Bab. 10

Akhirnya sampai juga di rumah, ku buka pintu pagar rumahku, ku perhatikan raut rumah yang lama sudah aku tinggalkan.

Rumput rumput sudah memanjang,

Hmm, baru dua bulan sudah seperti ini.

Belum sampai dua bulan, ku perjelas kembali hatiku.

Ku masukkan kunci ke dalam lobang pintu rumahku.

Krieeek

Ku perhatikan isi dalam rumahku, berdebu dan sarang laba laba sudah mulai bermunculan di sudut sudut ruangan.

Rumah ku istana ku, batinku lagi.

Ku tarik nafasku dan mulai memasuki ke dalam.

Kemudian masuk ke kamar dan aku letakkan tas yang berisi pakainku di tempat tidur.

Ku rebahkan pantatku di atas tempat tidur dan memperhatikan sekeliling.

Harus aku bersih kan dulu, baru aku bisa istirahat.

Setelah aku menutup pintu depan, aku masuk lagi kekamar dan membersihkan kamarku,

Setelah itu aku rebahkan tubuhku di kasur, cukup dulu hari ini.

Kamar saja dulu, besok lah yang lain, masih capek aku.

Setelah beberapa jam aku tertidur, aku terbangun.

Ahh lapar, batinku.

Aku tidak bisa memasak sekarang karena mungkin tidak ada bahan bahan di dapur yang hendak aku masak.

Aku ambil ponsel ku dan mulai membuka aplikasi untuk memesan makanan online.

Setelah pesanan terkirim aku rebahan lagi menunggu makanan yang aku pesan datang.

Fikiranku kembali melayang,

Gimana kabarnya Bela ya, semenjak operasi dia tidak pernah datang

Gimana Rio juga ? Dia juga nggak pernah kelihatan.

Mudah mudahan mereka baik baik saja.

Tanpa sadar aku tertidur lagi

Kenapa ya semenjak aku mengkonsumsi obat obatan itu aku jadi mudah mengantuk.

Tiba tiba suara gedoran di pintu membuat aku terkejut dan melonjak dari tempat tidur ku,

Aku berlari keluar dan membuka pintu.

"Maaf mas, aku ketiduran" jelasku kepada kurir yang mengantar pesananku.

"Tidak apa apa mbak, asalkan jangan ponselnya di silent saja, dari tadi saya telepon tidak di angkat -angkat" kurirnya agak ngambek aku lihat.

"Sorry mas, sorry, ndak sangka saya bisa ketiduran"

"Ini mas bayarannya, makasih ya"

Dia memberikan pesanan ku dan mengambil uang dari tangan ku.

"Mbak ini kembaliannya"

"Ndak apa apa, ambil saja mas, hitung hitung konpensasi karena lama nunggu pintu di buka" jelasku sambil tersenyum.

"Makasih mbak" katanya tersenyum menggangguk dan berlalu pergi.

Aku menutup pagar, serta pintu rumah dan masuk ke dalam.

Memulai menyantap makanan yang baru datang itu.

Lumayan juga rasanya

Setelah makan, aku minum obat lagi

Dan kemudian mengantuk lagi.

Seperti nyata atau mimpi aku melihat Rio menatapku di kejauhan.

Matanya yang sendu, seakan hendak menangis.

Rio kamu kenapa ? Batin ku, kesedihan apa yang tidak bisa kamu tahan ?

Tapi lama kelamaan dia pergi meninggalkan aku yang masih menatap punggung nya yang menjauh.

Aku menundukkan wajah ku. Dan kemudian aku mendengar namaku di panggil dri samping dan suara itu agak jauh.

"Ren, Rena Natasya"

Aku menoleh, Bela ?

"Bela, kamu kah itu ? Aku kangen Bel !" Teriakku

Dia cuma melambai dan tersenyum, senyum ceria ciri khas Bela, kemudian aku melihat kedua orang tuanya menghampirinya, mereka menarik tangan Bela untuk menjauh dari ku.

Mereka berdua menatap ku dengan tajam, seakan membenciku sampe ke tulang tulang,

Mereka masih tetap berusaha menarik Bela menjauh dari ku.

Air mataku menetes, Bela sudah tak terlihat

Bell, teriakku

Ahhhh, aku terkejut dan ternyata aku masih d tempat tidur kamar ku.

Ahh, aku mimpi, tapi seperti nyata.

Air mata masih menggenang di mataku, dalam mimpi aku menangis batinku.

Ku lihat jam di ponsel dah jam setengah enam.

Aku tertidur cukup lama, tidur siang dengan mimpi yang membuatku sedih.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!