Medusa

...TW/CW kekerasan dan pelecehan seksual...

kini Nala berada di rumah sakit.

Saat Nala membuka matanya, hal pertama yang dia lihat adalah dini dan Arya, dengan wajah khawatir yang menyelimuti mereka.

Nala penasaran apa yang terjadi,? yang Nala ingat hanyalah kejadian 10 tahun lalu, yang terus menghantuinya, rasanya seperti mimpi buruk baginya Nala tak ingin mengingatnya lagi.

Flashback 10 tahun lalu

Sedari  kecil nala tinggal bersama nenek dan kakeknya, kata neneknya saat dia masih dalam kandungan papahnya meninggal dunia hal itu membuat Anin (mamahnya) harus mencari nafkah sendiri untuk menghidupkannya,Anin memilih menitipkan nya pada kakek dan nenek selagi dia pergi merantau mencari pekerjaan.

Selama 5 tahun lamanya Anin akhirnya kembali kerumah, karena mendengar berita tentang kematian nenek, walaupun Nala tak pernah bertemu Anin sebelumnya, tetapi foto Anin ada di setiap dinding rumah makannya dia dapat mengenalinya.

Hal yang membuat nala dan kakeknya terkejut adalah, ketika Anin membawa seorang gadis yang keliatannya lebih muda dari Nala, Nala penasaran dan ingin bertanya siapa gadis itu? mengapa dia datang bersama mamahnya?.

"Kamu Nala ya...." ucap Anin sembari tersenyum manis padanya

"hem......aku syahnala Anindya, nama belakang ku ada nama mamah loh" ucapnya dengan sangat senang

Nala tak pernah merasa sebahagia, ini walaupun dia baru saja kehilangan neneknya.

"Anindya? Apa dia kakak dini mah" tanya gadis kecil itu pada Anin.

"iya dia kakak kamu, kenalin Nala dia adik kamu Andini Anindya Adam" ucap Anin sambil tersenyum manis padanya

Nala sangat bahagia hari ini, Nala mengajak dini masuk ke dalam kamarnya memberikannya mainan-mainan miliknya.

"Oh iya umur kamu berapa,? mamah kan tinggalin Nala pas Nala baru lahir, kok bisa ada kamu sih papah aku juga udah nggak ada aneh deh" tanyaku pada dini

"ehmm umur aku itu balu 4 jali,  papah aku juga ada di Rumah kerja" ucap dini dengan nada khas anak-anak sembari memainkan boneka milik Nala.

Oh jadi begitu, setelah Anin pergi meninggalkan Nala, Anin menikah lagi dengan papah dini, Nala tahu mengenai keluarga sambung atau tiri, itu karena dia gemar sekali membaca buku-buku di dalam lemari nenek.

Buku nenek itu kebanyakan tentang pelajaran hidup orang dewasa, mungkin karena hal itu yang membuatnya berfikir dewasa di usianya yang baru menginjak 5 tahun, bahkan sebelum nenek pergi nenek memberikan ku buku favoritnya (hujan tanpa awan)

"OHH begitu, berarti kita hanya beda setahun nggak sih? aduh aku belum mempelajari soal itu" ucap Nala sembari menepuk jidatnya.

"oh iya dek, kamu mau tahu nggak? besok aku bakalan masuk sekolah loh" ucap dini dengan nada sombong

"sekolah, dini halus tahun depan dulu kata teh eis" ucapnya cadel.

"Dini ayok pulang, Nala mamah sama dini pulang dulu yah nanti mamah bakalan balik saat kamu udah masuk sekolah dasar" ucap Anin sembari tersenyum.

Padahal Nala ingin di hari pertamanya masuk sekolah, Anin mengantarnya tetapi sepertinya dia tak bisa, kakek yang menyadari bahwa Nala sedang sedih mendekatinya.

"Nala, kan ada kakek yang antar kamu nanti kalo kamu sudah kelas 1 mamah kamu akan jemput kamu untuk tinggal bareng dia" ucap kakek sembari tersenyum.

...Pagi pun telah tiba Nala pergi ke TK di antar oleh kakek...

"Nala nggak boleh nakal yah disini dengar apa kata gurunya oke" ucap kakek lalu meninggalkan Nala.

Nala masuk ke dalam sekolah, berjalan sembari bernyanyi lagu kebun ku, sebelum sebuah bola sepak mengenai tepat kepalanya.

"aduh sakit" keluhnya

Seorang anak laki-laki datang hendak mengambil bola, sebelum dia sempat mengambilnya, Nala menarik bola itu dan menyembunyikan nya di belakang punggung nya.

"kamu yah yang tendang bolanya dasar anak nakal" ucapnya dengan nada marah

"itu salah kamu sendiri kenapa nggak nge hindar"elak anak laki-laki itu

"kamu sudah salah bukanya minta maaf malah marah-marah" ucap Nala semakin kesal

"nyenyenye dasar cewek tiang"ucapnya sembari menjulurkan lidahnya pada Nala.

Nala makin kesal dan marah padanya, karena itu Nala menendang bolanya sangat jauh lalu mengejeknya balik.

"wleee ambil tuh bolanya dasar cebol" ucap Nala pada anak laki-laki itu lalu pergi

"woyyy cebal cebol lihat aja nanti aku bisa lebih tinggi dari kamu" teriak anak laki-laki itu tak dia pedulikan.

Sekitar 3 jam lamanya Nala belajar, mereka pun pulang, Nala menunggu kakek di gerbang tetapi tak ada tanda-tanda kalo kakek akan muncul, jadi Nala berfikir untuk pulang sendiri lagian jarak antara tk nya dan rumah tak jauh.

Nala berjalan menuju rumah sesampainya di rumah, Nala melihat sebuah sendal anak kecil, sendal siapa itu? pikirnya Tanpa berpikir panjang Nala masuk kedalam rumah.

"assalamualaikum kek Nala pulang" ucap Nala yang malah di sambut kedatangan seorang anak kecil yang tak lain adalah dini.

"kak Nala udah Puyang cekolah" katanya sembari berlari memeluk.

Mengapa dini ada di sini? Bukannya dia dan mamah sudah pulang semalam.

"Nala maafkan kakek nggak jemput kamu,tadi saat kakek pulang kerumah mamah kamu datang bawah dini, katanya dia mau keluar kota untuk urusan pekerjaan makanya dia nitip dini disini sampai pekerjaan nya selesai" ucap Kakek.

Begitu yah dini akan tinggal bersama Nala dan kakek, Nala sangat senang memiliki teman bermain.

Waktu terus berjalan tak terasa sudah 2 tahun setelah mamah menitipkan dini disini, Nala tumbuh bersama dini, mereka berdua sudah saling menyayangi satu sama lain, lambat waktu berlalu kakek sudah mulai tua dan mulai sakit-sakitan hingga suatu hari kakek pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.

Sebelum kakek pergi Kakek bilang kepada nala (untuk terus hidup sampai waktu kematian tiba).

Nala belum mengerti maksud kakek itu apa, Anin dan Adam (papah dini) tiba untuk menjemput mereka.

"mah pah bagaimana sekolah nya dini" tanya dini pada Anin dan Adam

"sekolah Nala juga bagaimana mah? seharusnya Nala sudah mendaftar di SD" tanya nala pada Anin

"sayang, mamah sudah urus sekolah kalian kok jadi kalian tenang aja yah" ucap Anin sembari tersenyum.

Tak lama mereka pun tiba, Nala sangat terkejut rumahnya sangat besar dan mewah, beda dengan rumah kakek rumah Anin terlihat seperti di istana.

"wah.... ini bukan rumah tapi istana" ucapnya dengan wajah polosnya

"dini kangen sama kamar dini mah pah" ucap dini

"sebentar yah sayang, LILIS" teriak anin

"kamu antar Nala dan dini ke dalam kamar yah" ucap Anin pada Lilis sembari menunjuk ke arah mereka berdua

"baik nyonya" ucap Lilis,

"Ayo non dini, dan non na-la"ucapannya sembari tersenyum

Kamarku dan dini di buat bersebelahan tak seperti waktu di rumah kakek aku dan dini harus tidur berdua.

...Malam pun tiba Anin masuk kedalam kamar nala ...

"Nala besok kamu sekolah kan?kamu mau di antar mamah atau papah" ucap Anin pada dini

Nala sempat berfikir, jika yang Anin maksud adalah Adam papah dini.

"aku baru pertama kali ketemu sama papah dini, kata kakek kita nggak boleh percaya sama orang yang kita temui pertama kali" ucapnya pada Anin

"papah dini? Maksud kamu papah Adam hehe, yang mamah maksud itu papah kandung kamu sayang" ucap Anin sembari menyentuh hidung Nala

Nala berfikir apa maksud ucapan dini padanya? bukan kah papah Nala sudah tidak ada,.nenek yang memberi tahukan itu padanya, tapi sebelum kakek pergi Kakek juga bilang (jangan pernah untuk mencari papah mu)

Nala ingat ucapan kakek, ketika dia memberikan nya obat, apa benar papah Nala masih hidup? jika benar Nala ingin sekali bertemu dengannya.

"Mah, Nala mau ketemu papah kandung Nala, tapi kata kakek, Nala nggak boleh ketemu papah" ucapnya dengan ekspresi sedih

"Nala, kakek sudah nggak ada, maksud kakek kamu itu dia nggak mau kalo kamu harus ikut papah bukannya mamah, soalnya papah kamu itu di luar kota sayang" ucap Anin sembari mengelus rambutnya, mendengar itu anak seusia Nala pasti jadi sangat senang dan ingin bertemu dengan papah, Tanpa berfikir panjang atau apa yang akan terjadi kedepannya.

"mah Nala mau ketemu sama papah" ucapnya penuh semangat

"oke kalo gitu sepulang sekolah nanti kamu pergi ke rumah kosong yang ada di dekat sekolah kamu rumah yang bercat hijau oke sayang" ucap Anin padanya, dan di balas dengan anggukan dan sebuah senyuman yang bahagia.

...**********...

Pagi telah tiba Anin dan Adam mengantar kan nya ke sekolah baru, Nala masuk ke dalam sekolah dengan senyuman yang manis, karena sangat bahagia sebentar lagi dia akan menemui papahnya.

saat asik berjalan seorang anak laki-laki menghalangi jalannya, hal itu membuat Nala menjadi kesal.

"stop gue masih punya dendam sama Lo" ucap anak laki-laki itu padanya

"dendam, emang kita pernah ketemu sebelumnya?" tanyanya dengan penasaran

"Lo mungkin nggak kenal gue, karena gue sudah ganteng, tapi gue masih ingat Lo dengan senyuman jelek loh itu dasar manusia tiang" ucapnya sembari menunjuk nala

Nala ingat seorang anak laki-laki yang dulu memanggil nya dengan sebutan itu (bocah tiang),

"kenapa gue mesti ketemu sama Lo lagi sih dasar cebol" ucapnya kesal

"apa Lo bilang, gue udah tinggi yah maka dari itu gue mau nanya sama Lo, kenapa Lo ngikutin gue sampai ke sekolahan" ucapnya sembari menunjuk nala

"hah, tinggi masih tinggian gue kali" ucapnya dengan sombong

"lagian yah sekolah ini juga bukan punya bapak Lo kan" lanjut nala dengan sombong

"ha..ha..ha... Lo salah besar ha...ha..ha...ini sekolah emang punya babak gue mau apa Lo" ucapnya dengan sombong sembari menaikan sebelah alisnya

Nala benar-benar malu mendengar ucapannya itu, dengan wajah yang di tekuk, Nala pergi meninggalkan nya.

Tak terasa sudah waktunya pulang, Nala berjalan bergegas menuju rumah yang Anin bilang kemarin, Nala masuk ke dalam rumah itu, tempat itu sepi dan menurutnya tak ada tanda-tanda orang dewasa disini, apa mamah benar soal papah? saat ingin pergi dari rumah itu, Nala di kaget kan dengan seorang pria dewasa yang kini berdiri di depannya.

"Halo kamu Nala yah" ucap pria itu

"iya aku Nala" ucapnya sembari tersenyum manis

"kamu sangat mirip dengan mamah kamu" ucapnya pada Nala sembari tersenyum dan langsung memeluk Nala.

"em..... om ini papah aku yah?"tanyanya

"iya, aku papah kamu" ucapnya sembari melepaskan pelukannya pada Nala

Jari Antonio (papah Nala) terus bergerak menelusuri Wajahnya dengan tangannya, bahkan dia hampir menyentuh tubuh sensitif Nala, sebelum Nala memegang tangannya

"ehmm pah kata kakek bagian itu tak boleh di sentuh oleh pria manapun" ucap Nala sembari mencoba melepaskan genggaman Antonio.

"tapi aku bukan pria lain aku adalah papah kamu" ucapnya mencoba menyentuh area vital Nala, sebelum Nala mendorong nya dengan sangat keras.

"papah nggak boleh ngelakuin itu" ucap Nala sembari mencoba berlari keluar

Tapi tasnya malah di tarik paksa oleh Antonio, yang membuatnya terjatuh mundur, Antonio terus mendekati Nala Secara perlahan, Nala terus berteriak memanggil nama kakek dan nenek,tapi nampaknya percuma saja ruangan ini begitu tertutup.

Bahkan sekarang Nala sangat ketakutan, keringat membasahi pelipisnya, Nala mencoba melihat sekelilingnya, mencoba mencari benda yang bisa dia gunakan untuk melawan.

Saat Antonio mencoba membuka bajunya dengan paksa, Nala menggambil sebuah balok dan memukulkannya tepat di tangan Antonio, Nala mendapatkan peluang dan bergegas untuk pergi sebelum, Antonio kembali menarik dan mendorongnya dengan sangat kuat hingga perut sebelah Kirinya terkena ujung meja kayu, yang membuat perutnya sangat sakit hingga dia tak mampu lagi melawan.

"maaf sayang, papah sudah tidak tahan" ucap Antonio

Mulutnya kini di bungkam menggunakan bajunya, tangannya yang di ikat paksa, apa yang bisa Nala lakukan? Dia masih sangat kecil untuk melawan orang sebesar Antonio.

Nala hanya bisa menangis pasrah pada apa yang telah terjadi padanya, kakinya sangat sulit untuk digerakkan karena di kunci oleh Antonio, bahkan dia tak bisa berteriak suaranya seperti di telan oleh bumi.

Nala melihat tas dan pakaiannya tergeletak di lantai, Nala merasakan rasa sakit di area vitalnya, bahkan rasanya vaginanya seperti tersobek, perlahan pandangnya mulai kabur, dia merasa benar-benar sangat hancur sekarang.

"terimakasih anak papah" ucap Antonio

Dia merasa sesuatu keluar dari alat vitalnya, bahkan sekarang dia yakin bahwa alat vitalnya mengeluarkan darah, tidak hanya sampai disitu bahkan kini mulutnya dipaksa terbuka lebar.

Antonio mendorong paksa alat vitalnya masuk ke dalam mulut nala. Tapi sebelum Antonio memasukkan nya terlalu dalam, Nala melihat seorang anak kecil memukul kepala Antonio.

Nala ingin berterimakasih, namun wajah anak itu tak nampak jelas, karena dia menutup wajahnya.

"ini pakai cepat, baru kita lari" ucap anak laki-laki itu, yang masih menutup matanya,

Nala tak ada tenaga untuk memakai pakaiannya, yang bisa dia lakukan kini hanya menyelimuti badannya, sebelum kesadaran Nala benar-benar hilang.

Anak laki-laki itu berlari keluar lalu berteriak meminta pertolongan.

"tolong... tolong..... Ada pembunuhan anak kecil" teriak anak laki-laki itu.

Beberapa orang mulai berkumpul, tetapi anak laki-laki itu melarang mereka masuk, bagaimana tidak mereka semua laki-laki.

"yang boleh masuk hanya perempuan" ucap anak laki-laki itu

"saya perempuan, dan saya disini lagi mencari anak dari bos saya" ucap seorang wanita yang tak lain adalah Lilis.

Lilis sedari tadi mencari keberadaan Nala, tetapi tak kunjung ketemu, hingga dia mendengar teriakkan dari seorang anak kecil.

"kamu boleh masuk, tapi tolong pakai kan dia baju" ucap anak laki-laki itu

"hah... maksudnya" tanya Lilis bingung

Tetapi anak itu malah menarik lengan Lilis dan menyuruhnya segera masuk, Lilis masuk kedalam dan melihat Antonio yang sedang pingsan, dan di ujung sana terdapat Nala yang juga pingsan tapi dalam kondisi yang sangat mengenaskan.

"non Nala" teriak Lilis sembari mencoba menutupi tubuh mungil Nala.

Lilis membawa Nala kerumah sakit terdekat, kondisinya benar-benar parah. Antonio? setelah Lilis membawa tubuh Nala keluar, para pria yang ada di luar segera masuk lalu menangkap Antonio dan membawanya ke kantor polisi.

Flashback off

Nala melihat sekelilingnya, Nala yakin saat ini Nala sedang berada di rumah sakit

"kak Nala" ucap dini sembari berlari memeluknya

"kak aku takut kakak kenapa-napa"ucap dini sembari melepaskan pelukannya

"Nala Lo udah mendingan"tanya Arya padanya

"Nala kamu sudah percaya sama kakak kan? oleh karena itu kakak bakalan bantu kamu keluar dari rasa trauma kamu itu"ucap Arya mencoba meyakinkan ku

"kak aku minta tolong sama kakak bantu kakak aku sembuh" ucap dini dengan air mata yang keluar dari pelipisnya

"Kamu tenang aja aku sudah janji sama Nala bakalan bantuin dia" ucap Arya sembari tersenyum

"makasih kak" ucap dini dan dibalas senyuman oleh Arya

"Nala kamu sudah coba Konsul ke psikiater" tanya Arya padanya

"untuk apa? Mereka hanya menanyakan hal yang membuatku teringat akan kejadian itu" ucapnya dengan wajah datar

"bahkan kamu juga tak mempercayai psikiater"ucap Arya

Dini sedang keluar untuk membelikan mereka makanan, arya masih menjaga Nala disini, sepertinya Nala bisa mempercayai Arya.

PTSD (Post Traumatic Stress Disorder)

...Siapa pun kamu dimana pun kamu jika mengalami PTSD, sebaiknya bicara pada seseorang yang kamu percaya jangan sering memendam masalahnya sendiri yaaa...

...Happy reading...

Terpopuler

Comments

Arvilia_Agustin

Arvilia_Agustin

Kasian Nala

2024-05-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!