Bab. 15

Mungkin burung ini ingin mengatakan, jangan sentuh.

Ok, jawabku dalam hati.

Kemudian burung itu bercicit  di depan wajahku, aku memperhatikannya dan kemudian dia bergerak ke dinding sebelah kanan, aku trus memperhatikan dan mengikutinya.

Dia berhenti di satu titik dan aku mendekatinya, sepertinya dia hendak menujukan sesuatu kepadaku  di dinding tersebut. Dan aku pun memperhatikan dinding tersebut, ada sebuah cahaya  redup tapi kalau di dekati dia terlihat seperti kristal yang bening, tetapi ada sesuatu di tengannya, seperti tetesan air yang akan jatuh, dengan warna biru cerah seakan ingin menelanku ke dalam.

Tanpa sadari aku ingin meraihnya dengan tanganku, dengan pelan aku meletakkan jari jariku di atas kristal tersebut.

Apakah ini berlian? batinku

Jariku bergeser ke samping, kerna aku berniat ingin menggenggamnya, jangan cuma meraba, tapi tanpa sadar ada sesuatu yang menggores sisi luar jari kelingkingku.

"Aduh" spontan aku mendengus, tapi aku tak menyadari darahku sudah keluar dari goresan itu. Tapi masih saja aku menyentuh kristal tersebut yang menurutku seperti berlian.

Tanpa sadar darahku terjatuh di atas kristal tersebut. Dia mulai bergetar.

"What?! apa ini? apakah gempa?"

Teriakku, karena sepertinya ada suara gemuruh ku dengar di dalam goa tersebut.

Tanpa fikir panjang ku raih kristal tersebut dan aku membawanya berlari menjauh dari suara gemuruh itu.

Tapi makin ku berlari semakin keras suaranya dan ku menoleh ke belakang bebatuan sudah mulai rontok dari dinding goa.

"Aduh, apakah goa ini akan runtuh" batinku sambil berlari

Semakin lama ku berlari akhirnya aku melihat cahaya terang di depan.

Ah, itu pintu keluar, pikirku dan aku terus berlari, tapi sebelum tiba di luar goa, tiba - tiba batu longsor dari atasku.

Aaahhh ! Aku menjerit sekuatnya.

Aku tersentak masih sambil menjerit, hah!

Aku perhatikan sekelilingku.

Ya ampun, aku masih d kamar, ternyata aku bermimpi

Kemudian aku perhatikan tanganku yang memgang kristal, aaahh, kosong

Yah cuma mimpi fikirku,

Tapi ku perhatikan lagi tanganku, dan ku memutarnya sedikit.

Hah ? Goresan di sisi luar kelingkingku masih ada.

Kok ada goresan ini? Pikirku, bukankah tadi cuma mimpi, tapi kenapa lukanya sakit seperti nyata, dan ini juga goresannya nyata.

Kok bisa ?

Kemudian ku raih koperku, dan aku cek dalam kantong koper tersebut, kerna seingatku aku membawa plester buat jaga -jaga.

Kerna aku sadar kebiasaanku selalu ada luka lecet, terkadang saat memasak juga akan timbul luka lecet. Jadi aku selalu membawa buat jaga - jaga,

Kemudian ku pasang plester di jariku.

Ku raih ponselku untuk melihat waktu, ternyata dah pukul sembilan malam, aku melewatkan jam makan malamku.

Kemudian aku turun dari kasur dan kekamar mandi untuk membersihkan diriku.

Setelah itu aku beranjak ke dapur kerna perutku sudah protes minta di isi.

Ku lihat tas  belanjaanku tadi,   ku keluarkan semua isi yang ada di dalam dan kemudian aku susun di tempat penyimpanan roti.

Rencana tadi sore aku akan makan roti malam ini, tapi tiba- tiba tak selera.

Untung kemaren ada aku beli mie instan, akhirnya masak mie instan, beda dari rencana.

Tapi rasa mantap mie instan menghilangkan rasa sakit di jariku yang luka.

Selesai ku makan, tiba- tiba aku mengantuk lagi entah kenapa aku merasa badanku sangat lelah. Padahal aku di dalam mimpi berlari tapi kenapa capeknya sampai ke alam nyata. Mungkin besok tubuhku kembali bugar lagi pikirku.

Akhirnya aku tertidur lagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!