es batu yang mulai mencair

Kini kami ber 4 sudah berada di kantin. Aku yang masih kesal dengan Tasya Engan menatapnya, dan kak Raka yang masih mengejekku.

"udah rak" ucap kak Arya

"Nala, maaf udah dong ngambeknya ya ya plisss" ucap Tasya sembari mencoba membujuk ku

"Nala, kamu beneran mau nyanyi?" Tanya kak Arya dengan nada soft yang berhasil membutku tak marah lagi

" nggak kok kak Tasya ngawur, lagian suara Nala juga nggak bagus kok" ucapku sembari menundukkan kepalaku Engan menatap kak Arya

"nggak boleh begitu, suara kamu bagus kok" ucap kak Arya

aku mendongakkan kepalaku menatap pada kak arya

"kak Arya tahu darimana jika suara ku bagus?" tanyaku penasaran

"kamu bicara aja suara kamu sudah merdu apalagi kalo nyanyi" ucap kak Arya sembari tersenyum manis.

Damn lagi-lagi kak Arya berhasil membuat wajahku memerah.

"ehh Nala kamu masih sakit" ucap kak Arya sembari memegang jidat ku

"haduh, Nala gue yang malu" ucap tasya kecil sembari menutup setengah wajahnya

"sakit salting dia mah" ucap kak Raka yang membuatku sangat malu rasanya aku ingin menguburkan wajahku sekarang

"salting, kenapa kamu salting sama siapa" tanya kak Arya dengan wajah kebingungan

" enggak kok kak, wajahku emang gampang merah karena aku selalu di ruangan yang tertutup begitu aku di ruangan terbuka wajah aku jadi gampang memerah"jelasku dengan jawaban begitu bodoh, aku hanya berharap kak Arya tak menyanyikannya lagi

"owh gitu yaa, tapi kamu nggak kenapa-napa kan" tanya kak Arya

"i-iya kak" ucapku gugup

"gini amat punya teman nggak pekaan"ucap kak Raka sembari menggelengkan kepalanya

"orang cuek kalo jatuh cinta emang tholol yah kak?" tanya Tasya pada kak Raka

"Yoi lihat aja tuh" ucap kak Raka sembari menunjuk kearah ku menggunakan dagunya

"apasih, kak Raka bacot" ucapku kesal

"lah, Napa Lo"ucap Raka nyolot

"udah, makan dulu gih nanti dingin tuh makanannya"ucap kak Arya

"nggak bakalan dingin kok ini soalnya kulkasnya lagi rusak"ucap kak Raka

"kulkasnya lagi falling in love kak" ucap Tasya sembari sesekali melirik ke arahku

"kulkas? Kulkas siapa yang rusak" ucap kak Arya

"Nala kak, es batunya Nala lagi mencair akhir-akhir ini"ucap Tasya sembari menunjuk ke arahku

aku melihat ke arah Tasya kesal, lalu memalingkan pandangan ku kedepan, damn sekarang aku malah bertemu pandang dengan kak Arya yang membuatku merasa canggung, kak Arya tersenyum manis padaku hal itu lagi-lagi berhasil membuat detak jantung ku semakin keras, aku berharap kak Arya nggak dengar suara detakan jantung ku.

Lagian perempuan mana yang tak tertarik dengan kak Arya, wajahnya yang begitu rapi, badannya yang begitu tinggi, aroma parfum yang selalu melekat di badannya bahkan jika kak Arya berlalu pergi bau parfumnya tetap tercium, wakil kapten, ketua kelas, senyumannya yang manis, peringkat 1 dikelasnya, jago main alat musik,dan love language nya yang act of service yang bisa membuat gadis mana pun jatuh cinta padanya,

bahkan aku yakin secuek apapun gadis itu jika bertemu kak Arya dia juga pasti akan jatuh cinta aku tak tahu dimana letak kekurangan nya kak Arya dia begitu sempurna bahkan nyaris sempurna.

Ingatan akan perkataan Alya di kelas tadi membuat ku menjadi kurang percaya diri, kak Arya yang nyaris sempurna tak akan mungkin bisa kumiliki, aku hanyalah seorang anak hasil hubungan gelap orangtuaku, anak yang tak di inginkan sedari kecil,aku yakin jika mamah waktu itu tidak pulang kerumah dan memberi tahu tentang kehamilannya pada kakek dan nenek aku yakin, pasti mamah akan mengugurkan ku terlebih aku yang sudah tak suci lagi, dan lebih miris nya kesucian ku di renggut oleh ayah kandung ku sendiri, aku tak pantas untuk Kaka arya, ada lebih baiknya jika aku menjaga jarak sekarang sebelum jatuh lebih dalam dan membuat masalah hidup yang baru.

"Nala" suara dari kak Arya berhasil membuang lamuan ku

"i-iya kak" jawabku cangung

"kok diem, makannya entar dingin loh"ucap kak Arya sembari melihat ke arah mangkok yang masih utuh itu

"owh iya kak, a-aku tadi lagi mi mikirin tentang HUT sekolah kita kak"sangkal ku

"udah makan dulu nanti kakak bantu kamu mikirin itu" ucap kak Arya tersenyum

Kak tolong jangan terlalu baik sama aku, aku nggak mau jatuh terlalu dalam sama kakak, aku hanyalah gadis yang hidup dengan raga yang sudah mati, kehidupan ku tak baik bersanding dengan kakak.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!