Jenuh kah?

Shima yang merasa di abaikan lantas segera duduk dan meminum teh yang tadi sudah ia siapkan di meja.

Dinar yang sadar segera mengakhiri percakapannya dengan sang istri kedua dan menyusul sang istri pertama.

"Ma ini ada makanan dari mamahnya Rizka. Ayo kita makan!" ajaknya lembut, mengabaikan sorot mata dingin istrinya.

"Memangnya mas belum makan di sana?" tanya Shima heran.

"Sedikit, mas juga ingin makan sama kamu," jawab Dinar jujur.

Dengan semangat lelaki berusia tiga puluh lima tahun itu menata makanan dari rantang kepiring sang istri.

"Kamu enggak perlu melakukan semua ini cuma untuk sekedar menyenangkanku mas. Atau mungkin untuk meringankan rasa bersalahmu," ujar Shima sendu.

"Apa maksudmu?" emosinya mendadak naik sebab sang istri yang berkata tak masuk akal menurutnya.

Shima menghela napas. "Kenapa mas lakuin ini?"

Dinar sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran sang istri. Memang apa yang salah. Dia merasa biasa saja.

"Apa kamu marah karena aku menginap di rumah Rizka?" tanya Dinar tajam.

"Aku enggak mengerti jalan pikiranmu Shima. Aku membawa makanan ini memang keinginan ibunya Rizka. Setidaknya hargai mereka. Lalu mengenai menginap di rumah Rizka apa itu salah? Dia istriku juga!"

"Bahkan mereka memperhatikanmu serta berkata baik tentangmu. Tapi kamu? Kamu bahkan marah dan kesal dengan tidak jelas!"

Baru kali ini Dinar bersuara keras pada sang istri. Dirinya tak menyangka jika sang istri pertama yang mati-matian dia jaga perasaannya ternyata sangat egois.

Shima pun tak kalah terkejut, dia menyadari bahwa mungkin suaminya sudah mulai bosan harus selalu mengerti dirinya.

"Kamu itu lucu. Kemarin kamu minta aku memperhatikan Rizka. Setelah aku melakukan apa yang kamu inginkan sekarang kamu kesal. Jika ucapanmu lain di hati dan lain di mulut. Lebih baik kammu diam, dari pada menyakiti diri sendiri dan juga orang lain!"

Setelah meluapkan rasa amarahnya. Dinar bangkit dan meninggalkan sang istri, tanpa niat sarapan bersama seperti rencananya tadi. Satu hal yang tak pernah ia lakukan dulu.

Dia hanya ingin berusaha tegas pada sang istri. Dinar menyadari tak mudah bagi Shima harus berbagi dirinya.

Namun ia tak menyangka jika sikap Shima yang plin-plan lama-lama membuatnya susah juga.

"Ini definisi perempuan sen kekiri tapi belok ke kanan! Bilang harus A nyatanya minta B!" Gerutu Dinar di dalam mobil.

Shima menghela napas. "Apa aku kini menyebalkan mas?" lirihnya seorang diri.

Dia menatap makanan di depan yang mungkin memang di siapkan oleh mertua sang suami.

Namun ia masih belum terima. Kini dirinya mempersulit diri sendiri dengan mengajak sang suami bertengkar di pagi hari.

.

.

Shima bekerja dalam keadaan murung lagi. Asti— yang melihat perbedaan sikap Shima dari hari ke hari semakin resah.

Banyak pekerjaan Shima yang kacau. Perempuan itu yang biasanya sangat cakap dalam bekerja mendadak selalu hilang konsentrasi karena banyak melamun.

Bahkan pekerjaan yang dulu sangat mudah di kerjakan olehnya juga selalu mendapatkan revisi.

Asti takut jika terus seperti ini maka dapat di pastikan Shima akan mendapatkan teguran keras dari atasan mereka.

"Pagi Ma," sapa Asti dan mendekat ke arah sang teman.

Tak lupa dia meletakan paper bag berisi roti isi dan juga susu untuk Shima.

"Apa ini?" tanya Shima sembari membuka paper bag itu.

"Makan gih. Aku lihat kamu itu akhir-akhir ini selalu lesu. Dulu kamu pernah bilang kalau sandwichku enak. Makanya aku buatin khusus buat kamu," jelas Asti.

"Ah, so sweet makasih Asti, kamu emang teman yang paling best!" puji Shima haru.

Di keadaan rumah tangganya yang kacau, ada sisi bahagianya, yaitu dia bisa dekat dengan Asti.

"Kamu tahu? Bentar lagi Pak Calvin akan di gantikan oleh putranya," ucap Asti serius.

"Lalu?"

"Eh tunggu, putra yang mana? Bukannya Pak Sandy itu udah punya perusahaan sendiri?" sambung Shima bingung.

"Putra keduanya. Dia emang ngga pernah muncul di publik. Yang harus kamu tahu, rumornya dia itu kejam dan bengis. Kalau ada karyawan yang ngga dia suka, maka sudah pasti karirnya tamat," jelas Asti semangat.

"Ah, bukannya semua atasan begitu," jawab Shima tak peduli.

Asti mendengus kesal lantas membalik kursi Shima agar kembai menatapnya.

"Iya memang. Kamu sendiri sadar ngga performa kerja kamu gimana? Apa kamu udah ngga betah kerja di sini?" tanya Asti tegas.

Dia ingin sang teman berubah. Dirinya khawatir jika Shima tak segera memperbaiki sikapnya, maka temannya itu akan kehilangan pekerjaan.

Shima menunduk sedih, benar apa yang di katakan Asti, pekerjaannya beberapa waktu ini memang kacau. Bahkan dia selalu di marahi oleh atasannya.

"Apa pun masalah kamu— jangan bawa ke tempat kerja, karena akan mempengaruhi kinerjamu. Aku ngga mau maksa kamu buat cerita, karena aku menghargai privasimu. Tapi please Shima, aku masih ingin kamu di sini," bujuk Asti.

Kedua perempuan di ruangan itu saling berpelukan. Ada rasa lega di hati Shima karena ada seseorang yang masih menghargai keberadaannya.

"Jangan lupa selain berita bakal ada bos baru. Kita juga bakal kedatangan teman baru," sela Arman rekan kerja mereka.

"Hah siapa Man?" tanya Asti sembari mengusap sudut matanya yang berair.

"Dari tim desain tiga. Namanya Femi, gadis cantik dan bodynya ... beuh cakep deh kaya gitar Spanyol," jawab Arman.

"Kok aku ngga liat ada bangku baru di sini?" sambar Shima heran.

Lelaki berkaca mata itu mengedikkan bahu. "Kayaknya gantiin sementara Si Dandi yang lagi di tugasin di luar kota," jawab Arman.

"Ya biar pun gantiin Dandi, tapi ngga mungkin pakai alat kerjanya si Dandi kan?" tanya Shima yang juga penasaran dengan berita baru tersebut.

"Hadeuh bisa tercemar deh tim desain kita," keluh Asti.

"Emang kenapa Ti? Aku engak tahu loh yang namanya Femi itu yang mana," tanya Shima penasaran.

"Oi kenapa dah, biarin lah sekali-kali mata kita ini melihat pemandangan yang segar-segar!" gerutu Arman.

"Segar kepala lu peyang! Seger kagak, pikiran kamu tambah ngeres iya!" balas Asti sewot.

"Emang Femi yang mana sih Ti? Kok aku ngga tahu ya ada yang namanya Femi di tim desain tiga," sambar Shima melerai pertengkaran dua rekan kerjanya.

"Dia emang anak baru. Kayaknya baru semingguan di sana. Itu loh yang pakai bajunya ketat kaya lepet!"

Shima lantas mengingat-ingat perempuan yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka.

Namun gagal. Shima benar-benar tak pernah melihat perempuan itu di kantor mereka. Entah karena Shima yang memang kurang memperhatikan sekitar atau dia yang kurang informasi.

"Pagi semua," sapa seseorang yang sejak tadi menjadi topik pembahasan mereka.

"Pagi," jawab Arman semangat. Memang para lelaki ingin sekali mengenal sosok Femi yang cantik itu, tak terkecuali Arman.

Shima, Asti dan juga beberapa karyawan di tim mereka lantas bangkit berdiri menyambut HRD mereka.

"Pagi tim desain satu. Sesuai pembicaraan kemarin dengan para atasan. Saya akan memperkenalkan rekan tim baru kalian, yaitu Femi Permata Sari dari tim desain tiga. Semoga kalian bisa cepat bekerja sama dan menjadi tim yang makin solid," ucap Pak Aris selaku HRD di sana.

Femi membungkukkan badan sedikit dan menyapa rekan-rekan barunya.

Shima membalas senyuman Femi sedangkan Asti yang sudah mendengar banyak tentang Femi tersenyum malas.

"Oh iya, jangan lupa besok kita akan menyambut atasan baru kita. Persiapkan diri kalian sebaik mungkin."

Setelah mengantar Femi, Aris berlalu dari sana dan mengedipkan sebelah matanya pada Femi.

Femi membalas senyum sang atasan dengan centil juga.

Asti yang melihat tingkah rekan kerja barunya hanya memutar bola matanya malas.

"Kalian tahu ngga kenapa tiba-tiba si Femi pindah ke sini?" ucap salah satu rekan kerja mereka pada Asti dan Shima.

Keduanya lantas menggeleng, penasaran juga kenapa bisa Femi yang notabenennya karyawan baru bisa langsung pindah bagian.

"Katanya atasan baru kita bakal angkat sekretarisnya dari anggota kita."

.

.

.

Lanjut

Terpopuler

Comments

Endang Supriati

Endang Supriati

klu sy jd shima, semua makanan yg dibawa oleh dinar! taruh disemua bsju dinar,celana dalam,separu kaos kaki,sarunh bsju koko. itu baru hebat!

2024-04-13

0

Hanipah Fitri

Hanipah Fitri

Dinar nya aja yg gak punya perasaan, pake bawa bawa makanan dari mertuanya.
lah mana mau Shima disogok dgn bekal sarapan pagi.

2024-03-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!