TW/CW bullying
..."kehidupan sempurna hanya bisa didapatkan saat kau menutup mata dan ketika mata itu terbuka kau akan melihat penderitaan kehidupan"...
TRINGGG TRINGGG TRINGGG
bel pulang telah berbunyi aku bergegas meninggalkan kelas karena aku takut bertemu kak Arya, dia sudah berjanji akan mengajak ku pulang bersama tetapi aku masih malu jika harus bertemu dengannya
"Nala, tunggu" teriak Tasya
"aku buru-buru Tasya, kalo ada kak Arya bilang aja aku udah di jemput oke, bye" ucapku sembari berlari keluar kelas.
Kini aku sudah berada di halaman belakang, aku menunggu semua siswa dan siswi pulang agar aku tak bertemu dengan kak Arya, ini pertama kalinya aku malu untuk bertemu seseorang bahkan saat mengatakan jika aku ingin di peluk oleh kak Arya pada kak Raka itu kukatakan tanpa sengaja, aku benar-benar tak tahu perasaan apa yang telah ku rasakan sekarang. Jika aku mengingat buku yang pernah ku baca perasaan ini di rasakan pada seseorang yang sedang jatuh cinta, tapi apakah itu benar? Apakah aku sedang jatuh cinta? Tapi pertemuanku dengan kak Arya tidak sebanyak itu hanya untuk jatuh cinta. walaupun ku tahu perlakuan kak Arya benar-benar membuatku merasa nyaman
Mungkin benar jika sekarang aku telah jatuh cinta pada seorang pria baik hati ARYA Wiguna.
Saat merasa sudah tidak ada suara-suara terdengar aku meyakini bahwa seluruh siswa dan siswi telah pulang bahkan sekarang aku juga yakin bahwa hanya tinggal beberapa guru saja yang berada disini.
Aku hendak berjalan sebelum tangan ku di tarik kasar oleh seseorang, dan melemparkannya ke tembok dengan sangat kencang.
Ah .....
jeritku karena perlakuan itu benar-benar membuat tubuhku kesakitan
kini seseorang menarik rambut ku memaksa ku untuk berdiri, sebelum seseorang lainnya mengunci kedua tanganku di belakang, aku melihat ke depan hal yang pertama aku lihat adalah seseorang yang tak asing bagiku, gadis yang pernah aku temui di tangga gadis cantik yang membuat ku kagum akan kecantikannya Amel.
"Lo pikir Lo siapa, berani-beraninya meluk pacar gue" hal pertama yang Amel ucapkan padaku
Pacar? Siapa pacar kak Amel? Aku merasa jika kak Amel sedang salah paham
"kak kayan-" belum sempat aku menjelaskan kepadanya wajahku sudah ditampar sangat kuat olehnya
"Lo lebih milih diam atau gue robek mulut Lo" ucapnya sembari menunjuk ke arah ku
"kalian pegang dia" ucap Amel kepada teman temannya
Seseorang memegang kepalaku memaksa ku untuk melihat ke arah Amel, seseorang lagi mengunci tanganku, dan satu orang lainnya memegang sebuah korek api. Mereka ada ber 4 sedangkan aku sendiri mungkin aku bisa melawan menggunakan kakiku tetapi tetap saja itu akan percuma mengingat jumlah mereka lebih banyak dariku.
Amel mendekati ku menatapku dengan tatapan marah, sebelum sebelah tangannya di ulurkan pada temannya yang memegang korek api
"Kel sini koreknya"-amel
"kak, kakak mau apa" ucap ku dengan nada bergetar
"Utututu takut dia Mel" ucap kak ara sembari melepas cengkraman tangannya pada wajahku
"Ra pegang kepalanya,ini akibat karena dia sok cantik dan caper ke Raka" ucap Amel sembari menyalakan korek api ditangannya
Raka Kata itu terdengar jelas di telinga ku yang membuatku menyadari akan satu hal, apa yang Amel lakukan sekarang mungkin karena dia cemburu melihat kak Raka yang memeluk ku tadi, tetapi kak Raka melakukan itu karena ingin menolong ku, aku rasa Amel keliru aku ingin menjelaskan padanya tapi tak sempat karena dia sudah menaruh korek api itu tepat di dagu ku
Rasa terbakar yang aku rasakan pada dagu ku benar-benar membuatku sakit aku ingin teriak tetapi suara ku seperti hilang bak di telan bumi, aku benci akan diriku saat ini, aku benci saat-saat dimana aku merasa ditindas tetapi aku tak bisa meminta pertolongan, aku benci akan diriku sendiri yang bisa kulakukan sekarang Hanyalah menangis.
"aduh kasihan banget nangis dia, teriak dong" -icha
"cha lepas tangannya, dan Ara lepas tangan Lo dari mukanya"-amel
Saat mereka melepaskan tangan mereka aku reflek terduduk lemas sembari menangis, aku benci akan hal ini, mengapa harus aku yang mengalami ini? Sebenarnya kesalahan apa yang pernah aku lakukan mengapa harus aku? Dan kenapa mereka memperlakukan seperti ini.
Bahkan saat aku sudah sangat merasakan rasa sakit pada tubuhku rasa terbakar pada dagu ku mereka masih bisa menendang-nendang tubuhku,menarik rambut ku dengan kasar,dan menamparku dengan kuat.
Lalu apa yang bisa kulakukan hanyalah menangis aku benar-benar benci akan hal ini, yang bisa kuharap kan sekarang hanyalah mereka membunuhku, jika aku mati mungkin aku tak akan merasakan perasaan seperti ini lagi,aku tak akan merasakan rasa sakit ini lagi.
Tetapi mengapa tuhan selalu menyelamatkan ku
"woyyy berhenti"teriak kak Raka, yang membuat Amel dan geng nya berlari meninggalkan kan ku
"Nala Lo nggak kenapa-napa kan" ucap kak Raka dengan nada khawatir dan hendak memeluk ku
Tetapi aku mendorongnya dengan sangat kuat
"kenapa kak, kenapa kakak datang, kenapa kakak nolongin aku, bukankah kakak nggak suka sama aku, lagian mereka kaya gini karena kakak, aku nggak tahu apa-apa kak? Hiks aku hanya ingin merasakan kebahagiaan walaupun hanya sementara, tapi kenapa mereka semua senang melihat aku menangis, seharusnya kakak biarin aja aku dibunuh sama mereka" ucapku sembari menangis
"Nala aku benar-benar minta maaf, tapi bukan berarti kamu bisa ngomong kayak gitu, hidup Lo itu berharga nal" ucap kak Raka mencoba menenangkan ku
"berharga apanya kak? Aku udah nggak punya itu semua, hidup aku udah hancur kak, aku udah nggak punya kehidupan, aku hanya tinggal menunggu kematian ku saja kak, dan kakak mengambil semuanya seharusnya kakak biarin aku mati" ucapku dengan suara serak karena tangisan yang benar-benar tak bisa ku bendung lagi
Aku benar-benar terlihat sangat rapuh sekarang, bahkan jika ada panah yang menuju ku sekarang aku tak akan menghindari itu, aku sudah pasrah akan semuanya, kebahagiaan yang aku harapkan mungkin tak akan pernah bisa untuk ku dapatkan, seharusnya aku menerima takdir bahwa aku hanyalah seorang anak yang lahir untuk menanggung dosa yang kedua orangtuaku perbuat.
Aku hanyalah anak yang lahir karena kenakalan orang tuaku, lalu aku berharap kebahagiaan itu tak akan mungkin pernah didapatkan dari seorang anak yang tak pernah didinginkan.
"Nala, Raka" teriak kak Arya yang segera menghampiri dan memelukku
Sebenarnya Aku ingin mendorongnya seperti aku mendorong kak Raka, tetapi saat kak Arya memeluk dan mengusap pundakku aku merasa aman aku meras tenang, jika aku benar-benar sedang jatuh cinta pada kak Arya, mungkin aku hanya akan membuat nya merasakan rasa sakit, aku lebih pantas hidup sendiri sekarang, aku hanyalah seorang anak yang tak pernah diinginkan dan hanya membuat orang-orang terdekat ku merasakan rasa sakit akan lebih baik jika aku mati sekarang, tetapi saat kak Arya memelukku aku merasa sangat tenang dan aman aku merasa tak ingin melepaskan pelukan itu aku butuh kak Arya tetapi aku tak pantas untuknya.
"jiwaku telah mati bersama harapan ku sekarang aku hanya bisa hidup dengan raga yang tak lagi berada dalam tubuhku"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments