalu di bukanya, suasananya masih sangat-sangat sepi, karna jam memang baru menunjukan pukul dua dini hari.

Nazia bergegas menuju kamar mandi lalu berwudhu. Lalu bergegas melaksanakan sholat sunah dua rakaat di kamar nya.

Healing terbaik.

Ya healing terbaik seorang hamba adalah mengadu, curhat, bercengkrama dengan Allah di sepertiga malam.

Tak ada kata ataupun doa yang Nazia ucapkan secara langsung, mata nya terpejam, tangan nya merangkul pundak nya sendiri.

Nazia memasrahkan diri kepada sang Maha berkuasa, maha berkehendak, Qudrat Iradat.

Tiba-tiba terdengar atap rumah yang terkena tetesan air hutan, Nazia pun bangkit dari posisi duduk nya menuju jendela kamar nya, di bukanya jendela itu.

Di ulurkan tangan kanan nya keluar untuk menikmati gemericik air hujan .

Tiba-tiba Nazia mengerjapkan mata nya beberapa kali untuk memastikan mata nya tidak salah melihat.

Ada seseorang yang sedang berdiri di depan teras rumah nya, bukan takut atau curiga siapakah dia.

Nazia malah keluar dari kamar nya , bergegas menuju pintu depan rumah lalu membuka nya.

Sosok itu masih berdiri, tapi membelakangi Nazia, kalau dilihat dari postur tubuhnya, dia seorang pria.

"Maaf cari siapa ya??" Tanya Nazia tanpa ragu tanpa rasa takut, padahal ini masih di sepertiga malam.

Nazia tidak ada kecurigaan sedikit pun, apakah dia orang baik atau orang berniat tidak baik.

Sosok itu membalikan tubuh nya, ada senyum tipis terukir, tapi wajah nya tidak terlihat jelas karna sebelum membuka pintu sepertinya Nazia lupa menyalakan lampu teras.

"Assalamu'alaikum" Salam pria itu

"Waalaikumusallam warahmatullahi wabarakatuh, maaf cari siapa??" Balas Nazia

Tidak ada jawaban, pria itu malah membalikkan tubuhnya, berjalan menjauh.

"Heiii cari siapa..??" Tanya Nazia lagi

Saat Nazia kan mengejar tiba -tiba terdengar suara sang Ayah.

"Kak, ngapain malam-malam keluar??" Tanya Ayah sambil mengucek matanya.

Nazia pun menoleh ke sang Ayah.

"Hmm, itu yah ada orang, kakak tanya cari siapa malah pergi.." Jawab Nazia masih penuh rasa penasaran, saat Nazia kembali melihat ke arah luar rumah, sosok itu telah menghilang sepenuhnya.

"Kakak nggak salah lihat??" Jawab Ayah sembari menghampiri sang putri.

"Gak yah, kakak yakin, ada orang tadi disini..."

"Ya udah, nanti kalau memang dia ada keperluan pasti datang lagi, lagian siapa yang bertamu di jam segini kak? Masuk yuk, dingin"

Nazia pun menurut, menutup kembali pintu rumah nya, entah kenapa dia begitu penasaran dengan sosok yang tadi dia lihat, dia sangat yakin bahwa penglihatan nya tidaklah salah.

Nazia kembali ke kamar nya, memutuskan untuk melantunkan ayat-ayat Allah walaupun hanya selembar sembari menunggu adzan subuh berkumandang.

🌹

Pagi ini di Word Coffe.

Nazia nampak sedang berada di gudang kopi, mengecek stok kopi, karna sesuai jadwal hari ini waktu nya untuk order kopi.

"Zi, Bas ada hubungin kamu gak?" Tanya Galih saat dia masuk ke gudang kopi

"Sekitar dua hari lalu, kenapa mas??" Tanya Nazia dengan tetap fokus pada buku nya

"Tadi malam dia ngabarin, dalam waktu dekat akan balik, cuma gak tahu sih tepat nya kapan, lagi ngerayu mama nya biar mau ikut ke indo.."

"Semoga Allah mudahkan.."

"Gak penasaran gitu..?" Tanya Galih

"Penasaran gimana?? Dan apa yang harus Zia penasarin??"

"Gak ada sih, hmm jujur ya saya tuh agak jengkel sama Bas.."

"Jengkel???"

"Iya, kalau saya jadi dia, saya udah kenalin lah kamu sama mama saya, ya gimana ya, walaupun dia itu sahabat saya tapi kalau memang dia berniat serius, seharusnya dia udah ngenalin kamu ke mama nya.."

"Setiap orang pasti punya pemikiran nya tersendiri. Mas Bas juga pasti punya alasan kan..?"

"Zi, Dia kan katanya mau ngomong ke ayah kamu, tapi dia aja belum ada cerita sama Tante Dewi.."

"Husnudzon mas, kan kita gak tahu situasi di sana, lagian Zia juga belum kasih jawaban.."

"Soal jawaban itu akhir Zi, yang utama sampaikan ke orang tua, pokok nya saya kesel sama dia.." Kesal Galih

"Mas Galih lebih baik keluar deh, Zia jadi gak fokus nih.."

"Ngusir nih..??"

"Bukan ngusir, Zia lagi hitung stok, kalau di ajak ngobrol nanti salah hitung gimana..??"

"Ok deh, ok. Saya keluar nih ya???"

"Hehehe, iya mas Galih, ckckck"

Nazia bukan tidar terfikir kan mengenai Baskara, apalagi mengingat apa yang terjadi saat ini, tapi Nazia juga tidak bisa menuntut lebih, Nazia pasrahkan semua nya kepada sama pencipta, kemana takdir membawa nya.

Selesai dengan stok nya Nazia pun segera menghubungi supplier kopi langganan word coffe.

Tak berselang lama word coffe heboh karna ada tamu yang datang.

Bukan Baskara ya, tapi Putri yang dapat dengan perut buncitnya, semua pun menyapa Putri.

Nazia yang tahu langsung menghampiri Putri.

"Masyaallah..." Ujar Nazia sembari mengelus perut buncit Putih

"Kangen kak..." Tambah Nazia

"Kakak juga, hmm.. temenin kakak ngemil yuk.."

"Siap, kebetulan pekerjaan Zia juga udah beres,.kita duduk di sana ya.." Tunjuk Nazia

Sebenarnya Nazia tadi pagi sempat menghubungi Putri, ingin bertukar pikiran, tak di sangka Putri malah langsung menghampirinya nya.

Nazia membawa camilan yang rendah gula, dengan minum susu coklat, karna bumil kan gak baik minum kopi yang memiliki kandungan kafein.

"Kenapa..?? Ada apa..??" Tanya Putri saat mereka sudah duduk bersama.

"Main to the poin aja kak, hehehe.."

"Kepo tauk, kakak itukan paling kepo sama kamu Zi.."

"Debay nya udah berapa bulan tuh di perut??" Tanya Nazia

"Kamu tuh ya, di tanya balik tanya, ke-bia-sa-an"

"Zia kan juga kepo sama yang di perut, heee..."

"Jalan 8 bulan, doain ya lancar semua nya..."

"Pasti Zia doain, lancar, sehat, gak ada kurang satu apapun.." Doa Nazia

"Aamiin..." Sahut Putri

"Jadi gimana mau cerita apa sih..??"

Nazia melihat ke sekeliling, gak enak aja kalau rekan kerja nya ada yang dengar.

Setelah di rasa aman, Nazia pun cerita, mulai dari Baskara menyatakan perasaannya, kepergian nya ke KL , sikap Bas selama di KL, hingga lamaran yang di sampaikan langsung kepada sang Ayah.

Putri memanyunkan bibir nya, mata Nya berkaca-kaca

"Kakak udah tahu mas Bas itu menyimpan rasa ke Zia itu udah lama banget, ya walaupun dia gak pernah cerita. Senang sih dengar dia udah jujur.."

"Sekarang kamu gimana?? Jangan jawab dia baik, dia udah banyak bantu , pokok nya soal jasa dia lah. Ini soal perasaan kamu ke dia Zi, bukan soal kebaikan nya" Tambah Putri

"Zia gak tahu kak, masih ragu"

"Zi, pernikahan itu banyak banget krikil nya, dan setiap mereka yang menikah, membangun berumah tangga, akan ada kerikil-kerikil di jalan yang mereka tempuh, karna pernikahan ibadah terlama, jelas gak mudah. Kakak pun seperti itu kadang ada cekcok, kadang kaget dengan kebiasaan-kebiasaan nya yang baru kita tahu, kadang malah ada yang buat kita kecewa.."

"Kalau yang udah minta ke ayah, Zia benar-benar gak tahu orang nya..??"

"Zia kenal dengan Ayah nya, tapi gak tahu dia kak.."

"Nama nya??"

"Fatih.."

"Hmmm...." Dengan ekspresi berfikir

"Kenapa kak??" Tanya Nazia heran dengan ekspresi Putri.

"Gak tahu kenapa jadi kepo aja sama yang nama nya Fatih itu, hehehe.."

"Yang pasti, apapun keputusan Zia, kakak adalah salah satu orang yang akan mendukung Zia, setelah Ayah..."

"Sekalipun bukan dengan Mas Bas..??"

"Zia , kakak memang sudah mengenal mas Bas dari lama, tapi kamu yang akan menjalani kehidupan rumah tangga.."

"Zia, kamu itu udah kaya adek buat kakak, kakak tahu pasti gak mudah, tapi kamu pasti bisa. Tanya hati mu, kamu lebih condong ke mana??"

"Hmmm, sebenarnya , tadi selesai sholat malam , hmm.."

"Kenapa??"

Nazia pun menceritakan kejadian malam tadi kepada Putri, dan putri pun satu pendapat dengan Ayah Wahyu, jika memang orang memiliki keperluan dia pasti akan kembali. Putri juga Berpen bisa jadi itu adalah petunjuk yang Allah berikan.

"Masyaallah, bisa jadi itu petunjuk, seperti kata ayah, jika orang itu ada keperluan, dia akan datang lagi..."

🌹🌹🌹

Lanjut...???

Jazaakumullah khairon untuk semua dukungan nya, dalam bentuk apapun itu.,🥰

Like, Komen, Vote, Gift , Tips... Dan jangan lupa untuk rate bintang 5 🌟🌟🌟🌟🌟 ya

Ingat ini hanya coretan kecil yang berharap bisa bermakna besar untuk kita semua.

Karna....

Sebaik-baik nya Bacaan itu adalah Al-Qur'an

Dan jangan lupa follow IG kak Ajeng ya @ajeng_kirana90

Terpopuler

Comments

Irfan Ramadhan

Irfan Ramadhan

siapa kak ajeng pria itu?
kak ajeng mah paling pintar buat reader penasaran, hehe
lanjut kak ajeng

2024-03-21

1

Pujiati Astuti

Pujiati Astuti

sepertinya bukan Baskara yang akan dipilih sama Nazia dan siapakah laki² yang datang disaat dini hari 🤔🤔🤔

2024-03-21

1

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

ya Allah penasaran yang datang dini hari.... malaikat kah ? kalo manusia kayaknya bakal berfikir ribuan kali mau datang ketempat orang jam segitu hehehe

2024-03-21

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!