Bab. 12

Baiklah, siapapun kalian yang berhati baik bak malaikat, terima kasih banyak.

Dari dalam hatiku aku berucap, terima kasih banyak, ulangku lagi sambil nyengir.

Aku keruang tamu dan mulai membuka ponselku.

Aku melihat teman - temanku di media sosial.

Aku melihat status Bela di G , sebuah foto yang berisi tangan dua manusia, sepertinya tangan lelaki dan wanita kerna dari beda ukurannya. saling berpegang di antara jari jari mereka, sepertinya di atas sebuah meja.

Apakah ini tangan Bela ? Siapa cowok ini ?

Aku membaca captionnya, { Dia yang selalu menemaniku }.

Apakah dia sudah dekat dengan Rio ? Batinku.

Ada kesesakan di hatiku, aduhhh, mataku, aku berusaha mengendalikan mataku agar tidak mengeluarkan air, tapi tak bisa.

Aku mencoba menghubungi salah satu teman kampusku dahulu.

"Hallo ?" Sapaku

"Hei, Rena, kamu kemana aja ? Kok ndak masuk kuliah lagi ?" Teriaknya

Aku sedikit menjauhkan ponselku dari telingaku, kerna suaranya sangat mengganggu gendang telingaku.

"Iya, aku sudah berhenti"

"Kenapaa !?"

"Aku tak punya biaya melanjutkan nya"

"Ohh, sayang sekali"

"Oya, Lin, kamu tahu tidak bagaimana kabar Bela ?"

"Bela ? Ohh, ya, dia sakit beberapa waktu lalu dan Rio selalu menjaganya.

Duhh, mereka romantis banget tau, jika Bela sedikit sakit dia langsung sigap datang.

Mirip, papi - papi siaga tahu" jelasnya sambil tertawa

"Ohh, begitu ya, berarti mereka sudah jadian ya?" Aku penasaran.

"Sepertinya sih, iya, soalnya Bela nempel terus tuh"

"Makasih ya Lin, sudah angkat teleponku"

"Heii, hei, jangan tutup dulu, kamu ada di mana sekarang ? Dan lagi melakukan apa ? Tumben kamu pagi - pagi nelpon diriku ?" Tanya nya penasaran, pasti sambil cengar cengir dia di situ sambil mengangkat - angkat alisnya, kebiasaan nya saat penasaran.

"Mal, eh ndak ngapa - ngapain" aku hampir keceplosan mengatakan malam di sini, bisa - bisa ketahuan nanti. fikirku

"Kamu ada masalah ya ?" Tanya nya

"Ngak juga sih"

"Hei, Ren, kalau kamu butuh kerja paruh waktu lagi, aku bisa carikan kok, asal kamu kembali kuliah lagi, sayang kan tinggal beberapa semester lagi"

"Ndak apa - apa Lin, sudah aku putuskan, lagian aku sudah ngomong dengan pihak kampus bahwa aku sudah tidak bisa melanjutkan kuliahku lagi"

"Mereka setuju aja gitu ? Masak sih mereka setuju, sementara nilai - nilaimu yang terbaik dalam angkatan kita"

"Awalnya mereka tidak setuju, dan ingin mencarikan sponsor untuk aku, tapi aku menolak"

"Kenapa !?" Potongnya

"Karena saya ada kendala sedikit, tapi tak apa - apa saya bisa mengatasinya,  cuma kalau melanjutkan saya sepertinya tidak bisa"

Aku cuma mendengar dia menghela nafas dengan keras di sana.

"Ya, sudah ya Lin, aku ada urusan sebentar"

Timpalku agar dia tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.

"Ok, dah jaga dirimu baik - baik di manapun dirimu berada Ren" ucapnya mengakhiri pembicaraan kami.

"Bay" sambungku

"Bay" jawabnya

Aku menarik nafas dalam - dalam, ternyata bisa secepat itu ternyata Rio berpindah.

Bukankah dia menyatakan tak mencintainya, tapi lewat beberapa waktu dia sudah seperti bucin akut.

Laki - laki sulit untuk di percaya omongan nya, lain di katakan lain tindakan.

Aku harap mereka selalu berbahagia  selama - lamanya.

Tinggal aku yang di sini, memulai hidup baru, awal kehidupanku yang baru.

Seharuanya aku sudah mati, tapi kerna Bela aku bisa hidup lagi, aku harus menjaga baik - baik hidupku yang baru ini.

'Bantu aku Tuhannn' batinku berdoa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!