reason

...Pagi hari ini tepat hari dimana hukuman Nala selesai....

Nala di hukum Tanpa alasan yang jelas, tiba-tiba saja saat Nala pulang sekolah Anin langsung menariknya dan mengurungnya, di ruangan gelap Tanpa memberikannya makan dan minum, tetapi BI Inah dan dini selalu mencoba untuk memberikannya makan dan minum walaupun hanya sedikit.

Nala keluar dari ruangan gelap itu, bertahan hidup hanya dari segelas air dan beberapa roti yang di berikan oleh bi Inah dan dini.

Nala begitu lemas kepalanya terasa sakit, bibir serta wajahnya yang nampak pucat, dan tubuhnya yang terlihat lebih mengecil dari sebelumnya.

Aku berjalan dengan sempoyongan menuju kamar, sebenarnya aku sangat ingin pergi ke sekolah hari ini tapi mengingat kondisi ku yang sekarang aku rasa aku tak bisa pergi ke sekolah sekarang

"non Nala kita ke dokter mau" ucap bi inah khawatir

Aku hanya membalas dengan gelengan kepala lalu masuk dan menutup pintu kamarku.

Tubuhnya terasa sangat lemas, rasanya dia ingin beristirahat seharian di kamar, tetapi sebelum itu dia harus membersihkan diri terlebih dulu

dia rasa jika dia mandi dan membersihkan tubuhnya mungkin akan terasa lebih segar dan nyaman.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya, dia duduk di atas kasur menggunakan piyama, dengan kondisi begitu lemas.

Ini masih terlalu pagi untukku memakai piyama, tetapi apa boleh buat dengan kondisi seperti ini dia tak mungkin bisa berangkat sekolah sekarang bukan.

Nala membaringkan tubuhnya di atas kasur nyamannya, Nala melihat keatas langit-langit kamar yang dihiasi dengan lampu dan cat biru kesukaannya.

Nala terdiam sejenak dan memikirkan sesuatu, aku berfikir mengapa aku jadi seperti sekarang?

Mengapa aku tak tahu untuk apa aku hidup dan mengapa aku selalu menangis tengah malam.

Saat sedang asik berkelahi dengan ku, aku tak sadar jika sudah ada air mata yang mengalir membasahi wajahku,

Aku merasa lucu pada diriku sendiri saat aku di tampar di pukul bahkan ketika aku mendengar perkataan yang tak menyenangkan dari mereka aku tak menangis

Bahkan aku tak tahu bagaimana cara menanggapi perlakuan mereka pada ku.tetapi ketika di kamar aku selalu menangis tanpa sebab aku benar-benar rapuh saat aku di dalam kamar, menangis di kamar mandi, dan bahkan jika dinding kamar ku bisa bicara mereka pasti akan berkata

"sudahlah apakah kamu tidak capek menangis terus" miris bukan .

Tok tok tok

Suara ketukan pintu terus terdengar di telinga ku, sebenarnya aku begitu malas berjalan hanya untuk membukakan pintu dan mendengar ocehan dari dini.

Aku berjalan membuka pintu, yang langsung di sambut oleh pelukan dini.

"kak, aku benar-benar minta maaf, aku kira kakak sudah ada di rumah jadi aku suruh pak Pardi untuk pulang, k....k...ami, juga udah nyari kakak tapi kakak nggak ada, dini benar-benar minta maaf kak" ucap dini sembari menangis

"kamu nggak perlu minta maaf hal ini sudah biasa bagiku, mau minta maaf pun percuma bukan, kata maaf tak akan bisa merubah takdir seseorang" ucapnya dengan wajah datar

"kak, aku tahu kata maaf mungkin tak bisa merubah takdir seseorang, tapi bukan berarti kita tidak bisa meminta maaf ketika kita salah, kak dengan maaf kita bisa menghilangkan setidaknya satu atau dua beban pikiran kita" ucap dini

"aku tahu alasan kenapa kakak nggak mau ngucapin maaf ataupun terimakasih pada seseorang, karena kakak selalu memegang prinsip yang nggak jelas, coba aja kakak ngucapin minta maaf ketika kakak merasa salah atau ngucapin terima kasih ketika kakak di tolong, dan lihat perbedaannya, aku nggak tahu seberapa menderita nya kakak saat itu karena kakak selalu mengurung diri bahkan nggak mau ketemu siapapun, jadi aku nggak tahu bagaimana ngasih saran ke kakak, aku juga nggak tahu bagaimana cara kembalikan kakak kaya dulu lagi" ucap dini dengan air mata yang keluar dari matanya

"setidaknya walaupun aku tahu kakak, nggak bakalan pernah nanggepinnya maaf aku, tapi nggak ada salahnya kan untuk minta maaf" ucap dini sembari pergi meninggalkan Nala, sendiri yang terdiam diri mencoba mencerna perkataan dini.

Nala kembali masuk kedalam kamar menutup pintu dan tak lupa menguncinya.

Selama ini dia berfikir jika permintaan maaf itu hanya sia-sia saja, bahkan jika dia mengucapkan terimakasih itu tak akan mengubah apapun.

Arya dan hidan yang selalu membantunya, dia tak pernah mengucapkan terimakasih pada mereka, karena menurutnya untuk apa berterimakasih kasih jika nanti kita akan menangis lagi.

Dini tak tahu apa-apa tentangnya, dia bisa berkata seperti itu hanya karena dia selalu mendapatkan perhatian oleh mamah dan papah, dia tak tahu rasanya sendiri, dia juga tidak tahu bagaimana rasanya ketika kita kehilangan semuanya dalam waktu yang begitu cepat

Dia tak tahu bagaimana rasa sakit yang selalu Nala rasakan, dia hanya bisa menangis dan meminta maaf tanpa tahu bagaimana caranya tetap hidup walaupun jiwa sudah mati dia tak tahu itu.

Lalu untuk apa Nala harus memikirkan perkataan nya tadi, percuma jika nala harus mengucapkan kata maaf pada semua orang itu tak akan membuat orang-orang yang dia sayangi kembali.

...Happy reading ...

Terpopuler

Comments

marrydianaa26

marrydianaa26

mampor thor, mampor juga ya di karya aku🥰

2024-04-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!