Tantangan Baru

Shima bergegas menundukan pandangannya. Dalam hati berdoa semoga lelaki itu tak mengenalinya.

Kenapa dunia sempit begini sih!

"Perkenalkan, ini Pak Emilio Sergio putra ke dua dari bapak Calvin Sergio. Beliau yang nanti akan menggantikan posisi Pak Calvin Sergio," ucap Aris memperkenalkan atasan baru mereka.

"Sedangkan di sebelahnya ini pak Damian, sekretaris pribadi pak Emilio."

"Pak Emilio. Orang yang hendak saya rekomendasikan kemarin pada bapak yaitu ini Pak—" ucap Aris sembari menunjuk Femi.

Femi yang merasa jemawa menampilkan senyum manisnya demi bisa meluluhkan sang atasan.

Atasan baru mereka memperhatikan penampilan Femi dari atas sampai kebawah.

Sedangkan Asti berbisik pada Shima. "Pantes tiba-tiba pindah, ternyata ..." sinisnya.

Shima menyikut Asti agar tak berbicara, sebab dia merasa jika atasan baru mereka orang yang sangat tegas.

"Kamu udah baca peraturan kantor ini?" tanya Emilio tiba-tiba.

Femi yang di tanya mengerjapkan mata beberapa kali— bingung.

"Su-sudah pak," jawabnya gugup.

"Benarkah?" tanya Emilio tajam.

Femi mengangguk sedangkan Asti kembali tersenyum sinis. Aris merasa cemas dan memperhatikan penampilan seksi bawahan yang ia rekomendasikan.

"Dam, tolong bacakan aturan perusahaan tentang cara berpakaian!" pinta Emilio pada orang kepercayaannya.

Tanpa banyak kata, Damian segera membuka tablet miliknya.

"Di sini tertulis, berpakaian yang sopan. Tidak boleh menggunakan rok di atas lutut lebih dari lima centi dan baju ketat yang membentuk lekuk tubuh," jawab Damian singkat.

"Mampus!" umpat Asti pelan. Lagi-lagi Shima menyikut sang sahabat, karena takut umpatannya terdengar sang atasan.

"Eh ... I-itu," jawab Femi gugup dengan terbata.

"Maafkan Femi pak. Dia anak baru. Saya yakin kalau Femi pasti mau belajar. Iya kan Fem?" bela Aris yang merasa jika usahanya merekomendasikan Femi akan gagal.

"Emmm ... Iya pak," jawab Femi lirih.

"Anak baru?" tanya Emilio dengan sorot mata tajam.

Aris tersentak, ia lupa telah salah bicara. Aduh mampus aku!

"Eh ... Maksudnya baru di tim desain ini pak!" sanggahnya gugup.

"Bukankah saya bilang saya akan cari sendiri? Saya memilih dari sini juga atas rekomendasi Pak Calvin. Jadi sebaiknya lakukan tugas bapak hanya sebatas mengenalkan para anggota di tim ini. Bukan berpihak pada salah satunya!" tegur Emilio tegas.

Femi kemudian menundukkan wajahnya. Sikap pongahnya yang berpikir akan terpilih menjadi sekretaris atasannya pupus sudah. Dia merasa tak ada kesempatan.

"Kamu!" tunjuk Emilio pada Shima.

Shima yang bingung lantas menunjuk dirinya sendiri. "Saya pak?" beonya.

"Iya kamu. Siapa nama kamu?" cecar Emilio tak sabaran.

Aduh, gimana ini.

"Saya Shima Pak," jawab Shima berusaha tenang.

Asti melirik sang sahabat sembari tersenyum senang. Dalam hati bersorak gembira jika sang sahabat pasti akan terpilih.

Meski ada perasaan sedih karena akan berpisah, Asti tak mempermasalahkannya.

"Kamu akan menjadi sekretaris pribadi saya. Ayo ikut saya!" titah Emilio tegas lalu berbalik pergi.

"Hah!" jawab Shima cengo.

Aris yang tak menyangka jika sang atasan justru memilih Shima lantas menatap heran pada bawahannya.

Sedang di sebelahnya, Femi menatap dengan wajah kesalnya.

"Selamat ya Shim! Gih sana, nanti bos marah-marah!" kelakar Asti sambil mendorong tubuh sang sahabat agar mengikuti bos baru mereka.

"Kok aku sih, aduh Ti. Takut aku ini," gerutu Shima, tapi tak ayal tetap mengikuti langkah sang atasan.

Sepeninggal mereka. Femi segera memandang tajam HRD mereka.

"Gimana sih Pak! Bapak udah janji mau usahain biar aku yang di pilih kenapa jadi Shima!" keluh Femi berbisik.

Aris yang tidak enak kepada bawahannya yang lain lantas meminta Femi untuk keluar mengikutinya.

Asti yang melihat keduanya lantas mencibir. "Kepedean sih, di pikir semua orang suka kali sama lepet kaya dia!"

Mereka berjalan menuju koridor yang sepi. Ternyata Femi ini adalah kekasih gelap Aris.

"Gimana sih mas! Katanya aku pasti kepilih," rengeknya. Femi yang sudah sangat yakin akan terpilih menjadi sekretaris pemimpin utama di perusahaan itu bahkan sudah menyiapkan pesta besar di apartemennya.

"Maafkan mas sayang. Ternyata si Emilio sama seperti ayahnya, yang ngga suka sama perempuan seksi!" gerutu Aris.

"Kata mas dia biasa tinggal di luar negeri. Mas ini nyari infonya gimana sih. Pokoknya aku ngga terima. Aku udah bilang sama teman-teman aku loh kalau aku ini bakal jadi sekretaris pribadi. Malu aku nanti mas!"

Aris yang bingung hanya bisa mengacak rambutnya kesal.

"Maafin mas ya. Ini semua di luar kendali mas. Buat ilangin rasa kecewa kamu, nanti mas transfer ya. Kamu bisa senang-senang sama teman-teman kamu," bujuk Aris.

Lelaki mata keranjang yang sudah punya anak dan istri itu takut jika sang kekasih gelap merajuk dan akan menghentikan jatahnya.

Jangan sampai dia ngurangin jatah aku. Bisa stres aku.

"Ih aku tuh maunya jadi sekretaris pak Emilio mas," pinta Femi kekeh.

"Kamu harus sabar. Mas yakin Shima enggak akan bertahan lama. Akhir-akhir ini pekerjaannya kacau. Kamu nanti bisa cari celah di sana."

Senyum Femi kembali terbit kala di beri harapan lagi oleh sang kekasih.

"Ah, benarkah? Baiklah aku percaya. Tapi mas jangan lupa tetap transfer seperti janji mas tadi!"

"Ah iya sayang," jawab Aris pasrah.

.

.

Di ruangan yang tak pernah Shima pijak selama bekerja di sana, membuat perempuan itu sedikit tidak nyaman.

"Damian tolong jelaskan pada sekretaris pribadiku apa saja tugasnya!" ucap Emilio sambil menatap Shima dengan tajam.

"Baik Pak, ayo Shima ikut saya ke meja kamu," pinta Damian.

"Di sini aja! Kalian boleh berbicara di sana!" tunjuk Emilio pada sofa panjang di depannya menggunakan dagu.

Damian mengangguk lalu berjalan menuju sofa di ikuti oleh Shima.

Di sana Shima di berikan tablet khusus tentang jadwal dan nomor ponsel milik Damian dan Emilio.

Shima memperhatikan dengan saksama tugas-tugasnya. Dalam hati dia menggerutu karena jelas ini bukan keahliannya.

Namun entah kenapa sang atasan justru memilihnya.

"Kamu paham?" ucap Damian lembut membuat wajah Shima bersemu merah karena malu.

Bukan terpesona. Melainkan ia malu karena masih bimbang dan sedikit bingung.

"Kalau ada yang tak paham, kamu bisa tanyakan kepada saya," ucap Damian tegas.

"Baik Pak, tolong bimbing saya. Jujur saya baru di bidang ini."

"Tenang saja, pekerjaan kamu ngga beda jauh sama kerjaan lama kamu kok. Mempresentasikan apa yang harus Pak Emilio lakukan jika nanti ada rapat, bukankah kamu dulu juga melakukan tugas seperti itu?"

"Eh, iya pak." Memang tugas Shima yang biasa merangkum tugas timnya agar bisa di presentasikan saat rapat.

Namun belakangan ini kerjaannya sedikit berantakan dan Shima merasa waswas.

"Ya sudah kamu pelajari ini pelan-pelan. Ingat jadwal Pak Emilio setiap harinya."

Shima mengangguk setiap Damian memberi arahan. Sedangkan Emilio sibuk dengan komputer di depannya tanpa ikut serta memberi arahan.

Damian lantas bangkit di susul oleh Shima keluar dari ruangan atasan mereka.

"Ini meja kamu dan itu meja saya!" tunjuk Damian yang tak sekaku tadi.

"Jangan pernah membiarkan tamu masuk tanpa persetujuan Pak Emilio atau saya. Mengerti?"

"Siap pak," jawab Shima tegas.

Dia berpikir akan berusaha mengerjakan pekerjaan barunya dengan baik.

"Jangan lupa nanti temui HRD untuk surat kerja baru kamu. Sekarang pindahkan barang-barang kamu ke sini."

"Baik pak."

Setelah mengatakan hal itu Damian kembali ke ruangan Emilio, sedangkan Shima harus kembali ke ruangan lamanya untuk mengambil barang-barangnya.

Saat akan menuju ruangan lamanya. Dirinya di hadang oleh Femi.

"Kamu jangan senang dulu mbak Shima! Itu adalah tempatku. Dan enggak akan kubiarkan orang lain menempatinya!" ancam Femi.

.

.

.

Lanjut

Terpopuler

Comments

Akbar Razaq

Akbar Razaq

Mungkinkah dr kesakitan shima nasibnya akan menjadi sangat baik berjodoh dg bosnya.?

2024-12-23

0

guntur 1609

guntur 1609

calon shima yg baru. dinar goodbye

2024-11-08

0

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

berharap Emilio akan berjodoh dengan Shima....

2024-06-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!